Kekasih 1 Juta Dolar

269 39 3
                                    

Mew ingin pergi sebentar. Dia dapat tawaran dari Bright ke bar, tempat wanita bernama Eye itu sering muncul. Bright menemukan wanita itu di sana, maka dari itu dia mengundang Mew untuk datang. Mew merasa tidak masalah meninggalkan Gulf kalau lelaki itu tertidur, tapi sejak Gulf bangun, sampai sekarang tidak mau tidur lagi. Bagaimana Mew bisa pergi ke bar kalau begini caranya?

“Bai baru saja menelepon. Dia butuh bantuanku di tempatnya sekarang,” kata Mew mulai berdalih. “Ini tentang kasus tabrakanmu. Aku harus membantu Bai. Tentunya kau mau masalah ini cepat selesai, kan?”

Semakin Mew banyak bicara, semakin curiga Gulf dibuatnya. Dia kira Gulf bodoh apa? Meski dia tidak tahu menahu soal tugas-tugas polisi, bukan berarti setiap kebohongan bisa luput dari pandangannya.

“Tugasmu adalah menjagaku dan tugas Detektif Bai adalah mengurusi masalah di lapangan, seperti itu yang aku tahu. Apa mungkin dia diperbolehkan minta bantuanmu?”

“Tentu saja. Seperti ini cara kerja kami,” terang Mew sambil berharap Gulf tak tahu menahu soal pekerjaan detektif yang sesungguhnya. “Lagi pula tak akan ada yang berani menyentuhmu. Kau sangat aman berada di rumah sakit ini.”

“Ya, tapi tugas tetap tugas. Kecuali atasanmu sendiri yang menyuruhmu datang.”

Ih, ternyata Gulf tak bisa dibohongi, pekik Mew dalam hati.

Mew mendekat ke ranjang. Dia menarik kursi dan duduk di dekat Gulf. Tiba-tiba mengembuskan napas panjang dan menunjukkan kalau dia terserang rasa bosan yang hebat.

“Aku lebih suka kerja di lapangan, menantang bahaya untuk menangkap penjahat,” kata Mew jujur. “Aku bosan duduk di ruangan ini terus.” Lalu mengembuskan napas panjang lagi. “Padahal menungguimu baru beberapa hari. Mungkin karena kau orang yang tak menyenangkan, aku jadi bosan seperti ini.”

Gulf bukan tidak menyenangkan, bahkan kebalikannya. Orang dengan sifat angkuh dan sombong membuat lelaki kadang-kadang merasa tertarik dan tertantang. Masalahnya untuk saat ini bukan percintaan yang diutamakan, tapi tentang kasus. Kalau Mew hanya duduk diam, dia memang selalu bosan. Dengan berkata begitu Mew harap Gulf langsung mengusirnya. Jadi, ada alasan baginya untuk meninggalkan tempat.

Masalah akan dimarahi atau tidak, tergantung Gulf akan mengadu pada Kapten Guy atau tidak. Itu bisa diurus belakangan.

“Benarkah? Aku tak menyenangkan tapi kau menciumku saat aku tidur.”

Mew terperanjat. Kenapa pembicaraan bisa berbelok sedemikian tajam? Mew langsung menarik kesimpulan kalau Gulf tidak benar-benar tidur tadi. Dia tertipu oleh akting lelaki itu.

“Tidak apa-apa, tidak akan kuadukan pada atasanmu.”

“Kupikir kau tidur,” celetuk Mew, agak canggung.

“Aku memejamkan mata, bukan berarti tidur.”

Mew diam walau sebenarnya dia sedikit malu.

“Kau tertarik padaku, sama seperti teman detektifmu itu?” Selain tak bisa dibohongi, dia juga jago menebak pikiran orang. Mew tiba-tiba jadi merinding. “Berapa banyak uang yang diberikan keluargaku pada kalian untuk membujukku keluar dari negara ini?”

“Kau tahu soal itu juga?”

“Bahkan aku tahu kalau kedatangan sepupuku nanti untuk membujukku juga.” Gulf cuma tersenyum simpul setelah mengatakan kalimat barusan. “Aku menyukai negara ini, ingin tinggal dan berbisnis di sini apa pun risikonya. Tapi dengan kejadian ini, aku tak punya alasan untuk menetap.”

Mew tidak mengerti. Sepertinya itu urusan internal di keluarga Traipipattanapong. Antara Gulf dan keluarga besarnya. Urusan orang kaya selalu aneh-aneh.

Mr. BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang