"Melamun lagi?"
Tak menjawab. Gadis itu hanya diam.
"Memikirkan apa?"
Tidak menyerah, ia bertanya lagi.
"Memikirkan bayar listrik di rumah," jawab gadis itu asal.
Kekehan keluar dari bibirnya. Bukan dengan tujuan untuk menertawakan ucapan gadis itu, melainkan untuk mengejeknya.
"Oh ya, aku lupa. Kau itu miskin."
"Mau bertengkar?" Gadis itu tersenyum manis. Berbanding terbalik dengan isi hatinya.
Ia melirik gadis itu sejenak. Lalu, ia mendengus. "Aku sedang tidak ingin mengalah darimu," dengusnya.
"Mengalah?" Gadis itu mengernyit.
"Aku selalu mengalah agar kau menang. Aku baik, 'kan?" Ia tersenyum remeh.
Gadis itu hanya mendecih. "Kau memang menyebalkan."
"Tetapi, kau mencintaiku, bukan?"
Jawaban gadis itu meruntuhkan dunianya seketika. Hanya satu kata dengan makna yang sangat dalam nan menusuk.
"Tidak."
***
Yo minna!
Prolog yang sangat tidak jelas ;-;
Aku publish cerita baru lagi, yeay! (Padahal hutang masih ada dan besok udah mulai sekolah).
Kali ini mari kita menghalu bersama Chinen Miya, seorang bocah SMP yang menjabat sebagai salah satu husbuku(*˘︶˘*)
Semoga kalian juga bisa ikut menghalu bersama di cerita hasil kegabutanku ini🛐✨
I luv ya!
Wina🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
END ━━ # . '1/6 Detik ✧ Miya Chinen
Fanfiction"Hanya butuh satu per enam detik bagiku untuk membencimu, Chinen Miya." ────── Pertemuan di antara kau dan Chinen Miya tidak terlalu baik, apalagi romantis. Melainkan seperti sebuah deklarasi perang di antara dirimu dan lelaki yang kau akui sangat m...