12. Revenge

69 12 1
                                    

Adar: Father
Naneth: Mother
Meleth-nin: My love
Hir-nin: Prince
Hiril-nin: Princess
Alla: Salam

Jangan lupa vote sebelum membaca

— S E C O N D C H A N G E—


YUHUUUU~ Karena kemarin aku tidak up sama sekali. Hari ini aku mau double update sebagai permintaan maaf. Im so sowwyyyy. Enjoy the meal, guys ❤️

"Rencananya tidak akan berhasil. Tungkunya dingin." Dwalin bergeleng kepada Thorin.

Oin mengangguk setuju. "Dia benar. Tak ada api yang berkobar."

Alis Claire hampir menyatu. Ia melirik ke belakang. Tempat Smaug tertimbun reruntuhan batu beberapa waktu yang lalu. Ia yakin bahwa tidak lama lagi naga itu akan bangkit kembali dan menyemburkan magma dari dalam mulutnya. "Kalau begitu, kenapa tidak kita pancing saja naga itu untuk menyemburkan api?"

Guncangan kembali terasa. Alih-alih mundur, Thorin semakin memajukan langkahnya. Mengeluarkan deretan kalimat yang membuat kedua telinga sang naga bagai disembur percikan bara api dalam gunung. Kalimat yang dilontarkan Thorin sukses memacu api amarah Smaug. Naga itu terus menyemburkan api dan membuat beberapa tungku yang sudah dipersiapkan menjadi panas. Emas yang berada di dalamnya pun mencair dan mendidih. Otak cemerlang Claire bersatu padu dengan kalimat bualan Thorin yang memekakan telinga.

Para ahli ramuan sedang meracik sebuah ramuan peledak. Claire yang mengerti hal itu turut serta di dalamnya. Ia menuangkan beberapa belerang dalam jumlah banyak serta mencampurkan dengan bubuk yang lain. Bilbo dan Annariel berjalan ke atas tangga untuk menarik tuas yang sudah karatan. Keduanya harus menggunakan tenaga ekstra dalam menarik tuas tersebut.

Air menyembur begitu tuas diturunkan. Smaug terdorong oleh derasnya air dan menabrak pilar batu. Baling-baling mulai bergerak membawa tambang berisi emas lalu menjatuhkan emas tersebut ke dalam tungku yang tengah mendidih. Dari atas tambang, para kurcaci melemparkan peledak ke Smaug. Claire fokus menembakkan anak panah kepada naga tersebut. Sial. Panahnya terbuang sia-sia.

Tali yang dilemparkan oleh para kurcaci dari atas melingkar secara acak di diri Smaug. Membuat sang naga berputar di atas kobarnya api. Ekor panjangnya tidak sengaja menabrak anak tangga yang dipijaki Annariel dan Bilbo. Membuatnya roboh setengah dan membuat gadis manusia itu lolos dari genggaman Bilbo. Annariel jatuh dari ketinggian dan sedikit tertimpa runtuhan batu. Claire yang melihat dengan cegatan turun dari atas tambang kemudian menyingkirkan batu tersebut.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Claire cemas.

Annariel mengangguk. "Ya, tidak apa-apa." Gadis itu memeriksa keadaan Bilbo. Smaug datang menerjang sang hobbit. "Bilbo, lari!"

Claire menarik tangan Annariel mengikuti arah yang telah diarahkan Bilbo. Genggaman tangannya terlepas dari Annariel. Claire mencari keberadaan sang gadis dengan linglung. Bulu kuduknya berdiri saat Smaug menatap dirinya. Mau tak mau, ia harus lari sebelum menyelamatkan Annariel dan Bilbo. Gadis itu tahu, jika Annariel pasti akan melindungi Bilbo dengan apapun caranya. Claire menyusul Thorin menggunakan tameng untuk berjalan di atas emas cair yang panas. Gadis itu terjun dan bergelantungan di atas rantai besar.

"Sedang apa kau di sini?" Teriak Thorin.

"Membantumu tentu saja." Claire memanjat ke atas. Membiarkan rasa panas juga perih yang menjalar dari telapak tangannya.

Kembali lagi pada Bilbo dan Annariel yang sudah berpencar. Mereka berdua sedang bersembunyi di balik pilar batu. Saat ini, keduanya berada di ruang tahta yang sangat besar. Smaug dapat menembus dinding ruang tersebut dengan sangat mudah. Napas sang gadis hampir saja hilang dan jantungnya melorot dari rongga. Begitu juga, Bilbo, setengah mati ia harus menjaga batu permata yang ada di saku. Tidak boleh sampai hilang atau bahkan jatuh ke tangan Thorin. Ia tidak bisa membiarkan Thorin buta akan permata tersebut.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang