10. Apakah Mungkin?

228 36 2
                                    


"Joohyun, kemarilah" pinta Suho ketika Joohyun membereskan cafe.

"Ne, Sajangnim?" Joohyun sudah duduk di hadapan Suho.

"Cobalah" ia menunjuk cheese cake di hadapannya.

Raut wajah Joohyun menandakan dia kebingungan.

"Apakah pelanggan kita akan menyukainya? Ini cheese cake buatan temanku, aku akan menaruhnya di etalase"

"Baiklah aku coba" Joohyun mulai menyendok bagian kecil potongan cheese cake dihadapannya.

"Eum... Enak banget. Manisnya pas, saat masuk ke mulut rasanya lumer dan memanjakan. Seperti semua stresku hilang bersama hilangnya kue ini dalam mulutku"

Suho tersenyum, "kalau begitu habiskan" Joohyun mengangguk.

"Bawalah ini pulang" Suho menyodorkan kotak berisi cheese cake.

"Ne?"

"Boleh aku mengantarmu pulang?"

"Tidak perlu Sajangnim, aku bisa pulang sendiri"

"Aku ingin mengantarmu"

"Apa Sajangnim akan memaksaku?"

"Ya"

"Baiklah" Suho tersenyum menang.

Setelah selesai membereskan cafe, mereka langsung pulang dengan mobil Suho.

"Sepertinya kau tidak suka di paksa" ucap Suho dalam perjalanan.

"Eum, sebelum mereka memaksa lebih baik aku menurut lebih dulu. Aku juga malas berdebat"

Saat sampai rumah sebuah mobil polisi sudah terparkir di samping rumah Joohyun.

"Ada apa?"

Joohyun langsung berlari keluar menuju rumahnya saat melihat ayahnya dibawa dengan borgol di tangannya.

"Appa! Andwe!" Joohyun berusaha melepaskan genggaman dua polisi di samping ayahnya agar mereka tidak membawa ayahnya.

"Dia tidak bersalah! Lepaskan uri Appa!"

Polisi lain mencoba menjauhkan Joohyun dari ayahnya.

"Lepaskan! Appa! Andwe! Jangan tinggalkan aku..." Joohyun mulai menangis.

"Hyun-ah, gwenchana" ayah Joohyun berbicara pada polisi agar meminta waktu berbicara pada anaknya.

Polisi yang menahan Joohyun mulai melepaskannya.

"Appa gwenchana. Uljima. Appa akan segera bebas karena Appa tidak salah" ayahnya langsung masuk ke mobil polisi.

"Andwe..." Joohyun jatuh tersungkur saat mobil polisi membawa ayahnya pergi.

Suho datang dan langsung memeluk Joohyun. Emosinya tersulut melihat situasi ini. Ia tahu ulah siapa ini, dan itu membuatnya semakin marah. Suho membawa Joohyun masuk ke rumahnya.

"Ah, mianhe Sajangnim. Aku sedang ingin sendiri"

"Araso" Suho menaruh cheese cake yang ia bawa di atas meja, lalu berpamitan keluar.

Joohyun melamun menatap cheese cake di hadapannya. Tak lama ia beranjak berdiri untuk menuju rumah Seungwan. Saat sampai Seungwan belum pulang.

"Joohyun-ah, tunggu di dalam saja" ucap ibu Seungwan.

"Gwenchana Imo, aku ingin menunggu di sini"

Tak beberapa lama Seungwan pulang, ia terkejut melihat Joohyun berada di depan rumahnya sedangkan Joohyun langsung berlari memeluk Seungwan.

Behind Your SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang