04

605 83 1
                                    


🔺 Chaazeel 2021
_____________________

Dooorrrr

'apa gue udah mati? Tapi kok ga ngerasa sakit ya?' batin Farrel. Merasa tidak ada rasa sakit di tubuhnya, Farrel pun membuka matanya perlahan. Matanya langsung terfokus pada senjata ditangan Rakken yang menghadap ke atas. Itu artinya dia tidak jadi dibunuh Rakken. Hatinya sedikit lega melihat hal itu.

"Untuk sekarang gue ga akan bunuh Lo. Belum tau nanti. Lo beruntung sekarang." Setelah mengucapkan itu, Rakken berbalik badan menuju mobilnya, dan melaju pergi dari tempat itu.

Beralih ke Farrel, pria itu masih setia terduduk di samping mobilnya. Pikirannya masih tertuju kepada ponakannya dan tentunya wanita jahat yang sampai sekarang masih dicintainya. Entahlah, sekarang rasa cinta itu berubah jadi benci. Dia bertekad membalas dendam atas kematian ponakan tersayangnya itu.

~🔺~

Pagi ini siswa di CHS dibebaskan dari pelajaran karena adanya rapat antar guru. Para siswa pun bersorak gembira. Hal ini juga dimanfaatkan Rakken dan Edrea untuk bermain basket bersama. Mereka jadi pusat perhatian dilapangan itu terutama Rakken. Bagaimana tidak, gadis itu dulunya sangat tertutup dan dikenal tidak mahir dalam bidang akademik maupun non akademik. Bahkan Edrea pun dibuat tercengang dengan sahabatnya ini. Namun disisi lain dia bahagia dengan perubahan Rakken. Edrea selaku kapten basket putri di CHS berniat merekrut Rakken sebagai anggotanya. Apalagi dengan kemampuan Rakken saat ini bisa dibilang sepadan dengan dirinya atau bahkan lebih.

"Ken, Lo mau gak masuk ke tim basket gue? Diliat dari kemampuan Lo ini udah mantaplah jadi pemain basket," ujar Edrea sambil mencoba merebut bola dari Rakken. Happ, bola basket itu masuk kedalam ring. Ini sudah keberapa kalinya Rakken memasukkan bola ke dalam ring.

"Gilakkk, keren banget Lo!" puji Edrea mengacungkan kedua jempolnya sambil duduk selonjoran di lantai.

"Masih keren-an Lo, Der" jawab Rakken yang juga ikut duduk dihadapan Edrea.

"Tapi gue serius Ken, Lo mau kan jadi anggota basket gue? Nanti tim basket putri CHS bisa jadi makin kuat hahaha"

"Gue pikirin dulu deh. Soalnya gue orangnya mageran" jawab Rakken sambil membuka botol minumnya.

"Yaelah, jangan keseringan mageran dong, sering-sering olahraga biar sehat" ujarnya sambil meninju pelan lengan Rakken.

"Iya iya"

Mereka berdua pun mengobrol ringan sambil melepas lelah selesai bermain tadi.

"Ken, coba Lo liat Michel noh. Diliat dari gerak-geriknya kayak mau bully orang lagi" tunjuk Edrea kearah Michel berada. Rakken pun mengarahkan pandangannya kearah yang ditunjuk Edrea. Disana terlihat Michel yang sedang berbisik dengan Angel. Tidak terlihat Rani disekitar mereka. Mungkin mereka masih musuhan. Itulah pikir Rakken saat ini. 'kok gue mikirin mereka sih?' batinnya mendengus kesal.

Tak lama kemudian, terdengar suara rintihan yang dipastikan suara korban bully-an Michel. Orang-orang disana hanya melihat tanpa melerai mereka. Aura, sang korban jambakan terlihat menangis dalam diam.

"Lo kemaren ngapain malam-malam keluar dari rumah Lian, hah?!! Ada hubungan apa Lo sama Lian?" bentak Michel.

"Lian? Apa hubungan mereka?" gumam Edrea.

Rakken yang mendengar gumaman sahabatnya pun juga bertanya-tanya. 'kenapa Lian terus sih? Kemaren juga si Michel bully gue pake alasan Lian nganter gue kerumah, lah ini juga karna Lian. Tapi yang lebih buat gue bingung ngapain Aura dari rumah Lian? Ga mungkin Aura adek Lian. Seingat gue Lian itu cuma punya adek laki-laki. Kasian juga Edrea, dia pasti juga bertanya-tanya hal itu, secara dia kan suka sama Lian' batinnya.

Lamunannya pun terputus kala mendengar teriakan Michel. 'ni orang sering makan ceker ayam kali ya, kepo amat dan jangan lupakan suaranya yang toa'

Plakkk

Semua siswa disekitar mereka menahan napas melihat Aura yang ditampar Michel.

"Gue tanya dijawab, cupu!! Lo bis-"

Takk

Teriakan Michel terpotong karena lemparan botol minum milik seseorang mendarat tepat di kepalanya. Bingo!!
Michel mendesis kesakitan sambil memegang dahinya.Dia pun mencari pelakunya. Melihat Rakken yang mendekat kearahnya, dipastikan dialah yang melempar botol itu. Dapat dilihat tatapan flat dan tajam Rakken seakan-akan menghunusnya. Dengan beraninya dia pun maju mendekati Rakken dan mengepal tangannya seraya bergerak memukul Rakken. Dengan santainya, Rakken mengelak dan Michel pun terjatuh dilantai lapangan. Para siswa tertawa melihat nasib malang Michel. Sudah dua kali dirinya dipermalukan karna Rakken. Michel pun segera berdiri dan mencoba untuk membalas Rakken lagi namun sia-sia saja. Dirinya malah dijadikan bahan tertawaan karena Rakken terus saja mengelak dan dirinya berakhir mencium lantai. Dalam hati, Rakken tertawa puas. Jangan ada yang berani melawannya kalau tak ingin bernasib sial.

"Lo ga inget kata-kata gue kemaren?" ujar Rakken sambil menghela nafas panjang. "Sehebat apa sih Lo seenaknya bully orang?! Bully orang cuma untuk mendapatkan obsesi Lo terhadap seorang cowok. Mengedepankan ego daripada akal sehat. Orang kaya Lo itu pantas disebut ga punya otak!!" ujar Rakken panjang lebar. Pandangannya beralih ke Aura.

"Dan Lo Aura. Lo jangan diam aja kalo ada orang yang jahatin Lo. Jangan buat diri Lo gak berharga cuma karena mereka yang gak punya akal." Setelah mengucapkan itu, Rakken pun berlalu pergi disusul Edrea.

Mereka yang berada di tempat kejadian melongo sekalian merasa tertohok dengan ucapan kasar Rakken. Hal itu juga tak luput dari beberapa cowok yang berada di rooftop. Ya! Mereka juga kepo dengan teriakan dari lapangan yang dipastikan suara Michel sang ratu bully. Dan yang mengejutkan adalah Rakken yang dulu hanya siswa cupu bisa berubah menjadi sosok yang berbeda.

Tbc*

8 Februari 2021

🔺 Chaazeel 2021

Time Travel of a Brave GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang