Rumah Keluarga Traipipattanapong

266 36 1
                                    

Mew melihat Gulf mondar-mandir melakukan hal-hal tidak jelas. Mengambil barang-barang, keluar masuk toilet, dan naik turun ranjang sesukanya. Walau dia harus meloncat-loncat dengan sebelah kakinya, Mew tak mau repot membantu. Dia tahu Gulf juga tak mungkin mau dibantu. Gulf adalah lelaki angkuh yang bisa melakukan segalanya sendiri. Percuma Mew menawarkan bantuan kalau pada akhirnya ditolak. Lebih baik dia duduk diam di sofa.

Dipikir-pikir, tak ada gunanya dia ditugaskan untuk menjaga Gulf. Selama ini tak ada ancaman apa pun terhadapnya. Jangankan penjahat, nyamuk saja tak berani masuk ruang rawatnya. Keberadaan Mew jadi tidak berguna. Tahu begini, dari awal saja dia minta dialihkan tugas. Dia bosan datang pagi pulang malam cuma untuk bersama Gulf. Sekarang terlambat untuk mengeluh, dia sudah terikat kontrak bernilai sejuta dolar dengan Gulf. Ada tugas atas nama kepolisian yang ditanggungnya pula.

“Kapten Guy sudah memberitahumu?” Gulf meloncat-loncat menghampiri Mew, kemudian duduk di sebelahnya. “Kukatakan padanya, aku pergi dari negara ini kalau tak diizinkan berpacaran denganmu.”

“Sudah.” Mew merengut sedikit. “Kapten mengumpankanku padamu.”

“Seperti perkiraanku.”

“Kapten juga menyuruhku membujuk keluargamu,” Gulf pasti tahu alasannya, Mew tidak perlu menutup-nutupi apa yang dikatakan Kapten Guy tadi. “... agar keluargamu tak mengusik negara kita.”

“Tentang itu ...,”

Benar kan, Gulf tahu? Mew sudah menduganya.

“Kapten Guy hanya takut. Keluargaku tak sejahat yang dia pikirkan.”

“Tentang …?” tanya Mew ingin tahu lebih jelas.

“Itu cuma rumor, tidak benar!”

Mew penasaran, rumor apa yang membuat Kaptennya takut?

“Kau tak usah cari tahu, tak akan pernah ditemukan kebenarannya.”

Mew bukan tak ambil pusing, dia cuma mau diam untuk sementara. Cepat atau lambat dia juga pasti tahu dari Bright. Atau mungkin tidak, mengingat baru saja dia mematahkan hati Bright gara-gara dapat perintah memacari Gulf. Jangan salahkan Mew, tawaran dari Gulf cukup menggiurkan dan perintah langsung dari Kapten Guy tak mungkin dia tolak. Salah Bright sendiri, dia punya sikap yang tak cukup membuat Gulf tertarik menjadikannya kekasih.

Eh, ngomong-ngomong Mew juga yang mencegah Gulf menawarkan kontrak sejuta dolar itu pada Bright.

Gulf menaikkan sebelah kakinya ke atas meja rendah di depannya dengan kedua tangannya. Dia kesakitan di bagian yang baru dioperasi itu. Walaupun operasinya sudah beberapa hari yang lalu dan sekarang kakinya sudah dibebat kuat-kuat, tapi masih terasa nyeri. Itu yang namanya fase penyembuhan. Gulf mengabaikan rasa sakitnya sejenak. Dia mendorong tubuh Mew menyandar ke sofa, melebarkan tangan Mew dan meletakkan kepalanya sendiri di bahu itu.

“Kau perlu memperlakukanku seperti seorang kekasih,” begitu dalih Gulf.

“Tapi kenapa tumben sekali …?”

“Karena aku tahu seseorang akan datang.”

Mew menajamkan pendengarannya sambil menoleh ke pintu. Sebagai seorang detektif dia merasakan akan kehadiran beberapa orang, mereka sedang berjalan ke ruangan. Mew bisa tahu karena dia pernah dilatih, tapi bagaimana dengan Gulf?

“Bagaimana kau bisa tahu kalau akan ada orang yang datang kemari?”

“Sttt!” Gulf mengisyaratkan untuk diam dan ternyata muncul dua orang dari luar kamarnya.

“Gulf.”

Tadinya Win senang Gulf bisa cepat keluar dari rumah sakit, setelah melihat kelakuan temannya itu bersama Mew, dia langsung mengerutkan keningnya. Antara heran dan agak jijik.

Mr. BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang