BAB 21

444 46 2
                                    

"A-aku..dimana?" tanya (Name)

Ia terbangun, dan terdapat pohon besar di belakangnya. Ia mengenakan baju putih, dan rambutnya tergerai.

Ia dimana?

Sekitarnya hanya pandangan biru, tak ada seorang pun yang lewat di hadapan (Name).

Melihat ini, (Name) langsung berkeringat dingin. Ia takut.

Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Ia menarik nafasnya, dan memulai melihat ke sekitarnya.

Dia dimana?

Ingatan (Name) saat ini hanya mengingat bahwa terakhir kali ia hanyalah tertidur bersama suaminya.

Sekarang, ia sendiri di tempat yang tidak di kenali.

(Name) jadi kesusahan sendiri.

"Koutarou? Kau dimana..." ucap (Name) berjalan sambil melihat ke kanan dan ke kiri

Sunyi. Tak ada siapapun yang menyahut seruan (Name). Hanya hamparan biru, dan tanah putih yang ia injak sekarang.

Aku.... mati? batin (Name)

Mata (Name) tak dapat membendung lagi. Ia menjatuhkan air matanya dan meremas ujung baju nya itu.

"Hiks... Koutarou.... kau dimana?...hiks...Koutarou.." tangis (Name)

(Name) berjongkok dan mengelap air matanya. Ia benar-benar sakit hati sekarang.

(Name) berusaha membuka matanya, tapi memang pemandangan ini yang terlihat.

Air mata (Name) kembali jatuh, dan dadanya terasa sesak. (Name) menangis, dan menjambak rambutnya sendiri.

"Koutarou....hiks Koutarou...." tangis (Name)

(Name) menutup matanya, dan mencoba tidak berbuat panik. Alhasil, (Name) tertidur di tanah putih itu.

🌸🌸🌸

"HAH! HAH....hah?" teriak (Name)sambil melihat ke kanan dan ke kiri

Penglihatan (Name) hanya menunjukkan ia di kamar nya. Keringat dingin membasahi wajahnya, dan jantungnya berdetak lebih kencang.

Mimpi? Syukur sih... gumam (Name)

(Name) menghela nafasnya, dan mencoba untuk keluar dari kamarnya. Ia membutuhkan Koutarou sekarang.

Baru saja ia menginjakkan kakinya, ia langsung terjatuh dan tangannya meraih meja kecil di sampingnya.

Membuat gelas air yang di meja itu jatuh dan menghasilkan pecahan kaca hingga di tangan (Name).

Apalagi ini.... batin (Name)

(Name) berusaha berdiri, namun badannya seperti tidak menopang tubuh nya itu.

Seperti beban yang berat sehingga membuat (Name) tak bisa berdiri.

Lah..kok? Aku tak bisa berdiri? batin (Name)

Tak tak tak...

Suara kaki yang berlari mendekat kearah kamar (Name). (Name) mempunyai firasat bahwa ini adalah Koutarou.

"(Name)?! Kau kenapa?! Astaga!" teriak Osamu

"Eh? Samu-kun?" kaget (Name)

"Kau kenapa (Name)?! Apa ada yang luka? Astaga! Pecahan kaca! Bokuto-san ambilkan sapu!" teriak Akaashi dari ambang pintu

Terlihat Atsumu yang berdiri di depan ambang pintu hanya bisa mematung di tempat. Entah apa yang di pikirkannya.

Osamu membantu (Name) berdiri, dan mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang.

Tak lama, datang Koutarou dengan membawa sapu yang di suruh oleh Akaashi.

"Geh?! (Name)?! Kau kenapa? DARAH!" teriak Koutarou

(Name) melihat kearah tangannya, rupanya tangannya kena kaca yang sudah pecah itu.

Darah segar mengalir dari punggung tangannya, membuat Osamu dan Akaashi menjadi lebih panik.

"Tsumu! Ambilkan PPKN!" teriak Osamu kepada Atsumu yang mematung di tempatnya

"Buku PPKN?"

"KOTAK PPKN BODOH"

"PPKN APAAN"

"YANG ISINYA OBAT AH"

"BOKUTO-SAN! AMBILKAN P3K!" sahut Akaashi kepada Koutarou

Koutarou yang sigap segala hal, ia langsung mengambil kotak P3K di dapur.

Osamu dan Atsumu yang mendengar kan teriakan Akaashi langsung terdiam. Rupanya mereka sama-sama salah dengan mengucapkan P3K.

Mungkin karena panik, Osamu sampai salah kata dengan ini. Atsumu hanya merona malu melihat adiknya ini salah mengatakan kata.

Dia bodoh ga sih.. batin Atsumu

🌸🌸🌸

Bersambung!(。•̀ᴗ-)✧

Gomen kalo pendek ehe ƪ(˘⌣˘)ʃ

𝐁𝐄 𝐌𝐘 𝐖𝐈𝐅𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang