Didapuk Jadi Penjaga

354 46 1
                                    

Mew berjalan santai di kantor kepolisian. Dia datang terlalu awal. Sebenarnya Mew terdaftar sebagai anggota yang menangani kasus penyelundupan narkoba. Ada mafia yang menyelundupkan narkoba jenis sabu-sabu seberat 2 kuintal di pelabuhan. Sabu-sabunya ditemukan polisi, tapi pelakunya belum diketahui.

Kepolisian sudah mempunyai gambaran pemilik sabu-sabu itu. Mereka membentuk tim untuk mengusut kasus ini dan Mew berada di dalamnya. Harusnya pagi ini Mew melakukan penyelidikan bersama timnya, tapi tengah malam tadi namanya dicoret dari daftar. Tiba-tiba atasannya mengalihtugaskan dia untuk mengusut kasus tabrak lari yang menimpa Gulf Kanawut. Mew keberatan, tapi dia bisa apa?

Atasannya itu tidak terlalu keras, tapi teguh pendirian. Kalau sudah bilang A, akan tetap A walau ada hujan badai sekalipun.

“Mew, kau datang terlalu pagi?” Suara yang familiar itu mengalun di udara. Milik Bright, teman seangkatannya di kepolisian. Mew melenggang santai tanpa mau menanggapinya. Dia duduk di salah satu kursi entah milik siapa. Kursi itu masih kosong pagi ini. “Kapten belum datang. Kau akan bertemu dengannya, kan?”

“Dari mana kau tahu aku akan bertemu dengannya?”

“Semua orang tahu kau dialihtugaskan oleh Kapten.”

Padahal pemindahan tugasnya dini hari tadi, sekarang semua orang sudah tahu berita itu. Berita buruk selalu menyebar lebih cepat daripada wabah. Mew berdecak kesal, membuat Bright tertawa senang.

“Sudahlah. Lagi pula kau sering menangani kasus besar. Sekali-kali coba pecahkan kasus kecil.”

“Aku sudah pernah melewati fase itu.”

“Aku tahu!”

Seorang OB lewat. Bright memanggilnya dan memesankan kopi hitam untuk Mew dan dirinya sendiri. Itu bentuk respek darinya agar Mew bisa mengatasi gejolak batin karena Kapten seenak jidat memindahtugaskan temannya itu.

“Kau jangan sedih begitu!”

“Aku tidak sedih.”

“Kau terlihat setengah hati menangani kasus ini.”

Mew menghela napas bosan di depan Bright. Seakan mengatakan pada dunia bahwa begitulah nasib detektif polisi yang punya atasan nyeleneh seperti atasan mereka.

“Nona Kanawut itu salah satu pemegang saham perusahaan periklanan terbesar di negara ini.” Bright mengabaikan Mew yang menyipitkan mata sengit padanya. Dia segera melanjutkan, “Kudengar dia orang yang hebat. Dia cantik, pintar, dan kaya. Kau tak akan menyesal bertemu dengannya.”

Kalau saja kasus ini diserahkan padanya, Bright akan senang. Tidak akan membuat reaksi kebosanan seperti yang ditunjukkan Mew. Kasus tabrak lari bagi Mew sama dengan kasus mengutil barang, terlalu kecil. Tapi Bright tahu kalau temannya itu hanya tidak mengerti seni dalam memilih kasus.

“Jangan anggap remeh kasus tabrak lari. Pecahkan saja kasusnya, siapa tahu kau dapat bonus dari perusahaan periklanan itu.”

“Aku tak gila uang sepertimu!”

“Tapi kau tak akan menolak kalau diberi uang, kan?”

Mew tidak menjawab yang artinya membenarkan. Siapa juga yang tidak mau uang, bahkan orang yang sudah kaya raya saja masih terus mencari uang.

“Ngomong-ngomong kau sudah mengambil berkas kasus itu?”

“Sudah.” Mew menyamankan posisi duduknya. Menyandar dengan santai sambil menyilangkan kakinya. “Pagi tadi dua petugas mengantarkannya padaku.”

“Kau sudah menyiapkan pertanyaan untuk Nona Kanawut nanti?”

Mew tidak menjawab karena saat itu OB datang memberikan kopi mereka. Setelah berterima kasih dan menunggu OB itu pergi, mereka meneruskan pembicaraan.

Mr. BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang