"Aishh !!! Ini semua gara-gara mu bodoh !! Kita bisa di pecat karena ini" Bentak Yerin ke pada wanita tadi.Yerin langsung keluar ingin mengejar Ji Young. Dia takut dia akan menjadi bahan amarah bos nya. Dia tidak ingin di pecat oleh Jimin.
Tepat ketika lif terbuka, baru beberapa langkah kakinya melangkah. Mata Jimin langsung bertemu dengan seorang wanita yang beberapa Minggu ini sangat dia rindukan.
Ji Young ada di kantornya. Awalnya Jimin sengaja tidak memberi kabar, karena ingin memberi kejutan kepada kekasih nya. Jimin tersenyum hangat meski wajahnya terlihat lelah.
"Chagi____" Bukannya mendapatkan tatapan hangat. Jimin malah mengerutkan dahinya ketika melihat tatapan mata Ji Young yang penuh amarah.
"Apakah itu sangat nikmat !!!" Ucapnya sinis penuh dengan kepedihan. Ji Young tersenyum smirk .
"Apa maksudmu??" Jimin berjalan mendekat. Namun Ji Young malah mundur.
"Nona____ Nona ___Tungg___" Yerin langsung berhenti dari langkah berlari nya ketika melihat bos nya juga sudah berdiri di sana.
"Yerin. Ada apa ??" Jimin semakin penasaran. Yerin terlihat takut. Pasti ada sesuatu yang terjadi Jimin mencoba menebak.
"Sayang, kita ke ruangan aku dulu yah " Ajak Jimin lembut seperti biasa sembari menyentuh kedua bahu Ji Young.
Tanpa di duga Ji Young menepisnya. "Enyahlah !!"
Jimin langsung merubah raut wajahnya. Baru kali ini dia di tatap dengan ekspresi seperti itu oleh Ji Young. "Ikut dengan ku!!"
Dengan cepat Jimin menarik tangan Ji Young dan membawanya keluar dari kantor. Dia harus menyelesaikan permasalahan ini, meskipun dia belum tau apa masalah nya.
"LEPASKAN JIM !!!" Ji Young meninggikan suaranya ketika mereka sampai di samping mobil Jimin.
" Apakah kau belum sadar hah !!!Kau____" Ji Young menahan tangisnya. Berusaha kuat, padahal dirinya sudah sangat marah.
"Jika kau diam saja aku tidak akan tau "
"Apa !!! Kau tidak merasa berbuat salah beberapa Minggu ini huh!!" Ji Young semakin emosi melihat Jimin yang seolah tidak melakukan hal aneh apapun ketika di luar kota.
"Ck..Kau hebat Jim " Lirih Ji Young tersenyum pedih.
"Katakan siapa wanita itu Jim !!"
"Apa !! Wanita ____" Detik berikutnya Jimin terdiam kaku. Raut wajahnya ikut berubah .
"Ayo kita pulang. Kita selesaikan di rumah " Bujuk Jimin dia sudah tau letak permasalahannya sekarang.
"Kita sudahi saja semuanya. Aku tidak ingin ada hubungan dengamu "
Dug
Jimin membeku. Bukan ini yang dia harapkan. Dia tidak pernah berfikir akan menjadi seperti ini hubungan mereka.
"Tidak. Kau harus ikut dengan ku dulu." Jimin kembali menarik tangan Ji Young.Kali ini dia sedikit memaksa. Karena Ji Young terus memberontak menolak, sampai di apartemen nya pun Ji Young masih memberontak, namun Jimin langsung menggendongnya seolah menculik anak orang.
Jimin baru merunkan Ji Young ketika dia sudah mengunci pintu rumah dan kamar." Akan aku jelaskan eoh!!"
Plakkk
Wajah Jimin langsung tertoleh ke samping. "Dasar pria bangsat !!!!"
Api kemarahan telihat jelas di tatapan Ji Young. "Sayang aku___"
"Stop Jim...Stop___Apakah begini caramu !!! "
Ji Young tidak habis pikir. Jimin menguncinya di kamar hanya karena dia marah. "Buka pintunya!!"
"Tidak. "
"Jim. Jangan seperti anak-anak" Teriak Ji Young .
Cupp
Jimin langsung menyambar bibir Ji Young dengan agresif, dia membaringkan tubuh Ji Young. Membiarkan gadis itu memberontak penolakan. Tidak ada cara lain lagi, Jimin sangat benci dengan bertengkar.
"Lepaskan Jim"
"Tidak akan."
Srekkk
"Apa yang kau lakukan !!" Pekik Ji Young. Dia berusaha keras untuk lepas dari kungkungan Jimin yang seperti ingin memperkosanya.
"Jika kau terus ingin kabur. Maka tidak ada cara lain untuk mencegahmu suapaya tidak kabur." Ucapnya .
"Jim akhhhhhhh" Desahan Ji Young keluar ketika jari Jimin bertemu dengan bagian selatannya. Memasukkan satu jari, itu sedikit perih karena tanpa pemanasan.
"Akhhh Jim perihhhh ahhhh"
"Jangan pergi " Bisik Jimin dia kembali melumat bibir Ji Young tanpa henti memberi sensasi lebih gila. Dia menghirup menyesap leher yang beberapa Minggu ini selalu dia rindukan.
Tubuh mereka berdua sudah benar-benar kehilangan dasar. Ji Young memalingkan wajahnya ketika melihat Jimin membuka celana bagian terakhirnya. Meski bukan kali pertama, tapi Ji Young sangat enggan melihat, masih ada rasa marah dan kesal. Ji Young tetap tidak membalas perlakuan Jimin meski dia juga merindukan sensasi ini.
Tangan Jimin meremas kedua gundukan itu. Melumat bibir Ji Young sembari menggesekkan miliknya dengan milik Ji Young membuat wanita itu menahan desahan kuat.
"Eughhhhh Jim ahhhh"
"Katakan hum!!!"
"Jimin masih menggoda. Menunggu respons Ji Young." Dia terus menggesekkan miliknya belum memasukkannya tanpa izin keluar dari bibir Ji Young.
"Ahhhh Jim...Akuh_____" Tubuh Ji Young semakin menggeliat. Tangannya perlahan menyentuh punggung Jimin dan mencengkram nya.
"Apakah aku boleh mulai sayang" Tanpa jawaban apapun . Ji Young hanya mendesah mengangguk.
Sebenarnya dia ingin menolak. tapi tubuhnya seolah tidak bisa menolak itu. bagaimana pun, Jimin memang tau kelemahannya. Dia juga tidak bisa lari, meski Jimin menunggu persetujuan terlebih dahulu. Meski menolak pun jimin juga tidak akan menyerah begitu saja.
"Lakukanlah. Anggap aku wanta yang kau suruh 'mengulum' milikmu itu !!! "
-
-
-
-Jimin Bilike : Masih ku pantau para manusia yang hanya ingin menikmati bagian nganunya doang, tapi gak mau tinggalin jejak hmm🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Days Loving Hwang Jimin (21+)💢
Teen FictionMATURE CONTENT (21++) FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Karena ada sebagian Part sengaja gak di publish 😌 "Terimakasih untuk 100 Harinya Jim"_ - - - "Jika kau ingin pergi. Maka aku akan ikut !!! "_ Lapak yang ini banyak mengandung unsur Mature Content 2...