WARNING!!
PART INI DILARANG UNTUK DI SCREENSHOT ATAU DISHARE! TOLONG KERJASAMA NYA, KARENA INI PART PALING ISTIMEWA!
!ANDA PAHAM?!
*
Tubuh-tubuh telanjang itu bergelimangan di atas karpet di ruangan agak luas tersebut. Musik dugem masih tersetel sementara orang-orang yang berada didalamnya antara sadar dan setengah sadar. Namun, diantara mereka semua, hanya satu orang yang benar-benar sadar.
Dia telah mengenakan kembali bikini dan CD nya, berjalan keluar ruangan meninggalkan yang lain tanpa peduli. Tapi sebelum itu, ekor matanya melirik sinis laki-laki berambut brown blonde yang tak berdaya tergeletak di lantai yang terlapisi karpet lembut itu. Tersenyum miring, merasa puas dengan apa yang diperbuatnya.
"Thanks ya, Don. Lo udah berbaik hati ngasih alamat Gisel." Cowok culun tapi rada ganteng itu tersenyum setelah menerima secarik kertas berisi alamat.
Doni mengangguk disertai senyum misterius nya. Menjawab "iya" ketika cowok yang ia beri alamat 'Gisel' tadi pamit pergi dan melenggang dari hadapannya. "Zein, lo itu menarik. Makanya gue gak kasih lo alamat Gisel."
Dan benar saja. Ketika cowok culun itu mendatangi alamat di secarik kertas tersebut, yang ia dapati justru sebuah apartemen. Zein memencet bel, dan yang membuka pintu apartemen itu adalah cowok rambut brown blonde yang memberikan alamat tersebut.
"Lho? Doni? Kok lo-"
"Ada disini?" Doni lebih dulu menebak. Zein ragu-ragu mengangguk. "Udah, lo masuk aja dulu." Doni langsung menggeret lengan Zein dan tanpa banyak bacot membawa cowok culun tersebut ke kamar.
"Don? Lo apa-apaan?!" Zein tak mengerti, mencoba melepas cengkeraman tangan Doni dari lengannya.
Bruk!
Doni membanting Zein di kasur. Memberikan senyuman mengerikan, lalu berkata, "Zein, lo itu menarik. Dan gue suka sama lo."
Zein tidak tahu harus berkata apa. Sebenarnya apa yang berada di otak Doni? Kenapa dia berbicara seperti itu?
Tapi, Zein adalah satu dari sekian banyak murid cerdas Carmina High School. Maka dari itu, ia dengan cepat mengetahui maksud perkataan Doni. Intinya adalah, Doni memiliki hasrat terhadap sesama jenis. Yang artinya, Doni adalah seorang gay.
Doni mendekat. Zein dengan cepat bangkit dan kabur ke sisi ranjang. Namun Doni tak menyerah, ia terus berusaha mendekati Zein.
"Lo mau kemana, Zein?" Cowok rambut brown blonde itu terus mendekat, membuat si cowok culun terpojok di sudut kamar.
"Jangan, jangan apa-apain gue." Hanya kalimat itu yang mampu dikatakan oleh Zein si culun.
"Kenapa lo gak mau tidur sama gue? Kurang apa sih gue hah?" Doni mendekat, kemudian mencengkeram kuat kedua bahu Zein. Sementara Zein meringis sakit akibat perbuatan Doni.
"Lepasin. Jangan lakukan ini, lo salah, lo salah." Zein berusaha meronta, namun cengkeraman Doni begitu kuat.
"Apa yang salah?" Doni menyeringai seram, Zein yang melihatnya ketakutan. "Gue suka sama cowok kayak lo, dan gue pengen tidur bareng sama lo. Apa itu salah?"
Zein menggeleng cepat. "Kita sama-sama laki-laki. Ini semua salah!" Untuk kesekian kali, Zein berusaha meronta namun hasilnya tetap nihil.
Doni mencengkeram kuat kedua bahu Zein. Sementara Zein meringis sakit akibat perbuatan Doni. "Lepasin! Tolong!! Tolong!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS TWINS
AcciónJangan menangis, orang lemah! Mereka akan tertawa seiring tangisan mu. Lawan orang-orang brengsek itu menggunakan otak jenius mu. Hanya dengan otak, kamu bisa mengalahkan mereka. Kendalikan mereka seperti kamu mengendalikan pion. Jangan takut dan ja...