14.kuat

61 5 1
                                    

°
°
°

"Kamu selalu hidup entah di fikiran nyata ku atau di dalam ilusi ku,aku tak pernah berfikir untuk meninggalkanmu sendiri karena tuhan menghadirkan aku di hidup mu untuk menemanimu"

"Kamu selalu hidup entah di fikiran nyata ku atau di dalam ilusi ku,aku tak pernah berfikir untuk meninggalkanmu sendiri karena tuhan menghadirkan aku di hidup mu untuk menemanimu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°
°
°
Selamat membaca...

Malam itu sepulang dari rumah Eca,Satya kembali ke rumahnya dengan perasaan yang masih dalam jaringan.dengan langkah-langkah pelan Satya masuk kedalam rumah lewat pintu belakang.

Terlihat keadaan rumah sudah sepi,itu tandanya kedua orang tua Satya sudah pulang.

Namun saat Satya akan menuju kamarnya,lampu dapur terlihat Azka sudah berdiri dengan satu tangan memegangi gelas yang berisi air putih.

"Wih udah pulang Lo,gimana rasanya waktu tau rahasianya?sakit ya?"

"Plis Azka jangan bahas itu dulu"

"Terus tadi hampir aja Lo mati di tangan papa, coba aja kalau mama gak ikut campur, mungkin sekarang kita semua lagi pesta atas kematian Lo"

Satya mencoba tak memperdulikan ucapan Azka dan berlalu masuk ke dalam kamarnya.

Di dalam kamarnya Azka meneteskan air mata, menerima sebuah kenyataan yang pahit dari kedua orang tuanya langsung.

Rasanya seperti dunianya akan hancur begitu saja,orang tua yang seharusnya bisa menjadi rumah bagi seorang anak.

Malah berganti menjadi sumber luka untuk Satya.

Rasanya masih seperti mimpi, Satya terus memukuli kepalanya agar ia bisa langsung terbangun dari mimpi buruknya ini.

-----

Pagi setiap hari seperti biasanya Satya menyiapkan sarapan untuk keluarganya, terlihat tawa dan terdengar di meja makan senyum manis terpancar dari wajah kedua orang tuanya melihat Azka merasakan Satya sangat iri.ia ingin menjadi bagian dari mereka sekarang walaupun hanya sebentar.

Satya menyajikan makanan yang ia bawa ke meja makan, terlihat dari raut wajah kedua orang tuanya sangat berbeda jika Satya ada di samping mereka.

"Mah,pah aku berangkat sekolah dulu ya"

Hening tak ada jawaban,dari arah dapur terdengar suara bibi yang memanggil namanya. Sebelum Satya pergi tak lupa melempar kan senyum manis ke arah orang tuanya yang jelas-jelas tidak akan di hiraukan oleh mereka.

"Ada apa bi,ada yang bisa satya bantu?"

"Ah engga mas,bibi bikinin kamu buat makan di sekolah jangan lupa makan ya,bibi bikin nya spesial banget buat kamu", terdengar suara bibi gemetar terlihat melihat udara mata mengalir deras di iringi senyum amatir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

hilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang