"Shanin, kamu dan Haikal baik-baik ya disini. Mama lega sekarang Haikal udah punya istri. Jadi Mama gak perlu terlalu khawatir lagi. Karena ada kamu yang akan selalu perhatian sama Haikal." ucap Mila sambil menggenggam tangan Shanin.
"Yaudah Shanin. Hati-hati pulangnya ya. Kami masuk dulu, takut ketinggalan pesawat." sambung Ali, ayah Haikal sambil bersiap mendorong kursi roda.
Shanin hanya mengangguk kemudian bersalaman dengan keduanya. Kemudian perpisahan mereka diakhiri oleh sebuah lambaian tangan dan seukir senyuman.
Sepulang dari Bandara Soekarno Hatta, Shanin meminta sopirnya untuk langsung menuju ke Rumah Sakit Global Medika. Haikal tidak bisa mengantar kedua orangtuanya karena ada operasi mendadak yang harus dia tangani.
Ditengah perjalanan Shanin dikejutkan oleh sopirnya yang tiba-tiba mengerem mendadak karena hampir menabrak seorang anak kecil berusia sekitar lima tahunan.
"Astaghfirullah. anak itu?" Shanin merasa tidak asing dengan wajah anak tersebut. Dia adalah seorang anak yang bersama Hanum saat di pemakaman beberapa minggu yang lalu. Yang tidak lain dia adalah anaknya Hanum.
Shanin langsung keluar dari mobil dan menghampirinya untuk memastikan bahwa Aliya baik-baik saja. "Kamu nggak papa sayang?" tanyanya.
Aliya hanya menggelengkan kepala sambil menoleh kearah kedua orangtuanya yang sedang menghampirinya. Shanin semakin terkejut saat Hanum bersama seorang pria saling memperebutkan anak tersebut.
"Aliya harus ikut aku!" bentak Faris sambil menarik tangan kanan Aliya. Sedangkan Hanum masih tidak berhenti untuk memegangi tangan Aliya yang satunya.
"Enggak mas. Tolong jangan ganggu kehidupanku lagi aku mohon. Kita udah pisah dan hak asuh Aliya udah jatuh ke tangan aku!" ucap Hanum dengan mata berkaca-kaca karena takut kehilangan anaknya.
"Maa. Aliya takut..." kini gadis kecil itu mulai menangis dengan keras.
"Aliya! Ayo ikut papa ke Jogja. Nanti Mama juga akan datang nyusul kita. Aliya mau kan Mama sama Papa bersama lagi."
"Gak mas!"
Shanin mulai panik dan khawatir mendengar perdebatan mereka. Namun dia tidak tahu harus berbuat apa untuk menolong Hanum.
"Pak tolong lepaskan anak ini!" teriak Shanin.
"Gak usah campuri urusan kami ya mbak!!"
Tiba-tiba sebuah mobil berwarna putih menghentikan mobilnya di tepi jalan. Seorang pria dengan sweater biru turun dari mobil dan menghampiri mereka. "Maaf ada apa ya ini?" tanyanya.
"Pria itu ingin menculik anak ini dari Ibunya!" ucap Shanin dengan tegas.
"Kalau begitu tinggalkan anak ini atau saya akan telepon polisi sekarang. Karena saya yakin di usia seperti kita sekarang ini tidak pantas lagi untuk saling menghajar," ucap lelaki itu kepada Faris dengan tegas.
"Dengar ya Hanum. Aku gak akan berhenti!" ucap Faris sebelum meninggalkan mereka dengan kesal.
"Kalian gak papa kan? Saya pergi dulu ya."
"Iya. Makasih ya mas," ucap Shanin kepada pria tersebut.
Setelah itu Shanin meminta Hanum dan anaknya untuk masuk ke dalam mobilnya. Shanin yang awalnya meminta sopirnya untuk mengantarnya ke Rumah Sakit kini meminta sopirnya untuk mengubah tujuan ke rumahnya saja.
"Kalian ke rumahku dulu aja ya. Takutnya mantan suami kamu masih cari-cari kalian," ucap Shanin di jawab anggukan oleh Hanum yang sedang memeluk erat anaknya.
"Makasih ya Shanin."
***
Aliya tertidur pulas di ruang tamu. Sedangkan Shanin masih menenangkan Hanum yang terlihat sangat sedih karena ulah mantan suaminya.
"Dia mau ngajak rujuk. Tapi aku udah nggak sanggup lagi hidup dengan laki-laki sycho kayak dia," ucap Hanum sambil menghapus air matanya.
"Sabar ya Hanum. Allah pasti akan selalu menolong kamu."
"Iya Shanin. Yang terpenting aku mau Aliya bahagia dan tidak terganggu psikologisnya." kali ini Hanum tersenyum saat melihat anaknya yang sedang tertidur pulas.
"Ngomong-ngomong gimana rumah tangga kamu sama Haikal?"
"Dia imam yang baik," jawab Shanin tersenyum.
"Ya, dia laki-laki terbaik yang pernah aku kenal." Entah mengapa ucapan Hanum membuat Shanin merasa sedikit cemburu. Karena bagaimana pun juga mereka juga pernah melalui cerita bersama. Dan mungkin saja Hanum lebih mengenal Haikal lebih baik.
"Assalamualaikum."
Mereka terkejut saat tiba-tiba Haikal memasuki rumah. Sama seperti mereka, Haikal juga terkejut saat melihat Hanum ada di rumahnya.
BERSAMBUNG....
Maaf banget ya lama update karena ada kesibukan lain. Insyaallah bakal lebih seing update lagi. Sekali lagi terimakasih ya kalian yang udah baca sampai sini dan tetap menyukai cerita ini... :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Halal Haikal
Teen FictionShanin sangat terkejut bahwa laki-laki yang datang melamarnya adalah Dr. Haikal Fahreza Ibrahim, ketua OSIS yang dulu sangat dia kagumi. Dulu maupun sekarang, Haikal masih terlalu sempurna untuk Shanin. Haikal yang dewasa dan Shanin yang kekanakan...