"Wah, wah. Aku tidak menyangka sepupu kecilku mampu melakukan kudeta seperti ini." Taeyong bersuara dari dalam ruangan. Pintu kamar itu telah terbuka, hingga Jeno dan Jaemin bisa melihatnya tengah memegang busur panah di sana bersama Jaehyun. Yunho sama sekali tidak berada di kamar itu.
"Na, kenapa kau melakukan hal keji seperti ini?" Jaehyun yang melihat adiknya langsung bergerak maju. Tetapi ia menghentikan langkahnya ketika melihat Jaemin malah berjalan mundur seperti takut melihatnya. "Na? Apa yang sudah dikatakan oleh apha brengsek ini hingga kau ketakutan melihat kakakmu sendiri?"
"Jeno tidak brengsek. Kakak sendiri kenapa ada di sini?"
"Na, sadarlah. Kau telah dipengaruhi olehnya. Dia berusaha merebut kekuasaan yang bukan miliknya."
"Kakak yang sudah dipengaruhi oleh omega jalang itu."
"Na Jaemin!" Sebagai seorang alpha yang mencintai Taeyong, tentu saja Jaehyun tidak rela si omega dihina seperti itu.
"Wah, kau benar-benar tidak tahu terima kasih, Jaemin. Bahkan gurumu saja kau hina. Luar biasa."
Sindiran Taeyong membuat Jaemin mengepalkan tangannya. Tidak ada lagi omega baik dan anggun di depannya, Taeyong saat ini terlihat sangat licik.
"Ketua!" Seseorang dengan pakaian pengawal datang menghampiri mereka, lalu ia berbisik pada Jeno. "Lee Yunho berada di ruangan yang lain."
"Ayo, Na." Jeno mengajak Jaemin untuk mengikuti pengawal itu. Ia tidak menghiraukan keberadaan Taeyong dan Jaehyun sama sekali.
"Sialan! Aku tidak akan membiarkan kalian menemukan ayahku!"
"Pergilah, Ketua. Biar mereka menjadi urusan saya."
"Tidak. Aku yang akan menghadapi mereka. Kau harus menunjukkan jalan yang benar untuk Jeno." Jaemin berkata dengan yakin. Ia tidak bisa diam saja dalam keadaan seperti ini. Jeno sudah menyiapkan hari ini sejak lama, setidaknya ia harus membantu.
"Na, kau yakin?"
Jaemin mengangguk, "pergilah."
"Aku percaya padamu, kita akan memimpin Northen Vale bersama." Setelah menepuk pundak Jaemin, Jeno pergi bersama pengawal tadi.
"Jaehyun kejar dia!" Teriak Taeyong yang langsung diikuti oleh Jaehyun.
Namun nahas, saat melewati tubuh orang yang mengantar Jeno, betisnya ditusuk. Dengan kesal Jaehyun merebut pedang dari genggaman orang itu yang sudah melemah karena kehabisan terlalu banyak darah.
SRACCHH!
Jaehyun menusuk perutnya hingga orang itu meninggal seketika.
Jaemin yang masih berada di sana memalingkan wajahnya, ia tak kuasa melihat kakak kesayangannya berubah menjadi keji seperti itu.
Namun ia kembali menegakkan tubuhnya ketika mendengar suara langkah Jaehyun. "Kakak tidak bisa pergi kemana-mana." Jaemin menghunuskan pedangnya ke arang sang kakak. Ia tidak ingin melakukannya, tetapi omega itu tak memiliki pilihan lain.
"Menyingkirlah, Na!" Dengan mudah Jaehyun menghempaskan pedang milik adiknya, alpha memang bukan tandingan seorang omega. Lalu ia mendorong tubuh Jaemin ke tembok, menyingkirkannya dari jalan yang akan ia lewati.
Jaehyun pergi begitu saja tanpa mempedulikan Jaemin yang merintih kesakitan sambil memegangi perut bagian bawahnya.
Alpha itu hanya fokus untuk mengejar Jeno, tetapi ia tidak bisa menemukan mereka. Ditambah kakinya yang terluka memhambat langkahnya. Ia tak bisa berlari secepat biasanya.
"Sial!" Umpatnya.
Ia juga tidak bisa langsung menuju ke tempat Yunho, karena ia sama sekali tidak tahu keberadaan ayah Taeyong itu. Ia dan Taeyong hanya memasuki kamar Yunho dan menyuruh tabib membawanya pergi ke tempat yang lebih aman. Tetapi mereka tak tahu kemana tabib itu membawa Yunho.
Karena tak bisa mengejar Jeno akhirnya Jaehyun berbalik arah, kembali ke tempat ia meninggalkan adiknya dan Taeyong. Karena jujur saja ia merasa khawatir, ia takut terjadi apa-apa dengan keduanya.
***
"Sekarang hanya tinggal kita berdua di sini." Taeyong menghampiri Jaemin yang masih merintih kesakitan. "Well, yang masih bernafas tentu saja." Lanjutnya sambil melirik tubuh yang terbujur kaku di depan pintu. Taeyong melangkahinya seperti itu bukan mayat seseorang, ia terlihat begitu santai.
"Sayang sekali, aku harus membunuh muridku sendiri."
Taeyong menodongkan pedangnya ke arah Jaemin yang langsung berdiri tegak. Perutnya masih sakit, tetapi ia harus mengabaikannya untuk saat ini. Jika ia terbunuh, maka bayinya pun akan bernasib sama.
Yang lebih tua menyeringai, ia semakin mendekatkan ujung runcing pedangnya ke leher Jaemin.
Jaemin yang tak memiliki apapun untuk melindungi diri akhirnya menahan bilah tajam pedang itu dengan kedua tangannya. Darah mulai mengucur dari sana. Sedikit goresan bahkan sudah terlihat di lehernya karena pedang yang terus di dorong oleh Taeyong. Rasa sakit yang Jaemin rasakan semakin menjadi. Mulutnya hanya mampu terus melafalkan pengharapan pada Moon Goddes.
***
TBC
Kira-kira reaksi Jaehyun bakal gimana pas lihat keadaan Taeyong dan Jaemin?
Sejauh ini pendapat kalian tentang ff ini gimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
[NOMIN] Rogue ✔
FanfictionJeno, seorang rogue yang sudah terbiasa hidup dalam persembunyian di tengah hutan tiba-tiba harus mengalami perubahan hidup yang drastis karena seorang omega bernama Jaemin. Omegaverse | Mature | BxB #2 nomin - 210808 #5 jeno - 210810 #2 abo - 21081...