Dilamar Jadi Kekasih

284 36 2
                                    

Kalau dibilang klien spesial memang bukan, tapi nyatanya Gulf dapat kunjungan langsung dari Kapten Guy. Atasan Mew dan Bright itu sudi menyisihkan waktu untuk menjenguk korban tabrak lari yang kasusnya sedang diurus anak buahnya. Demi menghormati penyalur uang ke rekening kepolisiankah?

Bisa jadi.

Tapi ini lebih kepada telepon langsung dari pihak Gulf yang menginginkan Kapten Guy datang mengunjunginya. Ada suatu hal yang ingin dikatakan Gulf pada Kapten dan itu berkaitan dengan Mew.

“Jadi?” tanya Bright setelah Kapten Guy keluar dari ruang rawat Gulf.

“Tidak terjadi apa-apa,” jawab Kapten santai.

“Kapten, kau memberi perhatian spesial padanya.” Bright takut saingannya bertambah. Sudah ada temannya Gulf, Mew, dan sekarang kaptennya ikut serta. Dia pasti orang pertama yang akan tersingkir. “Itu bukan karena keluarganya, kan?"

“Dia memang spesial,” jawab Kapten Guy masih terlihat santai. “Pemerintah dan keluarga besar Traipipattanapong yang membuat Gulf spesial,” tambahnya, kali ini sudah tak lagi menggunakan nada santai.

Kapten Guy duduk di deretan kursi tunggu. Mengeluarkan rokok dan korek api. Menyematkan rokok di bibir, lalu menyulut ujungnya dengan api. Kapten menyimpan koreknya, memulai proses merokok dan mengembuskan asapnya ke sekitar.

“Di sini ada larangan merokok?” tanyanya. Bright menganggukinya tanpa pikir panjang. “Sudah kukatakan pada istriku kalau aku berhenti merokok.”

“Ya, tapi mungkin ada pengecualian untukmu,” jawab Bright acuh tak acuh. “Kapten, kan, pimpinan kami, siapa yang berani memprotesmu? Istrimu juga tak melihatmu merokok kali ini.”

Kapten Guy mengembuskan asap rokoknya sekali lagi. Setelah terbatuk-batuk di hisapan kedua itu, dia mematikan rokok dan mengembalikan dalam wadahnya.

“Jangan bilang pada siapa pun kalau aku merokok di rumah sakit!” pintanya. “Ini berhubungan dengan kasus Gulf Kanawut itu. Dia membuatku sakit kepala.” Kapten tak mau berpura-pura lagi.

Dengan melihat Kapten Guy kembali merokok, Bright bisa menebak kemungkinan masalahnya bertambah pelik.

Kasus Gulf Kanawut bukan makin jelas, malah makin rumit. Segala tindak kejahatan kasus itu telah ditangani dan berjalan pesat, tapi masalah keberadaan Gulf di negara ini yang membuat Kapten Guy jadi bingung. Atasannya menawarkan penghormatan tertinggi untuk Kapten Guy dan semua agennya kalau berhasil membuat Gulf bertahan. Namun, atasannya juga mengancamkan penurunan atau lebih kejam lagi pencopotan jabatan besar-besaran di devisi yang dia pimpin kalau perintah itu gagal dilaksanakan.

Di lain pihak, utusan keluarga Traipipattanapong mendesak Kapten Guy segera memecahkan kasusnya. Baru-baru ini pihak itu menawarkan sejumlah uang lagi agar nantinya hasil penyidikan dimanipulasi. Intinya keluarga Traipipattanapong mau Gulf keluar dari negaranya sendiri. Bagaimana Kapten Guy tak pusing sekarang?

“Kau tahu apa yang barusan dikatakan Gulf padaku?”

Bright menggeleng cepat.

“Dia menyukai salah satu agenku.”

Bright hampir-hampir tersenyum. Pasti dirinya, siapa lagi agen terhebat di sini selain dia? pikirnya, terlalu percaya diri.

“Dia bilang menyukai Mew. Dia minta padaku agar diizinkan berpacaran dengannya.” Kapten mendesah, demikian juga Bright. “Gila! Apa yang dilakukan berandal itu sampai Gulf jatuh cinta padanya? Mana dia sekarang?”

Mew tiba-tiba muncul.

“Aku di sini!” sahut Mew, baru datang. Dia bergabung dengan partner serta atasannya. Pura-pura tidak tahu atas apa yang membuat atasannya itu terlihat stres di depannya. “Ada apa membicarakanku?”

Mr. BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang