Ledakan

120 7 1
                                    


Pagi ini Bright pulang dari pengintaian. Hampir terjaga tiga kali dua puluh empat jam, dia sudah mirip zombie. Badannya lesu, mukanya pucat, matanya sayu dengan lingkar hitam di sekitarnya. Ketika Mew datang dan duduk di depan mejanya, Bright tengah menyesap kopi buatan OB kantor.

"Kau tak berniat pulang dan beristirahat sejenak?"

"Setelah melapor pada Kapten Guy, aku akan pulang dan tidur." Bright menyeruput kopinya lagi. "Katakan pada Gulf aku tak jadi datang pagi ini. Mungkin nanti sore atau besok pagi."

Kalau Bright mengundur pertemuan sesukanya, bisa jadi alasannya bertemu Gulf tidak

ada hubungannya dengan kasus yang dia tangani.

"Bagaimana dengan rencana penangkapan hari ini?"

"Semua agen sudah siap di posisi. Beberapa jam lagi penjahat-penjahat itu akan ada di balik sel tahanan."

Mew melirik Bright yang tidak bersemangat sama sekali. Mew tahu selelah-lelahnya detektif, Bright masih punya cukup stamina untuk ikut penyergapan itu. Kalau rekan timnya sedang dalam keadaan seperti ini, tentu ada penyebabnya.

"Kau tak diikutsertakan dalam penyergapan?" tanya Mew terkesan mengejek. Kalau memang nasibnya dan Bright sama, Mew berniat menjabat tangannya.

"Ini adalah penyergapan kelompok yang diduga jadi tersangka pencurian mobil. Aku tak bisa ambil bagian di dalamnya," jawabnya setelah menyesap kopinya lagi. Dia butuh asupan caffein lebih banyak agar bisa terjaga sampai atasannya datang nanti. "Tadi malam aku dan tim mengintai beberapa tersangka lain, tapi cuma aku yang kehilangan jejak," kata Bright malas. Itulah jawaban yang ditunggu Mew, jawaban yang menyebabkan rekannya tidak bersemangat. "Padahal kalau tadi malam aku berhasil mengumpulkan bukti, tersangka bisa langsung ditangkap."

Bright melakukan semuanya dengan benar bersama partner-nya. Mereka pergi ke pusat olah raga karena malam itu ada pesta perayaan kemenangan sampai pagi. Salah satu tim milik Nicky memenangkan perlombaan terbaik se-Asia, dan tersangka yang dikuntit Bright serta partner-nya mengadakan pertemuan dengan Nicky.

Kesalahan teknis terjadi ketika Bright memegang teropong, mengawasi gerak gerik tersangka di kerumunan. Melihat orang lain datang, sontak Bright mengalihkan teropongnya ke orang itu. Seorang lelaki tampan yang seksi mengalihkan perhatian Nicky, mereka berbicara bak rekan lama. Ketika pembicaraan selesai, lelaki itu pergi begitu saja. Masalahnya, bukan mengawasi tersangka, Bright malah mengawasi lelaki itu sampai masuk mobil dan melajukan mobil itu pergi. Berita baiknya, Bright telah tertarik dengan lelaki lain selain Gulf. Berita buruknya, dia kehilangan bukti transaksi dan kehilangan jejak tersangkanya.

Rekan Bright marah sekali, mengomel sambil dua kali penempeleng Bright. Untung mereka sama-sama detektif, dengan cepat keluar dari persembunyian dan berbaur di kerumunan. Mereka menemukan tersangkanya lagi, tapi tidak menemukan bukti untuk melakukan penangkapan. Lalu keduanya pulang dengan tangan kosong pagi tadi.

Mew tertawa sejenak. "Apa yang membuatmu gagal?"

"Lelaki bertubuh eksotis."

"Oh, jadi kau sudah menyukai lelaki lain lagi, sekarang?" ejek Mew.

"Kau tak akan tahu rasanya terpesona. Lelaki yang kulihat semalam itu seksi bukan main. Tubuhnya bagus dan pas."

"Kau bilang Gulf juga punya tubuh yang bagus, apa itu patokan untuk mencari lelaki yang bisa kau kencani?"

"Itu salah satunya. Salah duanya, tubuhnya pas," terang Bright sambil membuat bulatan ke depan dengan kedua tangannya. Artinya pas di pelukannya. "Dia lelaki kedua yang akan kukencani setelah Gulf," katanya, mengubah ekspresi lesunya jadi gembira.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr. BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang