Aksi Curi Ciuman

306 38 3
                                    

Mew berkunjung ke kantornya. Dia kembali meminta jawaban kepada Kapten Guy soal alasan dirinya turun pangkat dari detektif jadi pengawal. Alih-alih mendapat jawaban, dia diusir lagi oleh Kapten. Atasan Mew itu masih saja bungkam soal pengawalan terhadap Gulf. Ketika Mew hendak meninggalkan kantor, Bright memanggilnya. Mereka diharuskan menghadap Kapten Guy lagi.

“Mereka mengirim uang agar kepolisian membuat perlindungan khusus untuk Gulf. Dana yang mereka kirim itu sifatnya memaksa untuk diterima. Maka dari itu, pemerintah kita tidak bisa menolak.”

Karena keluarga besar Traipipattanapong, keluarganya Gulf, masih percaya dengan cerita-cerita lama, mereka mengira kejadian yang menimpa Gulf karena kutukan keluarga. Gulf harusnya memulai bisnis di luar negeri. Karena lelaki itu berkeras, makanya dia celaka. Untuk saat ini pihak kepolisian tidak berani mengatakan kebenarannya pada keluarga besar Traipipattanapong. Kebetulan pemerintah juga melarangnya.

“Dana itu dikirimkan ke rekening kepolisian. Pengelola keuangan mengirimkan semua uang itu ke departemen kita. Jadi, tugas wajib kita adalah menjaga Gulf, menemukan penabrak, dan memenjarakannya.”

“Jadi soal penarikan itu ...?” Bright cepat mengambil kesimpulan.

“Ya. Aku menarik beberapa anggota dari Tim yang menyelidiki kasus obat-obatan terlarang untuk mengusut kasus ini. Ada tim baru yang ditugaskan untuk menangani penyelundupan narkoba itu,” terang Kapten. “Kasus ini jalannya lambat karena kalian tidak kompak. Aku sudah menyusun ulang tugas-tugas untuk kalian. Besok pagi, aku minta kalian berkumpul lagi di sini!”

Bright dan Mew sudah dipersilakan keluar. Harusnya mereka meninggalkan ruangan Kapten Guy detik itu juga, tapi mereka masih berdiri di tempatnya. Kapten Guy yang sudah kembali mengerjakan tugasnya, terpaksa mendongak ke arah keduanya.

“Kapten, aku tidak percaya kau melakukan ini pada kami.”

“Aku juga tidak percaya, Mew!” balas Kapten Guy. “Kau kira enak berada di posisiku? Aku terjebak tugas dari atasan. Tiba-tiba diserahi uang, diberi perintah yang mengharuskan kita tidak boleh gagal dalam tugas.”

Kapten Guy mendesah lemah. Mew dan Bright diam, memberi waktu bagi atasannya untuk menjelaskan.

“Semalam pimpinan pusat meneleponku. Beliau menyampaikan pesan dari pemerintah agar aku mengerahkan anak buahku untuk menjaga dan mengusut kasus yang menimpa Gulf. Beliau juga mengatakan bahwa kita harus membujuk Gulf agar tetap tinggal di sini!”

“Apa alasan pemerintah memerintahkan begitu?”

“Karena Gulf itu aset negara.” Kapten Guy terdiam sejenak, kemudian meralatnya. “Keluarga Traipipattanapong itu aset negara. Keluarga mereka menyumbang 15% pendapatan negara di sektor pariwisata. Kalau Gulf tidak tinggal lagi di sini, pemerintah khawatir mereka akan mencabut semua usahanya dari sini dan memindahkannya ke negara lain.”

“Cuma karena itu? Bukankah masih banyak orang kaya lain di negara kita?”

“Masalahnya tak sesimple yang kau pikirkan. 15% pemasukan dari mereka bisa memberi makan seluruh penduduk di negara ini selama setahun. Kalau kalian bisa menemukan orang lain yang mau mengganti pendapatan sebanyak itu, tidak masalah kita meninggalkan tugas ini.”

Kalau begitu Gulf dan keluarganya memang sangat kaya. Mew dan Bright merasa kecil di hadapan nama Traipipattanapong. Namun, tidakkah perlakuan seperti ini bisa disebut mendewakan keluarga besar Traipipattanapong?

“Pemerintah juga menyuruh kita merahasiakan pada keluarga Gulf kalau tabrakan itu adalah sebuah usaha pembunuhan.”

“Kalau mereka kaya, cepat atau lambat mereka pasti akan tahu.”

Mr. BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang