Chapter 29

626 58 5
                                    











Apa kalian fikir masalahnya selesai di sana?

Oh! Tentu saja tidak, Yoongi sendiri pun tahu itu, karena sekarang dia sedang bersimpuh di karpet bulu depan tv dengan Seokjin yang sedang duduk di sofa panjang di depannya menonton tv sambil memakan camilan.

Bahkan Jungkook yang baru pulang usai les karate pun menatap mereka bingung.

"Ini mau sampai kapan," protes Yoongi.

"Jadi, apa masalah sebenarnya?," Seokjin meletakkan toples camilannya dan mematikan tv untuk fokus berbicara dengan Yoongi.

"Aku menolak teman gadis itu, terus dia tidak terima dan memarahiku, dan yah... Kejadian selanjutnya seperti yang kau tahu," terang Yoongi.

"Ku rasa sepertinya tidak se simpel itu sayang?" Seokjin semakin menatap Yoongi tajam, karena dengan tingkah Yoongi yang tidak berani untuk menatap matanya, pasti ada sesuatu yang di sembunyikan oleh kekasihnya tersebut.

"Yah... Sebenarnya aku menolaknya sedikit agak kasar, tapi itu bukan kesalahan ku, itu salah temanya sendiri," Yoongi membela dirinya sendiri, kalo dia emang kasar tapi itu juga bukan kesalahannya.

"Coba jelaskan, biar aku mengerti letak ke tidak bersalahahan mu itu dimana sayang?," Seokjin gemas dengan muka tidak ingin di salahkan milik Yoongi.

"Aku sudah menolaknya dengan baik dan aku bahkan sudah menunjukkan cincin tunanganku," Ucap Yoongi sambil nunjukin cincin yang melingkar di jari manisnya.

"Dia terus membantah karena kita tidak pernah terlihat bersama, Terus dia bertanya 'Apa lebihnya tunangan lo di banding gue!', gitu,"

Mereka memang jarang pergi bersama karena Jadwal Seokjin yang sangat padat dan jadwal Yoongi yang sangat santai, Yoongi samasekali tidak mengambil jadwal pagi, semuanya di alihkan ke siang ataupun sore.

Sedangkan Seokjin sendiri jadwalnya di mulai di pagi buta dan di akhiri menjelang tengah malam.

Saat Yoongi sibuk bercerita  Jungkook datang dengan satu sisir pisang dan beberapa jeruk  di tangannya, lalu menempatkan diri untuk duduk di samping kanan Seokjin sambil memakan pisangnya.

"Terus kau jawab apa?," Seokjin bertanya sambil mengambil satu buah pisang yang di bawa Jungkook.

"Ya sesuai kenyataan aja 'Banyak!!, Yang paling utama kau itu tidak se kaya dia, dan aku bercita-cita menjadi bapak rumah tangga, memangnya kau bisa mengatasi itu?, Lagipula kau juga bukan Kim Seokjin' ," adu Yoongi, dia itu hanya ingin hidup dengan nyaman tanpa beban hidup.

Dia juga belum menemukan orang yang lebih kaya dari Kim Seokjin yang bahkan harga keset di rumahnya saja setara dengan UMR jogja.

"Kau mengatakan yang benar, memang di lah yang salah," Seokjin mendukung pernyataan Yoongi.

"Apa aku sudah boleh berdiri ?," Yoongi menatap Seokjin dengan ekspresi memohon seperti anak kecil.

Seokjin hanya menjawab dengan anggukan kepala.

Sedangkan Jungkook menatap mereka dengan mata bulatnya, dia merasa ada yang salah di sini.
Di antara hal manis antara Seokjin dan Yoongi sebenarnya mereka berdua itu sering bertengkar.

selama Jungkook tinggal bersama mereka, Seokjin adalah orang yang sangat seram kalo lagi marah, tapi anehnya Yoongi selalu bisa lepas dengan alasan - alasannya, yang sebenernya cukup masuk akal, emang salah ceweknya kenapa pakai nanya gitu, mana yang di tanya bentukannya kayak Min Yoongi.

Sebuah dering tanda telephon masuk berbunyi, itu adalah nada dering handphone milik Seokjin yang ada di atas meja.

Karena melihat tangan Seokjin yang sibuk untuk mengupas jeruk maka Yoongi yang mengambilnya, terlihat nama Lisa tertera di sana.

Unexpected Love [JinGa]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang