Detektif Polisi Dari Satuan Pusat

375 46 1
                                    

“Selamat pagi!”

Mew, si detektif yang kadang dibilang polisi begajulan, kali ini berpakaian formal hingga badan tinggi besarnya terlihat tidak setegap biasanya. Jasnya bersih dan rapi, meski sebenarnya itu jas dua tahun lalu yang dipakai dua tiga kali dalam setahun. Dulu jas itu sedikit longgar, tapi sekarang agak kekecilan. Di belakangnya, dua petugas berseragam polisi mengikutinya masuk ke ruang rawat.

“Kami dari kepolisian, ditugaskan untuk mengusut kasus tabrak lari Kun Gulf Kanawut.”

Dia menunjukkan lencananya, kemudian mengantonginya lagi. Menghampiri Tae dan Win, bersalaman dan saling berkenalan.

“Saya minta waktunya sebentar. Bisakah Anda berdua keluar, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan pribadi pada Kun Kanawut!”

“Apa kita tidak bisa tetap di sini?” pinta Tae.

“Ini prosedur. Proses tanya jawab ini bisa terganggu bila ada warga sipil ikut mendengarkan.”

“Tapi kami keluarganya.” Tae masih tidak mau menyerah. “Kami tidak akan mengeluarkan suara sedikit pun selama proses tanya jawab berlangsung.”

“Maaf, ini prosedur,” ulangnya tanpa ada basa basi. “Anda berdua bisa bertanya pada Kun Kanawut setelah kami selesai.”

Tae tidak ingin meninggalkan Gulf. Namun, polisi punya wewenang untuk menghindarkan semua orang yang berpotensi mengganggu proses tanya-jawab. Tae tidak akan menyerah kalau saja Win tidak memarahi dan menariknya keluar dari ruang rawat.

Pintu segera ditutup setelah kedua teman Gulf itu keluar ruang rawat. Satu polisi ikut keluar untuk berjaga di luar pintu dan seorang lagi berjaga di dalam ruangan.

“Selamat pagi!” Mew mengulang sapaannya. “Kun Kanawut, saya detektif polisi yang ditugaskan untuk menangani kasus Anda,” terangnya dengan gaya formal. “Saya Mew Suppasit, detektif polisi dari satuan pusat.”

“Aku mendengarnya saat Anda berkenalan dengan kedua temanku tadi,” sahut Gulf yang tidak mau berbasa-basi juga.

Gulf merasa tidak nyaman melihat Mew. Penampilan, gerak gerik, dan juga perkataan detektif itu sok formal. Orang yang formalitasnya tidak sempurna, pasti ada yang salah dengan orangnya. Gulf punya banyak pengalaman dengan orang-orang seperti itu, yaitu kliennya. Dan dia tidak suka. Gulf berharap sesi tanya-jawab ini akan berjalan cepat.

“Baguslah kalau begitu. Saya akan mulai bertanya, saya harap Anda tidak keberatan mengingat kejadian tabrakan semalam.”

“Tidak keberatan.”

Mew menyiapkan kertasnya. Dia mengeluarkan alat tulis dari dalam saku kemejanya, lalu menekan kepala pulpen untuk memunculkan ujungnya. Mew berdehem sejenak sebelum mulai melontarkan pertanyaan.

“Kun Kanawut ...,”

“Gulf saja.”

“Gulf,” Mew mengulang. “Pukul berapa Anda pulang kantor semalam?”

“Pukul 10.25,” jawab Gulf. “Sekitar pukul sebelas kurang aku sampai di dekat tikungan itu.”

“Bagaimana situasi tadi malam? Anda merasa ada sesuatu yang janggal seperti ada yang mengikuti atau mengawasi gerak gerik Anda?” Gulf menggeleng cepat. “Bagaimana Anda bisa sampai di sana tadi malam?”

“Aku naik mobil.”

“Naik mobil?” Mew mengernyit. “Polisi tidak menemukan mobil Anda di tempat kejadian.”

Kalau Gulf naik mobil, bagaimana bisa dia jadi korban tabrak lari dengan tubuh tergeletak di tepi jalan? Keluarga yang menemukan Gulf juga tidak melihat ada mobil di sekitar sana. Mew memberitahukan penemuan itu pada Gulf. Membuat Gulf sangat terkejut.

Mr. BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang