13

102 11 0
                                    

🔺 Chaazeel 2022
____________________

"Sayang, kamu kok gak ngajak-ngajak aku makan disini"

Uhukkk

'tai' umpat Rakken dalam hati.

Mata tajamnya beralih menatap pelaku yang masih setia memasang senyuman lebar dengan muka 'sok' polosnya.
'Seno lucknut'.

"Sayang?" Ulang Seno ketika melihat kembarannya itu masih dalam mode melotot. Edrea, Lian, Tito dan yang lainnya melongo menatap mereka berdua.

"Sayang sayang mata lu peyang. Gak kenal gue sama Lo" ketus Rakken pada Seno.

"Yang manggil Lo sayang siapa, gue cuma panggil nih kucing daritadi natep gue mulu, bukan Lo GR banget" penjelasan Seno membuat Rakken terkejut. Kemana sifat dinginnya itu? Ya walaupun kalo sama Rakken dia ngeselin tapi tetep aja dia sok dingin di hadapan orang lain.

Dan sejak kapan disini ada kucing?!!
Laki-laki itu dengan antengnya mengangkat seekor kucing yang berada tak jauh dari kaki Rakken.

"Gue duduk disini ya? Tempat lain udah penuh" ujar Seno yang masih mengelus kucing yang keliatannya sangat ingin melarikan diri dari Seno.

"I-iya duduk aja" jawab Edrea yang masih kaget dengan sosok Seno yang berada didekatnya ini. Untung saja dia sudah naksir Lian, kalo belum sudah dipastikan Seno akan menjadi target bucinnya.

Bagaimana tidak? Melihat Seno dari jarak dekat begini membuat jantungnya tidak baik-baik saja. Nikmat Tuhan manakah yang engkau dustakan.

Lian dan Tito hanya cuek dengan itu dan melanjutkan kegiatan makan mereka.

"Btw Lo pindahan dari mana?" Sepertinya sosok Tito masih penasaran sama Seno. Bukan cuma Tito doang sepertinya, yang lain juga.

"Surabaya" Ya Rakken bilang kemaren kalo ada yg bertanya dari mana asalnya, bilang aja Surabaya dan Seno hanya berdehem.

Tak jauh dari tempat mereka, sepasang mata menatap lekat kejadian yg sejak tadi berlangsung di hadapannya.

"Gue gak akan pernah melepaskan Lo lagi, Sayang" gumam seseorang tersebut sambil menyeringai.

~🔺~

Setelah waktu istirahat usai, tentunya dilanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar yang membuat kebanyakan siswa mengeluh. Saat ini kelas Rakken tengah mempelajari mapel bahasa Indonesia yang diyakini saat ini para siswa ada yang tiduran, ngupil, termenung bahkan memandangi kakak kelas yang lagi olahraga di lapangan sekolah.

'nikmat tuhan manakah yang engkau dustakan?'

Bahkan Rakken pun saat ini sedang mati-matian menahan perutnya yang lagi mulas. Wajah kecut terpampang jelas di mukanya. Bagaimana tidak? Ini semua gara-gara bakso super pedas yang dia makan tadi pas istirahat.

Dirasa sudah tak tahan mau memenuhi panggilan alam, Rakken pun mengangkat tangan kanannya sehingga mengalihkan buk Lola yang sedang menjelaskan materi.

"Ya, Rakken?" Tanya buk Lola sambil membenarkan posisi kacamatanya.

"A-anu buk...saya permisi ke toilet ya buk?" Tanya Rakken yang masih menahan sakit perutnya. Sontak buk Lola memicingkan matanya ke arah Rakken.

"Alah, alasan doang kamu mah. Padahal niatnya mau bolos kan?!" Ketus buk Lola yang tak percaya dengan perkataan Rakken.

"Gak bohong buk, saya kebelet banget ni karena bakso pedas yang saya makan tadi" jelas Rakken yang kesal sama guru dihadapannya ini.

"Awas aja kalo kamu bohong, saya jitak kamu" ucap buk Lola sambil memperagakan tangan yang seolah-olah mau menjitak orang. Hal ini makin membuat para murid di kelas itu menahan tawa.

"Iya buk L-O-L-A" jawab Rakken sambil menekankan nama Lola.

"Dah sana pergi"

Tak mau lama berdebat dengan guru yang satu itu, Rakken pun bergegas berlari menuju toilet. Sesampainya disana pintu toilet pun didobrak dengan kerasnya. Untung disana sepi jadi dia gak perlu mendengar ocehan-ocehan yang memanaskan telinganya.

Berkutat selama beberapa menit di dalam toilet hingga dia pun sudah menuntaskan panggilan alamnya. Lega? Pasti dong.

Hingga pas Rakken membuka pintunya, sesosok tubuh sudah menunggu dengan lengan yang dilipat didepan dada dan tak lupa senyuman yang lebih mirip seperti seringai.

Kaget cap badak tau gak?!

Mata Rakken pun membulat melihat sosok ini, di tambah lagi dengan terdengarnya beberapa langkah kaki yang menuju ke toilet sehingga membuat dia didorong kuat oleh orang didepannya itu. Tak hanya itu, orang itu pun segera menutup pintu di salah satu toilet guna tak terlihat oleh orang yang datang ke sana.

Terjebaklah Rakken bersama orang itu di ruangan yang sempit ini dengan ekspresi yang masih kaget melihat orang didepannya ini.

"Diem cantik, kalo kamu gak diem nanti kita ketahuan" bisik halus orang itu di telinga Rakken.

"L-lo ngapain kesini?" tanya Rakken terbata-bata. Dirinya masih takut diapa-apain sama orang ini apalagi dia pria. Ingat PRIA!!

Terlihatlah senyuman manis yang didapat oleh netra Rakken.

"Aku kangen banget sama kamu, dah lama kita gak ketemu" jawab pria itu yang tentunya dengan suara deep super pelan.

"Elang? Maksud Lo apa?" Yap orang itu adalah Elang. Tentu Rakken kaget bukan main secara Elang tiba-tiba bilang kangen padanya. Padahal mereka gak ada hubungan apa-apa selain terciduk pembunuhan diwaktu lalu.

'Apa jangan-jangan dia mau bunuh aku juga??'

Terlihat Rakken yang sangat keras berpikir, Elang lekas tertawa melihat itu. Rakken? Dia masih berperang dengan otaknya, apalagi jantungnya yang sejak tadi berdegup kencang seakan mau keluar dari tempatnya.

Bagaimana tidak? Posisi mereka sangat intim dengan Rakken yang berada di kungkungan pria itu. Jarak wajah mereka bahkan tidak lebih dari 10 cm. Hanya terdengar hembusan nafas mereka berdua. Mata yang saling terhubung dan pikiran yang sedang jelajah kemana-kemana.

Jelas Rakken sangat sangat tidak nyaman saat ini.

"Lo kenapa kek gini?" Tanya Rakken pelan dengan raut yang masih tak berubah.

"Aku udah ingat semuanya, sayang" jawab Elang yang makin membuat Rakken terkejut dan shock.

Apa dia tuli? Sayang?

"Lo siapa sih? Ingat apa?!" ketus Rakken.

"Aku ingat semuanya Anindira. Semua tentang kita dan kenapa aku jadi seperti ini"

Hal itu tentu makin menambah beban tanda tanya besar di otak Rakken. Apa yang sebenarnya laki-laki ini katakan.

Ehh?! Tunggu!

"Anindira" lirih Rakken seakan bertanya darimana Elang tau nama asli dia.

"Iya, sayang"

TBC*

Hayolohh kenapa tu si Elang😄
Makin penasaran kan?
Ditunggu next chapternya🤗🤗

🔺 Chaazeel 2022
🔺21 Februari 2022

Time Travel of a Brave GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang