2 Minggu yang lalu.
"Nona Han Ji Young. Silahkan memasuki ruangan dokter "
Dengan langkah ragu-ragu Ji Young masuk ke dalam ruangan yang terasa cukup dingin karena AC.
"Sudah lama tidak bertemu Nona Ji Young-Ssi " Sapa seorang dokter yang menangani kasus Ji Young.
Ji Young tersenyum ketir. "Bagaimana apakah ada perubahan dok",
Raut wajah dokter Hoseok langsung berubah. Dari tatapannya Ji Young sudah bisa menebak " Ah. Tidak masalah dok, yang penting aku masih terlihat sehat-sehat saja bukan " Canda Ji Young berusaha tersenyum.
Dokter Hoseok kagum dengan Ji Young." Aku tau kau wanita kuat. Kau tau cara menyembunyikan nya dari orang lain"
Ji Young terkekeh. " Tapi, berhentilah untuk minum alkohol, kau harus menjaga kesehatan mu" Tegur Dokter Hoseok untuk yang sekian kalinya.
"Aku tau. Aku sudah berhenti, aku hanya meminum Jus jeruk saat ini" Ji Young terkekeh.
"Um. Ngomong-ngomong. Berapa lama lagi aku bisa bertahan?" Raut wajah Ji Young menjadi serius menatap wajah Dokter Hoseok.
Dokter Hoseok terlihat mengimbangi terlebih dahulu ucapannya. Dia menunduk menghadap kalender kecil yang ada di atas mejanya.
"Aku paham. Pasti waktunya masih sangat banyak bukan !! Aku tau itu" Ji Young kembali tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa. Sedang dokter Hoseok hanya bisa tersenyum sedih melihat keteguhan Ji Young.
******
Ji Young bangun lebih dulu dari Jimin. Dia langsung berjalan ke arah kamar mandi. Ji Young menatap tubuh naked nya di kaca besar kamar mandi. Terlihat jelas bekas kemerahan ciptaan Jimin memenuhi tubuhnya, Ji Young tersenyum miris. Air matanya menetes, di ikuti oleh cairan merah kental itu juga ikut menetes dari kedua hidungnya.
Dia langsung menyeka hidungnya, langsung membasuh dengan air wastafel. Darah yang keluar cukup banyak pagi ini, mungkin karena dia sedikit tertekan dan lelah. Sejujurnya Ji Young sangat ingin bahagia, akan tetapi itu juga akan menyakiti pihak yang lain. Entah kenapa di lubuk hati Ji Young dia berharap Jimin tidak benar-benar serius mengatakan bahwa dia mencintainya.
"Kau sudah bangun hum?" Jimin tiba-tiba sudah masuk ke dalam kamar mandi, langsung memeluk tubuh Ji Young dari belakang, meletakkan dagu lancipnya di atas bahu mulus Ji Young.
Sudut bibir wanita itu terangkat menatap pantulan wajah Jimin yang masih gusar akibat baru bangun. "Aku pikir kau akan kabur seperti dulu " Ji Young terkekeh mendengarnya.
"Maaf. Jika semalam aku menyakitimu hum" Tangan Ji Young refleks menyentuh wajah Jimin mengelusnya pelan. Jantungnya semakin berdetak kuat. Ingin rasanya Ji Young menangis. Mengangis karena sudah mencintai Jimin dalam waktu singkat.
"Apa kau tidak bekerja ?" Jimin mendongak menatap Ji Young melalui kaca. "Tidak untuk hari ini. Aku akan libur untuk menemanimu "
Suara berat khas baru bangun Jimin benar-benar menggelitik telinga Ji Young. Dia sangat menyukainya akan tetapi juga sangat mengganggu. Menganggu kondisi jantungnya yang terus berdegub keras seolah memberontak ingin keluar.
"Aku bukan anak kecil yang harus di temani terus "
"Aku tidak ingin kau pergi lagi. Kau pikir enak menunggumu di Club selama 2 Minggu berturut-turut huh!!" Ji Young bisa mendengar suara kekesalan Jimin. Dia tidak menduga Jimin akan melakukan hal itu. Padahal tidak ada yang istimewa darinya.
Atau apakah ini yang di namakan Takdir!!!
"Oo jadi itu sebabnya kau menculikku huh!" Tukas Ji Young. Dan Jimin mengeratkan pelukannya. Mencium leher Ji Young lama.
"Aku tau kita hanya bertemu 2 kali dengan ini. Akan tetapi entah mengapa hari pertama aku bertemu denganmu aku merasa seolah hidupku sudah bergantung dengamu. Aneh bukan !! Padahal aku tidak segampang itu untuk mencintai seseorang. Tapi berbeda dengamu, sekali bertemu aku bisa langsung terikat" Ji Young hendak meneteskan air mata ketika mendengar hal itu.
"Bagaimana dengamu? Kau diam dari tadi" Jimin memutar tubuh ku menghadap ke arahnya. Aku menatap Jimin sendu.
"Aku senang bisa bertemu denganmu"
Alis Jimin terangkat sebelah. "Hanya itu?"
Jimin terlihat tidak terima."Kenapa ? Apa ada yang salah dengan perkataan ku?"
"Yah... Sebenarnya tidak. Akan tetapi setidaknya beri aku perkataan manis atau apalah" Ucapnya lirih. Ji Young gemas sendiri .
"Baiklah. Kalau boleh jujur, ini kali pertama aku bertemu dengan pria termesum sepertimu " Tukas Ji Young mendorong pelan tubuh Jimin yang sejak tadi terus menempel kepadanya. Melangkahkan kaki telanjang nya menuju keluar meninggalkan Jimin yang masih mematung.
"Yak !! Bukannya hari pertama bertemu kaulah yang mengajakku ke kamar duluan !!. Berati kaulah yang lebih mesum dariku " Protes Jimin tidak terima.
Sepi bangettt ☹️Ramaikan dong, Biar seruuuuu 😊
-
-
-
Don't forget to vote coment and Follow my Account yaa 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Days Loving Hwang Jimin (21+)💢
Roman pour AdolescentsMATURE CONTENT (21++) FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. Karena ada sebagian Part sengaja gak di publish 😌 "Terimakasih untuk 100 Harinya Jim"_ - - - "Jika kau ingin pergi. Maka aku akan ikut !!! "_ Lapak yang ini banyak mengandung unsur Mature Content 2...