09

441 57 2
                                    

🔺 Chaazeel 2021
_____________________

"Ken, nanti temenin gue bolos ya? Ya ya ya!"   'Punya temen ga ada otak', batin Rakken.

"Kemana?" tanya Rakken.

"Jajan ketempat mang Joko, bakso uratnya uuhh uenak tenan, Ken" jawab Edrea sambil menunjukkan ekspresi yang sangat membingungkan Rakken.

"Gaada duit"

"Jangan ngadi-ngadi lo ya, Ken. Harta lo itu gabakal abis 20 turunan. Lagian harga bakso cuma sebesar biji zarrah doang dari harta lo yang segunung Everest itu" wkwkwk

"Ah males, mending gue tidur di rooftop, lebih ada faedahnya daripada keluyuran gak jelas" jelas Rakken.

"Ayolah Ken, please..." bujuk Edrea sambil menyatukan kedua tangannya didepan Rakken.

"Gak mau, ah!"

"Ken, please.."

"DER, GUE GAK--"

"KALIAN BERDUA!"

'duh mampus'

"KELUAR DARI PELAJARAN SAYA SEKARANG!!" Teriak Bu Penny.

"OKE BUK" seru Edrea dengan tak tau malunya sambil menarik tangan Rakken keluar kelas.

~🔺~

"Mang, pesan baksonya 3, ya"

"Okee non" jawab mang Joko pada Edrea.

"1 lagi buat siapa, Der?" tanya Rakken bingung. Soalnya mereka hanya berdua.

"Ya buat gue lah. Laper soalnya hehe" jawab Edrea dengan muka cengengesannya. Rakken hanya menaikkan alisnya sambil mengendikkan bahunya.

"Ini neng baksonya" ucap mang Udin sambil meletakkan mangkuk yang berisi bakso itu pada mereka.

"Okee mang"

Sedang asyiknya menyantap bakso mang Joko, Rakken pun bersuara.

"Disini emang ramai anak sekolah ya?" tanya Rakken sambil melihat sekeliling yang tampak dipenuhi anak SMA dari berbagai sekolah.

"Ya begitulah, bisa dibilang tongkrongannya anak SMA. Ya lo tau sendirilah baksonya aja enak dan disini pas banget buat tempat nongki-nongki" jawab Edrea. Rakken hanya mengangguki perkataan Rakken.

Tak jauh dari mereka, tampaklah sekumpulan cowok yang mendekat ke meja mereka.

"Permisi kakak-kakak, Daffin dan kawan-kawan boleh duduk disini, gak? Soalnya ditempat lain udah penuh" tanya salah satu dari mereka dengan muka 'sok' polosnya.

Bugh

"Sok sopan lo anjir, biasanya mah bikin gedeg orang mulu" seru teman disampingnya setelah memukuli punggung temannya tadi.

"Lo apa-apaan sih, Sya. Kasian Daffin digebukin mulu. Ntar jantungnya copot kan bisa mati, gaada lagi orang yang ngantar-jemput gue pas mama sitain motor gue" jawab salah satu rekannya yang satu lagi sambil mengusap punggung temannya yang diketahui Rakken bernama Daffin.

Daffin yang awalnya sumringah dengan pembelaan temannya, seketika dibuat down dengan pernyataan bahwa dia supir temannya. Tampaklah mimik muka yang 'sok' sedih bagaikan terhempas badai pasir.

"Ehem!" Rakken pun berdehem setelah menonton drama sekelompok cowok didepannya. Edrea yang juga tersadar akibat deheman Rakken pun melanjutkan kegiatan makannya yang tertunda.

"Duduk aja" ujar Edrea.

"Hehe makasih" jawab salah satu dari mereka.

Rakken yang melihat sekilas wajah mereka satu-satu pun membeku akibat ditatap salah satu diantara mereka yang wajahnya sangat familiar diingatannya. Seketika udara disekitarnya tidak membiarkannya bernafas. Bagaimana tidak! Cowok itu adalah seseorang yang memergokinya membunuh 'pamannya' sendiri, dan bertukar tubuh. Tunggu, ada yang berbeda dari cowok ini. Rakken pun memutarkan otaknya memikirkan hal tersebut. 'Ya! Rambut. Cowok ini sudah memotong rambutnya." seru Rakken dalam batinnya.

'Tunggu! Kenapa gue harus mikirin ni cowok sih? Kan jadi nambah pikiran, goblok. Ah sudahlah' kesalnya.

Sedang asyik bergulat dengan pikirannya sendiri, Rakken pun tersadar akibat pertanyaan yang dilontarkan salah satu dari keempat cowok itu.

"Kalian anak Cakrawala juga? Kok bolos?" Pertanyaan unfaedah sekali everybody.

"Suka-suka lah" seru Edrea kepada sang penanya.

"Santai atuh mbak, ntar ga ada yang mau sama mbak gimana? Mbaknya judes gini" sindir cowok itu.

"Bacot"

"Galak amat neng hehehe.. Ehem anyway kenalin, gue Aditya Gautama. Dan gue yang tertua disini" Jelas Adit.

"Aku Daffin, Daffin Dewandaru. Yang paling muda dan paling imut disini xixixi" jelas Daffin dengan tangan membentuk piece di kedua pipinya.

'fix jamet'  batin Rakken dan Edrea.

"Haii, kenalin gue Rasya Putra Mahkota huaaa eh enggak deng, Rasya Putra Bastian wkwkwk" jelasnya dengan tawa yang sangat mempesona.

Rakken hanya terdiam dan Edrea yang ber-oh ria terhadap mereka.

"Dan Lo, Siapa Lo? Kok diem daritadi," tanya Edrea pada salah satu cowok yang hanya terduduk diam sambil memandang lekat mata Rakken yang juga dibalas tatapan tajam oleh Rakken.

"Oh dia mah emang gitu anaknya, suka diem2 baek kayak umpan ikan, musti ditepok dulu baru aura hiunya keluar, ya gak, Lang?" Jelas Rasya sumringah sambil menepuk lengan cowok tersebut. Dan mata Elang sang cowok pun beralih menatap sang pengganggu dengan tatapan menusuk. Rasya pun seketika menjauhi cowok tersebut. Lantas hal itu diketawai kedua temannya yang lain.

"Dia itu rajanya kulkas jalan, raja maung juga wkwk... namanya El--"

"Elang Mahadri Utama"

~🔺~

~🔺~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tbc*

5 Juni 2021

🔺 Chaazeel 2021

Time Travel of a Brave GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang