_PRAHARA KAOS UNTUK MAHASISWA_
"ini gak salah bajunya kek gini desainnya ?" Tanya Singto melihat beberapa sampel baju yang sudah di tunjukkan.
"Iya, bukankah itu lucu"
Di sisi lain Seokjin tertawa terbahak-bahak sampai airmatanya keluar melihat desain baju milik teman-temannya.
Dia mengacungkan jempol ke Namtan dan S Coups selaku orang yang mendesain kaos tersebut.
"Iya ini sangat fantastis" ucap Seokjin."Benar kan?!, Lihat 'Calon Korban Singto Adi Wijaya', aku sangat penasaran berapa korban yang akan ter PHP kan olehmu" ucap Namtan bahagia sambil melihat Singto yang memasang wajah aneh.
"Aku tidak pernah memberi harapan kepada mereka" elak Singto.
" Kau memang tidak memberi harapan, tapi karena memperlakukan mereka dengan cara yang sangat baik itu membuat mereka berharap" ucap Jin.
Dia kenal dengan Singto sejak Singto menjadi salah satu nominasi duta, yang berasal dari Jurusan ekonomi.
"Bukankah kau sama saja, bahkan kau lebih parah dariku"
"Kau tau, aku sudah biasa dengan itu, bahkan melihat wajah tampan ku saja mereka pasti sudah akan berharap menjadi pacarku, karena aku memang setampan itu" ucap Seokjin banggga menyombongkan diri.
"Jika mereka tahu kalo kau, se tidak tahu malu ini , mereka akan ilfeal melihatmu" ejek S Coups.
"Katakan saja kau iri dengan seberapa tampangnya diriku" ejek Jin balik.
"Ngomong-ngomong bagaimana ekspresi Yibo saat melihat ini?" Seokjin hampir melupakannya.
"Ah soal itu!?, Dia biasa saja," ucap Namtan lalu kembali mengagumi hasil karyanya.
"Lebih tepatnya dia tidak bisa berkata kata, wajahnya sangat mendung seperti ada hujan badai di sana " cerita S Coups yang tadi menemani Namtan memperlihatkan hasil karyanya ke Yibo.
•••
Jam 7 malam Seokjin baru pulang dari kampus dengan membawa dua kantung kresek berisi beberapa bahan makanan.
Dia berjalan menuju dapur dan melihat pacarnya sedang ber malas-malasan di sofa depan dapur sambil bermain hp dia hanya sedikit meliriknya dan setelah itu kembali lagi dengan aktivitasnya sebelum Seokjin datang.
"Ku lihat sepertinya kau sudah punya banyak teman di hari pertama, bibik akan sangat senang mendengar ini," ucap Seokjin membuka pembicaraan sambil memasukkan bahan masakan yang tadi dia beli ke Kulkas.
"Mungkin, jika mereka menganggapku teman" sahut Yoongi.
"Hey! Mereka berani bicara dengan mu tanpa alasan yang benar-benar jelas, itu artinya hubungan kalian sudah lebih dekat dan bukan orang asing lagi, mereka juga bukan sodaramu, keluarga mu atau gurumu kan, terima saja itu" jelas Seokjin panjang lebah, Ayolah... Punya keberanian berbicara dengan seorang Min Yoongi adalah sebuah keberanian besar.
"Tapi, kalo mereka gebetanku. Mereka juga tidak punya alasan yang benar-benar jelas untuk berbicara denganku kan dan kalo di lihat lihat mereka cukup tampan juga," ucap Yoongi santai tanpa melihat ekspresi wajah Seokjin.
Merasa tidak mendapatkan jawaban Yoongi menghadap ke belakang dan melihat Ekspresi datar pacarnya itu, melihat itu Yoonggi tertawa.
"Hey! Apa kau marah hanya karena itu? Hanya karena aku mengatakan mereka tampan?" Ucap Yoongi menggoda kekasihnya itu.
Tanpa menggubris Yoongi, Seokjin mengambil dua plastik yang sudah kosong itu lalu di mambuangya ke tempat sampah, dan dia lalu berjalan menaiki tangga dan Mengabaikan Yoongi.
Melihat itu seperti ada alarm bahanya yang berbunyi keras di kepala Min Yoongi. Dia pun bergegas beranjak dari duduknya lalu mengekori Jin.
"Hyung, apa kau benar-benar marah?"
"Hyung...!!"
"Hyung..!!"
Yoongi mengejar langkah lebar Seokjin.
Akan bahaya jika Seokjin sampai marah, bahaya untuk dompetnya, dia harus bertahan hidup dengan uang jajan dari ayahnya yang mana tidak bisa menghidupi gaya hidupnya yang cukup hedon ini.
Dulu kalo di rumah dia masih bisa mengemis ke ibunya tapi sekarang dia sangat jauh dari rumah dan hanya dompet Seokjin lah satu-satunya alat bertahan hidupnya.
Seokjin memasuki kamarnya dan menutupnya, tapi untungnya tidak di kunci sehingga Yoongi bisa masuk.
Saat Yoongi sudah masuk tiba-tiba pintu di tutup dengan cukup keras dan dia di dorong sehingga punggungnya menemel di pintu dan Seokjin yang berdiri mengukungnya.
*Kalian tahu kabedon kan guys"Apa maumu Hyung ?" Tanya Yoongi tanpa menatap Seokjin.
"Kau tau Syuga-ya.." ucap Seokjin dengan nada rendah di telinga Yoongi.
Yoongi mendorong wajah Seokjin jari perpotongan lehernya.
"Oh jadi ini rencanamu, kau bilang tadi akan manggil Tukang, tapi nyatanya kau tidak memanggilnya dan kamarku masih terkunci" Yoongi menatap datar Seokjin.
"Tidak, aku benar memanggilnya, kau bisa mengeceknya di ponselku"
Yoongi tahu kalo pacarnya ini sedang berbohong di lihat dari telinganya yang memerah dan matanya yang tidak berani menatapnya balik.
"Sudahlah..cepat mandi, tubuhmu bau formalin, mataku perih mencium baunya" Yoongi mendorong tubuh Seokjin untuk memberi ruang untuk dia bernafas.
Jin menarik tangan Yoongi yang masih bertengger di pipinya, di arahkan nya kedepan lalu mengecupnya.
"Apa kau tidak rindu denganku, kita LDR 1 tahun kau ingat?!" Protes Seokjin.
Yoongi mendesah jengah dengan ucapan pacarnya "Tapi kau selalu pulang setiap minggunya Hyung, jika kau lupa!"
"Sana cepat mandi, aku sudah tidak tahan dengan bau tubuhmu, pakai sabun yang banyak" Yoongi mendorong Seokjin ke kamar mandi.
Seojin yang di begitukan memasang wajah sebal sambil berjalan ke kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love [JinGa]✓
FanfictionHanya cerita ringan. "Cinta yang di luar ekspektasi" Ini hanya berisi keseharian pasangan beda arah tapi satu pemikiran. Kim Seokjin dan Min Yoongi "Kau terlalu berisik," "Kau terlalu kasar" Yoongi Uke Seokjin Seme Dibuat 12/07/2021