Part 13

14.1K 2K 50
                                    

Setelah beberapa minggu di dalam penjara, akhirnya Siwon mengizinkan Jeno untuk keluar dari penjara. Entah karena dia mulai percaya pada rogue itu atau hanya karena anak bungsunya terus merengek. Tetapi seorang ketua klan tidak boleh melibatkan emosinya dalam membuat keputusan, kan?

Sejak ayahnya mengatakan akan membebaskan Jeno hari ini, Jaemin tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Ia langsung pergi ke penjara, menunggu sang alpha di depan selnya.

"Kau tidak perlu menunggu di sini terus." Ujar Jeno dari dalam sel. Pasalnya omeganya itu telah berada di sana sejak berjam-jam yang lalu.

"Aku ingin menyaksikan saat-saat kau dibebaskan."

"Benarkah aku akan dibebaskan hari ini?"

"Hmmm," Jaemin mengangguk dengan semangat. Ia sudah tidak sabar untuk mengajak Jeno berkeliling dan mengenalkan seluruh sudut tempat tinggalnya. Banyak sekali hal yang harus Jeno coba, termasuk kue kering yang dijual oleh bibi langganannya di pasar. "Ayah bilang kau akan dibebaskan hari ini."

"Ini sudah hampir sore, benarkah dia akan membebaskanku?" 

Jaemin merengut mendengar keraguan di nada bicara Jeno. "Ayah tidak mungkin berbohong, percayalah."

"Hm."

Mereka kembali terdiam, menikmati kehadiran masing-masing dalam sunyi.

Tidak lama dua orang penjaga menghampiri sel Jeno. Melihat hal itu, Jaemin langsung berdiri dan mendekat ke sel mate-nya.

"Kalian akan membebaskan Jeno?"

"Ya, ketua memerintahkannya."

Jaemin langsung memandang Jeno, matanya seakan mengatakan 'apa aku bilang'.


***


Hidung bangir itu menghirup udara luar yang segar seketika ia keluar dari bangunan penjara yang pengap.

"Aku senang sekali akhirnya kau bisa keluar."

Jeno tersenyum melihat Jaemin yang tak bisa menyembunyikan rasa senangnya sejak awal ia dikeluarkan.

"Aku juga."

"Setelah ini kau akan hidup damai bersamaku, di sini." 

Jeno hanya tersenyum mendengarnya, benarkah akan demikian?

Dua pengawal yang tadi membebaskan Jeno menemani mereka untuk menghadap ketua klan di kediamannya, yang merupakan kediaman Jaemin juga.

"Ayah terima kasih telah membebaskan Jeno." Jaemin langsung menghambur memeluk Siwon saat melihat ayahnya. Hal itu lantas menimbulkan geraman dari Jeno.

"Hey, tenanglah alpha, dia anakku." Ujar Siwon yang menyadari kecemburuan Jeno. Alpha memang begitu, tidak suka miliknya berdekatan dengan yang lain.

Pipi Jaemin memerah karenanya. Ada alpha lain yang menunjukkan kecemburuan di depan sang ayah membuatnya sedikit malu. Jangan sampai kedua kakaknya tahu akan hal ini, bisa diejek habis-habisan nanti.

"Karena kau sudah menjadi mate anakku, mau tidak mau aku harus menerimamu di klanku. Selamat datang."

Jeno menjabat tangan Siwon yang disodorkan padanya. "Terima kasih."

"Untuk sementara kau bisa tinggal di rumah ini, nanti pelayan akan mengantarmu ke kamar yang bisa kau tempati."

"Apa maksud ayah? Jeno mateku, dia harus sekamar denganku." Dengan cepat Jaemin berdiri di sebelah Jeno dan merangkul tangan kanannya. Jangan lupakan bibirnya yang maju ke depan, khas seorang Jaemin ketika tengah merajuk.

Siwon menghela nafas, anak bungsunya ini memang sudah tidak bisa dipisahkan dengan alpha asing itu.

"Ya, ya, Ayah hanya bercanda. Ajak dia ke kamarmu untuk istirahat. Besok kita akan melakukan upacara penerimaan."

Upacara penerimaan adalah upacara yang dilakukan untuk menerima werewolf dari luar untuk menjadi anggota klan.


***


"Bagaimana?" Tanya Jaemin saat melihat Jeno membaringkan tubuhnya di ranjang empuk miliknya.

"Tentu saja sangat nyaman, sudah sepuluh tahun aku tidak merasakan yang seperti ini."

Jaemin bergabung dengan Jeno, lalu memeluk alpha yang sebentar lagi akan kehilangan status rogue-nya. 

"Aku pastikan kau akan selalu tidur di ranjang yang nyaman dan makan makanan enak setelah ini. Tidak ada lagi kesusahan dan kesepian."

"Seperti mimpi..."

"Aku juga merasa ini seperti mimpi."

Jeno menoleh pada Jaemin yang tengah menerawang ke depan, memandang kosong langit-langit. "Kenapa begitu?"

"Memilikimu sebagai mate terasa seperti mimpi. Kau tidak pernah memandang rendah diriku yang seorang omega, kau malah selalu mendukungku melakukan apapun yang aku mau." Jaemin menatap mata matenya dalam, "terima kasih telah masuk ke dalam hidupku."

"Aku yang berterima kasih, karena dirimu hidupku kembali berwarna." Di akhir kalimatnya Jeno mengecup bibir tipis milik omeganya. Satu kecupan, dua kecupan, hingga yang ketiga mereka saling memagut bibir satu sama lain dengan dalam.

Rasa ini, rasa yang mereka rindukan. Keduanya tidak pernah menyangka bahwa perasaan rindu bagi sepasang mate akan sedalam ini.

Malam itu, malam pertama Jeno keluar dari penjara, mereka habiskan untuk menebus rindu terhadap sentuhan satu sama lain. Saling memagut dan menghangatkan, membawa satu sama lain ke keindahan surga yang dijanjikan moon goddes.


TBC


Mau yang explicit gak?

[NOMIN] Rogue ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang