🔺 Chaazeel 2021
_____________________Tok tok tok
Bunyi ketukan pintu menyadarkan ku dari lamunan. Ku usap airmata ku menggunakan selimut.
"Masuk"
Terbukanya pintu kamarku dan kulihat ternyata kembaran ku, Seno.
Dia pun berjalan mendekati kasur ku dan duduk didekat ku. Matanya intens memandang wajahku. Ku pastikan wajahku sangat tidak enak dilihat akibat menangis seharian.
Dia menghapus sisa air mata di wajahku. Detik selanjutnya kurasakan tubuhku dipeluk erat olehnya.
Nyaman sekali.
Kubalas erat pelukannya sambil menenggelamkan wajahku dibahunya. Dapat ku dengar hembusan nafas teratur miliknya.
"Dir"
"Please jangan nangis lagi" mohonnya dengan suara agak parau.
"Gue gabisa terus terusan lihat Lo nangis kayak gini, please jangan nangis lagi" dia pun mengusap rambutku pelan berulang kali.
"Tapi Sen, gue terlampau nyesal karena gak sempat ketemu Papa dan mengungkapkan rasa sayang gue ke dia"
Hening
"Dir, Papa itu pasti tau kalau Lo itu sayang sama dia, kita semua sayang sama dia. Dan Papa meninggalkan kita itu emang udah takdirnya Papa. Jadi Lo jangan berterusan sedihnya. Kasian Papa ngelihat anaknya sedih terus" jelas Seno kepadaku. Akupun hanya mengangguk.
"Good girl"
Oh ya, aku mau kenalin kembaranku ini.
Arseno Rafeyfa Jovanka.
Tinggi, sangat putih, kulkas berjalan, bad boy juga sih. Liat aja rambutnya di cat terus, kadang blonde, kadang coklat, dan kadang silver.
Dia adikku dengan jarak cuma 10 menit.
Dia selalu ada ketika aku lagi butuh seseorang buat cerita. Pokoknya aku sayang pake banget sama ni orang >.<
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Travel of a Brave Girl
Teen Fiction"Lo mau kan jadi pacar gue?" - Killian Daleon Abraham. "Sorry, gue ga suka pacaran." - Rakken Gabino Atmaja. "Apa gue terlambat untuk dapetin hati Lo?" - Elang Mahadri Utama. 🔺√🔺√🔺 Perjalanan waktu sang gadis pemberani kini berlabuh di suatu zama...