8. Please, Help Her!

99 17 7
                                    

Adar: Father
Naneth: Mother
Meleth-nin: My love
Hir-nin: Prince
Hiril-nin: Princess
Alla: Salam

Jangan lupa vote sebelum membaca

Rasanya mau double update...

— S E C O N D C H A N G E—



Claire tengah merunduk. Ia merutuki perbuatannya sendiri. Menyembunyikan wajah pada tumpuan lutut. Matanya sembab karena terlalu banyak mengeluarkan air mata. Saat ini, gadis itu berada di hutan yang agak landai. Pohon-pohon seakan mengerti kesedihan yang menimpa dirinya mulai merenggang. Membuat jarak satu sama lain agar sang gadis dapat beristirahat sejenak. Harusnya Claire tidak pernah berkata seperti itu pada Annariel. Apalagi, Annariel adalah teman gadis pertamanya. Wajah datarnya tersirat kesedihan yang cukup dalam. Afeksi janggal mulai terasa di ulu hatinya. Seperti takut dan segala macam. Ia khawatir pada gadis yang berasal dari dunia lain itu.

Setelah menyudahi guncangan pada diri, Claire kembali berjalan. Menyusuri hutan yang dipenuhi kabut cukup tebal. Hawa dingin mulai menusuk tubuhnya. Rungunya cukup peka untuk menangkap suara kibasan sayap. Claire berlari dengan pelan dan memindik dari balik semak. Netra ungunya melebar kala melihat seekor hyppogrift yang sedang menguruk tanah. Cakar yang kuat serta sayap bagai pegasus tercetak jelas di depan matanya. Hyppogrift adalah makhluk suci di Middle Earth. Hanya orang terpilih yang dapat menenangkan hewan satu ini.

 Hanya orang terpilih yang dapat menenangkan hewan satu ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Claire yang agak gugup mulai mendekat. Mendapatkan respon dari sang hewan yang mulai melebarkan sayapnya. Hewan itu sedikit terkejut dengan kedatangan gadis tersebut. Claire memajukan tangan lalu berhenti sekitar satu meter. Jantungnya berdegub bukan main kala hewan tersebut membuka paruhnya. Salah-salah ia dicabik habis oleh sang mistik. Kendati tercabik, paruh hewan tersebut menyentuh lembut telapak tangan sang gadis. Claire dapat bernapas dengan lega. Senyum merekah di wajah cantiknya.

"Aku kira aku akan dibuang." Sang hippogrift membelai wajah Claire dengan paruh. Membentangkan sayap lalu  mengepakan. Membuat daun-daun yang berguguran di tanah kini kembali berterbangan. Claire amat takjub dengan mistik yang nyata di hadapannya ini.

Hewan itu menunduk, menginsyaratkan kepada Claire untuk naik ke atas tubuhnya. Jemari sang gadis menyusuri bulu indah yang membelung hangat. Ia menaiki lalu melingkarkan tangan pada leher sang hewan.

"Tuan hippogrift, aku akan menamaimu dengan Archaius."

Hewan tersebut membawanya terbang melintang langit. Menembus cakrawala hingga rasanya menyentuh bintang. Sang gadis dapat bernapas lega tatkala keluar dari kurungan hutan berhantu tersebut. Senyumnya mengembang kala kedua mata ungu yang ia miliki memandang malamnya biru langit. Cukup lama Archaius membawa Claire melayang bersama. Hampir tertidur di atas pangkuan sang legenda. Sampai ia merasakan cengkraman di dada. Rasanya sesak bagai diremas kuat daerah jantung. Cukup lama sampai ia berbatuk darah. Pikirannya melayang pada gadis itu. Gadis yang sebelumnya beradu argumen dengan dirinya.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang