"Setidaknya, izinin aku untuk gendong Rangga."
-Reihan-
-
--
Reihan menghela napas panjang. Ia menatap rumah yang ada di depannya dengan gugup. Tetapi dalam kegugupannya itu, ia menyimpan rasa beraninya. Dia akan menjumpai Keira. Tidak perduli jika Keira tidak mau bertemu dengannya ataupun jika mertuanya melarangnya untuk masuk ke dalam rumah ini.
Bagaimanapun juga, Keira masih istri sah nya. Dan ia berhak untuk membawa Keira pulang apapun bertemu dengannya.
Reihan melangkahkan kakinya. Ia berjalan menuju pintu rumah. Belum sempat ia mengetuk pintu tersebut, pintu tersebut terbuka dan menampakkan orang yang ingin Reihan temui.
Tetapi seperti nya Keira tidak sendiri. Ia diikuti oleh Anta yang sedang menggendong Rangga.
Reihan sekali lagi tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang.
"Rei? Kamu ngapain disini?" Tanya Keira.
"Harusnya akun yang nanya sama pria yang sedang gendong anak aku ini. Ngapain dia disini?" Tanya Reihan sinis.
Anta yang mendengar pertanyaan itu tersenyum tipis. Ia menunjukkan jika ialah yang menang sekarang.
"Saya mau nganterin Keira untuk ketemu Dokter. Kasihan kan kalau Keira sendirian bawa Rangga." Balas Anta.
"Kamu harusnya kasih tau aku, Kei. Ngapain kamu malah ngasih tau dia?!" Ucap Reihan sedikit kesal.
"Emangnya kalau aku kasih tau kamu, kamu bisa? Kamu gak sibuk? Aku sedikit trauma untuk ngajak kamu dengan kepentingan Rangga. Dari dulu alasan kamu cuman satu. Sibuk." Jelas Keira. Keira masih belum bisa melupakan alasan yang selalu ia Terima dari Reihan.
"Berhenti cari alasan Kei. Gimanapun juga aku papa Rangga. Dan kamu masih istri sah aku. Gimana bisa kamu ngizinin pria lain gendong dan nemanin kamu, padahal aku masih ada?"
"Aku males untuk berdebat sama kamu. Ayo Mas kita pergi!" Ucap Keira. Keira berjalan melewati Reihan. Ketika Anga ingin berjalan melewati Reihan, Reihan langsung menghentikan Anta.
Ia menatap Anta tajam. Reihan mengalahkan pandangannya ke Rangga. Ia tersenyum melihat putranya itu.
"Setidaknya, izinin aku untuk gendong Rangga." Tutur Reihan. Keira yang mendengar itu menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya. Ia melihat Anta yang menatapnya. Keira langsung menganggukkan kepalanya. Mengijinkan untuk Reihan mengendong anaknya itu.
Anta pun membiarkan Reihan mengendong Rangga. Reihan tersenyum dengan sangat lebar melihat putranya. Ini adalah kali pertama ia mengendong dan melihat putranya dengan jarak sedekat ini. Hingga tanpa sadar, Reihan meneteskan air matanya.
Ia sangat menyesal sudah menyia-nyiakan Rangga dan Keira. Kalau saja ia memikirkan apa dampak yang akan ia dapat, mungkin ia tidak akan pernah menghubungi Riska lagi.
Keira yang melihat adegan itu, langsung luluh seketika. Ia merasa sangat bersalah disini. Bagaimana bisa ia memisahkan ayah dan anak itu. Ia langsung merasa menjadi ibu dan istri yang jahat sekarang.
Anta yang menyadari itu langsung mengambil Rangga kembali. "Kami akan terlambat nanti." Ucap Anta. Reihan tidak bisa mengatakan apapun. Ia hanya bisa diam dan membiarkan Rangga kembali diambil dari dirinya. Anta langsung berjalan meninggalkan Reihan dan menggandeng tangan Keira tepat di depan mata Reihan.
Setelah itu, mereka memasuki mobil dan pergi meninggalkan Reihan sendiri.
Reihan melihat kepergian mereka hanya bisa diam. Doa tidak bisa melakukan apapun. Reihan mengambil handphone nya dari dalam saku. Ia langsung menghubungi Alex. Tidak perlu menunggu lama, Alex langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Kenapa Rei?" Sahut Alex.
"Gue.. Gue udah kehilangan Keira, Lex. Gue udah biarin Pria itu ngambil Keira dan Rangga dari gue." Ucap Reihan. Reihan mulai meneteskan air matanya.
"Sabar ya Rei. Gue ngerti gimana perasaan lo sekarang." Balas Alex. Ia merasa kembali dejavu. Reihan yang menangis seperti ini.
"Gue harus apa?"
"Lepasin Keira."
---
Mobil ini terasa sangat hening. Hanya terdengar suara tangisan dari Keira. Anta hanya bisa diam sambil mendengar tangisan Keira.
"Aku jahat banget sama Reihan, mas. Gimana bisa aku bikin ia nangis kayak gitu?" Isak Keira.
"Biarin aja, Kei. Sesekali kamu memang harus kasih dia hukuman. Biar dia tau gimana menghargai istri dan anaknya." Balas Anta. Ia memberikan Keira tisu.
Keira pun mengambil tisu tersebut dan menghapus air matanya. "Gimana kalau Reihan benar-benar mau cerai sama aku?" Tanya Keira.
"Gak mungkin. Tipe-tipe kayak dia gak mungkin mau ngelepasin apa yang udah jadi milik dia. Percaya sama saya. Reihan gak mungkin ngelepasin kamu gitu aja." Ucap Anta. Ia tersenyum lembut kepada Keira. Mencoba memberitahu jika semuanya akan baik-baik saja.
Keira mengalihkan pandangannya. Ia menatap Rangga yang tertidur di gendongannya.
"Kamu pasti senang ya digendong sama papa? Papa sampai nangis gitu pas lihat Rangga. Papa itu sayang sama Rangga. Sama mama juga. Sabar ya sayang. Sebentar lagi kamu pasti akan terus sama papa. Mama janji." Tutur Keira. Seakan mengetahui apa yang Keira katakan, Rangga tersenyum dengan lebar. Keira pun ikut tersenyum dan mengecup lembut pipi Rangga.
Anta yang mendengar perkataan Keira hanya bisa tersenyum pahit. Keira benar-benar sudah tidak bisa ia gapai.
---
Hei yo! Aku kembali lagi!!
Gimana part kali ini man-teman? Anta baik banget ya.. Jadi pengen meluk Anta secara nyata aku.. Whwhwhw tapi gak bisaaa.. 😌
Jangan lupa untuk kasih bintang, komentar dan juga tambahin Just me ke reading list kalian ya!!
Love u all!
Medan, 14 Juli 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Just Me? [Sequel Me Or Your bestfriend] {END}
RomanceKeira masih saja merasa ia belum menjadi satu-satunya wanita di hati Reihan. Apalagi semenjak kembalinya Riska di kehidupan Reihan. Semuanya berubah. Dunia yang Keira bangun seakan berubah semalam semenjak kedatangan dari sahabat suaminya itu. --- ...