07

560 73 2
                                    


🔺 Chaazeel 2021
_____________________

(Putarin aja lagunya👀)

Rakken POV

🦧Edrea🦧

2 pesan belum dibaca

|Gue udah didepan apartemen Lo nih, buruan keluar!

|Cepetan maimunah!!

Iya gue keluar.|

Setelah membalas pesan Edrea, gue pun mengambil tas dan bergegas keluar apartemen. Sudah terlihat Edrea yang bersandar di mobil sambil memainkan handphonenya. Setelah menyadari keberadaan gue yang sudah ada didepannya, dia pun memasukkan handphonenya kekantong celananya.

"Yok cabut" ajak Edrea.

Sebelum ke arena balapan, kami berhenti di tempat jual sate dulu untuk mengisi perut. Setelah selesai makan, kami pun segera menuju ke tempat balapan. Dapat dilihat sangat ramai di sini, dan rata-rata kaum muda-mudi. Edrea dan gue pun turun dari mobil. Banyak orang yang menyambut kami khususnya Edrea dan dapat dipastikan mereka adalah teman balapannya. Mereka pun memandang kearah gue dengan tatapan bingung. Yaiyalah karna gue asing dimata mereka. Edrea pun mengenalkan gue ke mereka dan gue pun membalas dengan sekedarnya.

Pandangan gue pun beralih menatap sekeliling. Kebanyakan orang pada ngumpul berkelompok, geng mungkin. Perhatian gue pun tertuju pada tempat jual jagung bakar. Salahkan perut ini karet, maunya makan mulu. Gue pun pamit ke Edrea untuk ketempat jagung bakar itu.

"Der, gue kesana aja ya? Laper" sambil menunjukkan tempat bakar jagungnya.

"Makan mulu Lo! Yaudah jangan ngilang ntar ribet carinya. Gue bentar lagi balap, gue kesana dulu." Jawab Edrea sambil berjalan mengarah ke jalanan.

Dengan langkah santai gue pun berjalan ke tempat jagung bakar itu. Hanya ada beberapa orang yang duduk disana sambil menikmati jagung bakar. Setelah sampai gue pun memesan 2 jagung bakar dan duduk sambil menunggu jagungnya siap. Gue pun memilih main hp karena kebosanan nunggu. Setelah beberapa menit kemudian, barulah jagung yang gue pesan udah siap. Tak tahan lagi dengan bau enak jagungnya, gue pun langsung makan di tempat tadi gue nunggu. Enak banget sih jagungnya. 'Sering-sering aja gue kemari biar bisa makan ni jagung.'

Rakken POV end

"Bang, jagungnya 3 ya." Rakken pun menghentikan makannya ketika mendengar suara yang familiar itu. Dia pun mendongak melihat ke arah suara dan matanya pun menatap tajam orang itu. Tangannya terkepal kuat seakan ingin membogem orang itu saat itu juga. Merasa diperhatikan, orang itu pun menoleh kearah Rakken. Dia pun terkejut melihat sosok yang sudah lama tidak berjumpa dengannya. Ponakannya, Rakken.

"Rakken.." ucapnya pelan.

Pria itu menarik kasar tangan Rakken menjauh dari keramaian. Setelah dirasa tidak ada yang bisa melihat mereka, pria itu pun menghempaskan tangan Rakken.

"Kemana aja kamu selama ini hah?!! Gara-gara kamu kabur, saya gak ada pemasukan sama sekali! Kamu ikut saya dan kerja di tempat dulu lagi!" perintahnya pada Rakken dan menarik tangan Rakken menuju mobilnya. Rakken yang tak terima pun melepaskan tangannya dari 'pamannya' ini.

"Ga mau!! Emang Lo siapa gue, hah?! Lo itu cuma saudara angkat emak gue dan selama ini Lo mengambil keuntungan dari keluarga gue," teriak Rakken menggebu-gebu. "Dan Lo gak lebih dari seorang parasit."

Prok prok prok

"Hahahaha. Bagus! Udah gak sopan ya kamu sama saya. Dan kamu bilang saya ini parasit? Kamu ga inget selama orangtua kamu kerja di luar negeri siapa yang udah jagain kamu? Itu saya!!"

Memang sebelum pindah di apartemen, Rakken yang dulu itu tinggal dirumah pamannya ini, namun siapa yang tahan dengan perlakuan kasar di setiap harinya. Rakken dibentak, dipukul, dan disuruh kerja di salah satu club malam dan gajinya diberikan pada pamannya yang pengangguran itu. Rakken bekerja sebagai pelayan pengantar minuman ke pelanggan. Dia juga diancam akan dijual kepada pria hidung belang jika memberitahukan hal ini ke orangtuanya. Mau tidak mau Rakken pun terpaksa mengikuti apa yang pamannya suruh. Namun, dirinya tidak tahan lagi bekerja di club itu. Setutup apapun pakaiannya dan walaupun kerjanya hanya pengantar minuman, tidak menutup dirinya selalu digoda oleh pria-pria disana. Tak tahan lagi dengan kondisi, dia pun kabur ke tempat yang jauh dari tempat tinggal pamannya itu dan menetap di apartemen milik orangtuanya yang sekarang dihuninya. Orangtuanya masih belum mengetahui hal ini karena mereka sibuk kerja di luar negeri.

"Jagain apanya? Yang ada merusak!! Dipukul, ditampar, dan bahkan Lo sendiri berniat jualin Rakken ke pria tua itu demi uang. Kenapa sih ada orang sejijik Lo dalam keluarga dia?" jelasnya sengaja menyebutkan kata 'Rakken'.

Jo pamannya Rakken ini pun mengerutkan dahinya ketika mendengar ucapan Rakken. Rakken yang sudah menebak ekspresi pamannya ini pun menyeringai. Tak lama kemudian, dia pun berubah ke wujud aslinya, Anindira. Jo yang melihat kejadian mustahil ini didepan matanya pun terkejut dan mundur beberapa langkah kebelakang.

"S-siapa kamu?" tanya Jo dengan nada takutnya.

"Hahahaha. Lo ga perlu tau siapa gue. Dan gue jelasin sama Lo, kalo Rakken ponakan Lo udah mati! Dan penyebab salah satunya itu karna Lo!" Jelas Dira dengan senyum yang masih terpatri di wajahnya. Dikeluarkannya pistol dari dalam Hoodie hitamnya dan diarahkan ke kepala Jo.

Dooorrrr

Seketika tubuh kekar itu pun terkulai tak berdaya di tanah. Tak ada pergerakan tanda tak ada nyawa lagi disana. Dira pun menyimpan kembali pistolnya ke kantong hoodienya.

"Ranell, bersihkan kekacauan ini dan pastikan tidak ada jejak kita!" Perintahnya pada gelang kesayangannya itu.

"Perintah dijalankan." Dalam sekejap, raga Jo hilang entah kemana dan Dira pun sudah berubah wujud jadi Rakken.

"Pembunuh..."

Rakken pun menegang mendengarnya. Bagaimana ada yang tau kejadian ini padahal lokasinya lumayan jauh dari keramaian. Dia pun berbalik perlahan melihat siapa yang berbicara.

Glek




"Elang?"


Tbc*

9 Februari 2021

🔺 Chaazeel 2021

Time Travel of a Brave GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang