Eps 12

458 48 2
                                    

Warning! Part panjang, siapkan bantal dan guling untuk dijadikan teman baca.

Btw gue minta tolong promosiin cerita ini, biar makin banyak viewers nya. Soalnya gue mau ngebut update takut hape gue keburu rusak. Tolong bantu promosi ya. Gue berterimakasih banget sama yg udah baik hati promosiin dan vote ini cerita :)

*

Dasha itu jenius. Papa selalu mengajarkan Dasha agar tidak mau kalah dari siapapun kecuali keluarga. Harus memiliki pemikiran hebat yang secepat kilat muncul di benak. Manusia harus seperti itu. Memikirkan sebuah rencana matang-matang dan mengeluarkan rencana secepat kilat.

Sekarang, bukannya mendekam dibalik jeruji besi, Dasha malah menikmati mandi busa di kamar mandi nya. Ini semua berkat saudari kembarnya yang tak kalah jenius.

Bagaimana bisa seperti itu?

Ia melebarkan senyum physco.

Daisha keluar dari persembunyian. Menggeret lengan Dasha menggantikan nya dibalik dinding. Hoodie sudah ia lepas dari tubuh mungilnya dan penampilannya begitu mirip dengan Dasha. Namun bedanya, sekarang tidak setetes pun ada noda merah pada tubuh cantiknya. Kulit putih pucat nya bersih dari darah.

"Astagfirullah!"

Para warga mematung di tempat. Menyaksikan keadaan dua muda-mudi yang telanjang itu membuat mereka ngeri. Tidak ada dari Arfan dan Vara yang mampu membuka mata. Mereka terpejam namun masih bernafas.

"Dia yang melakukan ini semua, bapak-bapak! Dia dendam karna cewek itu ngerebut cowoknya. Maka dari itu dia nyiksa mereka berdua sampe kayak gini." Gery menjelaskan.

Via mengangguki. "Kami berdua lewat di ujung gang sana." Ia menunjuk ujung gang di seberang. "dan nggak sengaja denger orang teriak-teriak minta tolong. Dia psikopat, bapak-bapak! Makanya kami nggak berani melawan dan akhirnya minta bantuan kalian."

Yang jenius disini bukan hanya Dasha dan Daisha. Karena ini adalah pertarungan para psikopat jenius, maka Dasha dan Daisha harus lebih jenius lagi. Dua kembar itu harus selangkah didepan Diamond Girl and Boy.

"AYO KAMU HARUS IKUT KAMI KE KANTOR POLISI SEKARANG!!"

Para warga tersebut langsung menggiring Daisha. Beberapa yang lain menelepon ambulans untuk menolong Arfan dan Vara yang sudah tak berdaya.

Gery dan Via beradu tos di belakang orang-orang. Menyungging senyum puas, akhirnya seperti yang direncanakan.

Mereka tidak tau saja kalau Dasha yang masih bersembunyi dibalik dinding memantau mereka.

"Kalian berdua harus ikut ke kantor polisi. Kalian adalah saksi mata kasus keji ini." Seseorang berucap sambil menepuk pelan pundak Gery.

Gery dan Via mengangguk. Bergegas menyusul warga yang mengarak Daisha ke kantor polisi.

Dasha memakai hoodie Daisha yang tergeletak di tanah. Menutupi darah di tubuhnya dan melenggang pergi dari sana. Daisha pasti bisa mengatasi semuanya sendiri. Sekarang, waktunya Dasha santai.

Dan ya, seperti itu kilas balik nya.

Di kantor polisi, Daisha telah duduk dihadapan seorang pria berseragam. Seorang polisi yang akan menginterogasi cewek rambut abu-abu itu.

"Iya, Pak. Kami ngeliat cewek ini yang nyiksa dua orang itu. Kami kemudian lari manggil warga karena takut dia ngapa-ngapain kami juga." Gery menjelaskan lebih dulu. Mengarang kisah palsu.

ANTAGONIS TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang