Iklan

496 32 0
                                    


"Woy, Farel!"

Cowok rambut acak-acakan itu menggantung tinjunya di udara ketika namanya dipanggil oleh adik kelasnya tanpa embel-embel 'kakak'.

Ia menurunkan tinjunya dan menelusupkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Matanya memandang angkuh ke arah cewek bando kuping kelinci yang berjalan padanya. Sementara korban bully-nya tadi langsung lari tunggang-langgang karena memiliki kesempatan.

"Kenapa lagi lo?" tanya Farel dingin. Di belakangnya masih setia berdiri empat temannya.

Chika menunjuk tepat ke wajah Farel. "Mendingan lo berhenti bully orang! Kalo nggak ..."

"Kalo nggak apa?"

Chika mendengus. "Kalo nggak, gue bakal teror hidup lo! Di mana pun lo bully orang, di situ juga ada gue!"

Lima cowok berandalan itu tertawa menyebalkan. Emosi Chika semakin meluap dari ubun-ubun. Jantungnya ingin meledak karena marah.

"Oh, lo beneran mau jadi gipsy? Mau sok jagoan?" Farel menyentuh kuping kelinci warna pink di kepala Chika. Chika menepisnya dan menyahut kalem,

"Yaa, bagus juga ide lo. Gue bakal jadi gipsy di sekolah ini."

Sekali lagi, lima cowok itu tertawa menyebalkan.

"Lo sendirian. Bisa ngelawan kita berlima?" Glenn bersuara.

"Tau nih. Emang gimana caranya lo belain target bully kita hah?" sahut Alex.

"Badan aja kecil, mana bisa sok jagoan?" sindir Hendri.

"Udah, lo jadian sama gue aja ya," Aldi malah merayu. Emang dasar si buaya!

Alex menjewer telinga Aldi. "Eh si buaya! Kenapa malah nembak dia, geblek?!"

"Eh iya sorry, sorry!" Aldi melepas tangan Alex dari telinganya.

"Chika nggak sendirian."

Muncul suara dari ujung lorong gelap di belakang Chika. Empat cewek bergabung di sisi Chika.

"Yuli?" Chika agak kaget. "Raya? Ula? Tasya?"

"Hm." Yuli mengangguk. "Kita bakalan bantu Chika menghadapi lo berlima!" tantang nya.

Para cowok terkekeh sinis.

"Emangnya apa yang bisa dilakukan oleh cewek lemah kayak kalian?" Glenn remeh.

"Eh apa lo bilang?" Raya sok menulikan telinga.

"Lo." Hendri menunjuk Ula. "Cewek bisu nggak bisa apa-apa."

Ula menunduk takut dan sadar diri. Di remasnya buku harian yang selalu ia bawa kemana-mana.

"Lo." Hendri menunjuk Raya. "Cewek paling bawel seantero sekolah. Bisanya cuman jadi ember bocor."

"Eh kurang ajar lo, ya!" Raya tak terima.

"Lo." Hendri menunjuk Tasya. "Cewek cupu penyakitan yang nggak bisa kepanasan."

Tasya pun sama seperti Ula, ia menunduk takut dan sedih. Namun, Chika dan Yuli menggenggam erat tangan dua cewek tak sempurna itu agar kuat.

"Dan lo." Kali ini Glenn yang menunjuk Yuli. "Cewek tomboy belagu yang sok jago karate."

Yuli yang mendengarnya ingin maju tapi Chika menahannya.

"Kalo gue? Gue apa hah?"

"Lo ..." Farel bersuara. "Lo cewek gipsy sok pahlawan yang nggak bisa apa-apa. Lo nggak punya pengaruh apa-apa. Lo belain orang yang dibully pasti cuman karena caper, iya kan?"

Tangan Chika mengepal marah. Ia mendorong Farel hingga menubruk dinding. Kedua tangan mungilnya mencengkeram kerah seragam cowok berandalan itu.

"Gue nggak punya niat tersembunyi. Lo nggak usah sok tau!" Chika melepaskan Farel kasar.

Cewek itu beralih pada Hendri dan mencengkeram juga kerah seragam nya. "Lo ngehina temen-temen gue tadi. Lo nggak ngaca dulu, bro? Mau gue umbar sekarang aib lo?"

Hendri masih bertahan dengan tatapan dingin dan muka datar. Tapi sungguh dalam hatinya tak tahan penasaran dengan apa yang Chika katakan. Aib? Umbar?

Chika melepas cengkeraman nya. "Inget! Di mana pun kalian ngebully orang, gue bakal ada disana buat nolongin orang yang kalian bully!"

Dan begitu, Chika melenggang pergi dari lorong sepi nan gelap yang biasa dijadikan tempat pembullyan oleh Farel and the geng.

Yuli menatap beringas Glenn. "Awas aja lo!"

Empat cewek itu ikutan pergi dari sana mengikuti Chika yang sudah hilang di tikungan lorong.

"Sumpah tu cewek-cewek berani banget sama kita!" Aldi tak habis pikir. "Padahal mereka cuman kelas sepuluh. Pake segala ngelawan kita yang kelas duabelas!"

"Maka dari itu, gue gak akan bikin hidup mereka tenang gitu aja," desis Farel.

Beda lagi dengan Hendri. Ia masih memikirkan tentang kata-kata Chika padanya.

"Lo ngehina temen-temen gue tadi. Lo nggak ngaca dulu, bro? Mau gue umbar sekarang aib lo?"

Apa maksud Chika? Apa cewek itu sudah mengetahui rahasia terbesar Hendri?

***

Hai semua ...
Yuk mampir ke cerita sebelah. Gak kalah seru sama cerita Antagonis Twins. Jangan lupa vote juga kalo udah mampir di cerita itu. Judulnya "Terbang Bersama Senja".

Cek profil gue buruan yuk. Liat-liat cerita gue yang ada disana. Yang mau mampir ke cerita ChiRel - Chika Farel, gue ucapin terima kasih. Babay ...

ANTAGONIS TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang