st9

5 3 1
                                    

happy reading

"Del tunggu"

lalu delia pun menoleh kerah orang yang memanggilnya "oh saya kak ?" tanya Delia.

"iya kamu emang siapa lagi disini yang namanya Delia" ujar Revano dengan nada ketus ya Revanolah orang yang memangil Delia.

"lah kok ngegas sih kak ada apa saya bikin salah ?" jawab Delia dengan nada yang tak kalah ketus dia hampir tidak pernah seperti itu apa lagi dengan orang yang lebih dewasa namun sepertinya Delia kesal dengan kakelnya yang satu itu.

"itu gantungan yang ada ditas kamu punya siapa ?" tanya Revano yang langsung to the poin karena dia tidak suka berbasa-basi.

"oh gantungan yang ini maksud kakak ?" tanya Delia sambil menujukan gantungan Kunci tang dia temukan tadi pagi dan Revano hanya menjawab  dengan anggukan.

"saya jugak gak tau kak itu tadi pagi gak sengaja tabrakan sama orang terus waktu saya mengambil buku saya yang jatuh saya kelitan itu makanya saya ambil dan bermaksud.. " ucapan Delia dipotong oleh Revano padahal Delia ingin menjelaskan secara diteal.

"terus kamu ambil gitu aja gak mintat buat dikembalikan pada pemiliknya begitu" ucap Revano yang memotong penjelasan Delia.

"bu-bukan gitu kak tapi saya gak tau itu punya siapa saya pasti balikin kok sama yang punya" ucap Delia yang mencoba menutupi rasa kesalnya.

"ye udah mana balikin itu punya saya" jawab Revano dengan nada datarnya.

Delia pun kaget karena tidak menyangka ternya laki-laki yang tadi pagi bertabrakan denganya adalah Revano "lah ternyata yang tadi pagi kak Revan" ujar Delia dalam hatinya.

"kok bengong mana sini kembalikan saya keburu mau pulang nih" ujar Revano yang melihat Delia bengong.

"oh iya ini kak maaf juga buat yang tadi pagi" ucap Delia yang merasa bersalah.

"ya sudah saya pergi dulu assalamulaikum" ucap Revano dan segera pergi menuju parkiran.

Delia dan Salsa pun pergi melangkah kedepan dan seperti biasa Delia berjaln ketempat dimana biasanya dia dijemput abangnya.

"assalamualaikum abang" ucap Delia lalu langsung menyalimi tagan abangnya itu dan sang abang menjawab salam adiknya itu  "waalaikumsalam lia".

"udah lama ya nunggu lianya ?" tanya Delia kepada abangnya itu.

"enggak kok abang baru nyampek juga. ye udah gih cepet naik dah sore nih" ujar Arga.

lalu mereka berdua pun pulang menuju rumah mereka mengendarai sepeda memecah ramainya  kota.

~~~~~~

"assalamualaikum bunda abang pulang" ucap Revano saat membuka pintu rumahnya.

"waalaikumsalam kok abang baru pulang ?" tanya sang bunda.

"oh iya maaf bun abangg lupa buat bilang kalok abang masih ada kumpul buat lomba" ujar Revano dengan nada bersalah.

"iya gak papa bang ye udah sana mandi udah sore ini bentar lagi magrib" ujar sang bunda.

Dan Revano segera menuju kamarnya untuk membersihkan badanya yang terasa lengket itu. setelah ia selesai mandi dia duduk di meja belajarnya sambil memegang gantungan kunci yang tadi sempat hilang dan ditemukan oleh Delia.

"aku tadi terlalu kasar ya sama Delia akhh kenapa aku gak bisa nahan emosih tadi" ujar Revano pada dirinya sendiri.

"bang udah mau magrib nih berangkat ke masjid yuk" ucap sang ayah yang berada diluar kamar Revano. Revano yang mendengar itu langsung bersiap untuk pergi kemasjid.

"bang nanti habis dari masjid temuin bunda ya ada yang mau bunda tanyain sama kamu" ujar sang bunda saat melihat Revano lewat untuk pergi kemesjid bersama sang ayah.

"emm apa ya kira-kira bakal bunda tanyain" ujar Revano dalam hatinya dan dia hanya menggukan kepala untuk meniyakan perintah bundanya itu.

~~~~~~~~~

setelah sholat isya' Delia turun kebawah untuk makan malam bersama keluarganya ya walau pun setiap kali mereka makan bersama pasti Delia dicuekin.

"Emm bun Lia ikut lomba loh" ujar Delia yang mencoba mengajak bicara bundanya namun tidak ada respon sedikit pun.

"udah dek makan aja sini duduk sebelah abang" ucap Arga dengan lembut karena dia begitu menyayangi adiknya itu.

"udah biarin Ga dia gak pantes duduk disini gara-gara dia adek kamu menggil" ujar sang bunda dan Delia hanya menunduk menahan air matanya setelah itu dia langsung pergi dan menuju ketaman depan rumahnya.

"bunda jangan gitu  kasian Delia itu semua sudah takdir bun astagfirullah" ujar Arga dengan nada kecewa lalu dia mengejar Delia.

"dek  kamu gak papa kan" ucap Arga sambil menepuk bahu Delia dari belakang.

"Emm gak papa kok bang" ucap Delia sambil menahan tangis didepan abangnya. namun Arga begitu paham dengan perasan adiknya itu.

"udah gak usah ditahan kalo kamu mau nangis nangis aja Lia abang disini kok" ucap Arga yang kini memeluk adiknya itu.

"abang se-seandainya wak-waktu i-itu" ucap Delia  yang terbata-bata karena dia sedang menangis.

"udah Lia itu bukan salah kamu kok udah gak boleh berandai-andai Lia itu semua udah takdir" ucap Arga yang menengkan  adiknya itu dan setelah beberapa saat Delia mulai tenang.

"udah ya jangan nyalahin diri sendiri abang gak sukak air mata adek abang yang cantik ini kebuang buang gitu aja oke cantiknya abang" ucap Arga sambil menghapus air mata yang tersisa dipipi Delia dan kini delia merasa lebih baik dan mulai tersenyum.

"makasih ya bang" ucap Delia sambil tersenyum kepada Arga.

apa kabar reader tersayang ?

author yang cantik come back  hai gimana chapter kali ini merasa digantung kayak harapanmu sama dia gak ? hiya canda gaes :v

makasih buat yang udah baca dan jangan lupa votenya oke  setidaknya kalian dapet pahala dengan cara membahagiakan author :v

penasaran kelanjutanya stay tune semua

soryy  for typo 







skenario tuhan [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang