" Hiduplah bagaikan lilin yang tak pernah menyesal untuk menyala, jadilah udara yang terus mengalir meski batu tajam menahan,dan jadilah hujan yang tak punya alasan untuk jatuh"
-satya dengan ilusi nya
..........
lagu Dear mother dari god terdengar dari handphone milik satya ,sambil mengerjakan tugas sekolahnya satya begitu terlihat sangat fokus.hingga papa nya yang datang dan membuka pintu kamarnya secara kasar sontak satya pun terlonjak kaget dan hampir saja jatuh dari kursi.Bima langsung mengahmpiri satya lalu menekan keras pipi kanan satya hingga membekas.satya yang kaget dan ketakutan hanya tertunduk sambil memegangi pipinya.
"siapa yang mengajarkan kamu untuk mengambil uang saya?!" ujar Bima sambil menjambak kasar rambut satya. "uang apa yang papah maksud satya gak faham" pelan satya sambil memegang tangan bima yang sedang menjambak rambut nya. "masih mau ngelak lagi iya?saksi nya adik".seketika satya melirik kamu ke arah Azka yang sudah berdiri sedari tadi sambil tersenyum singkat ke arah nya.
Satya terus mengelak tapi tetap saja Papa nya lebih percaya dengan kosong Azka yang dibandingkan dengan kejujuran yang sudah dijelaskan.
"Dasar anak tidak tau di untung!" Ucapkan sambil mengambil gambar tubuh Satya ke dalam kamar mandi, tak lupa Bima sebuah gagang sapu dan mulai memukuli tubuh Satya tanpa ampun.
"Pah ampun pah sakit,Satya benar-benar gak tau pah Satya udah jujur"
"Sakit pah,ampun" teriak Satya yang terdengar sangat menyenangkan, Satya hanya diam tak bisa melakukan apapun saat ini.memejam kan mata sambil menangis adalah salah satu caranya agar rasa pukulan yang diberikan oleh Bima begitu sakit.
"Kalau sekali lagi kamu ketauan mencuri uang saya saja saya akan melakukan lebih dari ini" ujar Bima sambil melempar gagang sapu itu,Azka pun menghampiri Satya yang masih meringkuk di lantai kamar mandi,Tangan Azka perlahan-lahan mencengkram luka Satya sambil tersenyum miring ke arahnya .
"Gimana sakit ya?bagus deh gue harap papa bakalan nyalahin lo terus", Satya melirik ke arah Azka, "itu kamu kan yang ngelakuin?" Lirih Satya
"Iya kenapa gak suka?",Satya hanya bisa terdiam mendengar ucapan Azka barusan,Azka pun hanya tertawa sambil pergi keluar dari kamar mandi.
Satya pun hanya bisa bangun dengan sempoyongan di tambah sisa tenaga yang ia miliki sekarang,ia perlahan berjalan menuju kasurnya dan mulai merebahkan tubuhnya secara perlahan.
"Sakit pah" liriknya,Hingga ia menyadari hidungnya mengeluarkan darah dengan segera mungkin Satya mengambil tissue yang ada di meja belajar,darahnya terus mengalir hingga kepalanya mulai terasa sangat pusing.
Dan pada akhirnya Satya jatuh pingsan dengan tisu berserakan di lantai kamar nya.
----
KAMU SEDANG MEMBACA
hilang
Fanfiction❝ aku mau bertahan,tapi semesta melarang nya ca..❞ Ini tentang, Seorang anak laki-laki yang sedang menyembunyikan kepahitan yang dia rasakan dalam dirinya, anak laki-laki yang tengah berusaha keras untuk terlihat baik baik saja padahal dia sendiri i...