20.

24 4 2
                                    

"Akhh pusing banget gua" Putri mengusak kepalanyanya kasar

"Ayok ke dokter aja si put" ajak salma

"Males ah"

"Lo kok gitu sih?! Ayok dong" ajak salma lagi dengan nada memaksa

"Males sal ah, gua tidur bentaran aja deh" jawabnya

"Loh kok tidur, ntar sore kita kan mau cari kue buat raehan" Salma mengerucutkan bibirnya

"Lah emang iya?" Tanyanya

"Ihh lo lupa?" Tanya salma tidak percaya

"Emang lu ngajak gua gitu?"

"Lo kok jadi pikun gini sih?!"

"Ehh sori sal gua lupa beneran, tapi kapan lu mintanya?" Putri berusaha mengingat tapi nihil kepalanya malah tambah sakit

"Minggu kemarin"

"Yaudah bentar gua mandi deh"

"Lu yakin gapapa? Ke dokter yuk"

"Gakkkkmauuuu"
.
.
.
Mereka berdua akhirnya berada ditoko roti, 2 hari lagi raehan ulangtahun mereka memang bisa saja beli kue ultah dadakan tapi kata salma enak kalo custome dulu.

"Udah milih?" Tanya putri

"Udah nih"

"Abis ini kemana?"

"Lu pucet, mending pulang aja deh ya"

"Terserah sih gua ma"

"Gua telfon ramna ya?" Yang ditanya hanya mengangguk

"Lah elu pulang gimana?"

"Gua mau mampir kampus dulu "

"Baiklah"
.
.
.
"Gua duluan ya" Salma melambaikan tangannya

"Ati-ati lo" -Ramma

"Naaaa" lirihnya

"Kenapa?" Tanya ramna

"Ke taman yuk" ajak Putri

"Boleh, tapi jaketnya dipake dulu ya" Ramna meraih jaket yang sedari tadi hanya ditenteng putri
"Dingin" tambahnya

"Makasih"

"Apaan sih gini doang" ramna mengusak putri gemas

-------

"Tumben ngajak ke Taman gini?" Tanya ramna

"Gatau pengen aja" kekehnya

"Dingin gak?" Yang ditanya hanya menggeleng

"Put..." Ramna berdiri didepan putri

"Apa?" Tanyanya

"Boleh gak sih aku egois sama semesta" katanya

"Maksutnya?" Putri mendongakan kepalanya

"Aku pengennya kamu cuma buat aku, bahkan semesta gaboleh ngambil kamu dari aku karna kamu itu semestanya aku"

Putri terkekeh "kamu ni kenapa na?lebay banget"

"Cuma takut..." singkatnya

Putri memeluk ramna erat dan tersenyum
"kamu bakal jadi yang terakhir dihati aku, wekkkk geli banget na ah" Putri tertawa

"Lucuunyaa" Ramna menangkup wajah putri

"Keknya aku ga cocok ngomong kek ginian" kekehnya

"Belajar sama Raehan sono" katanya

"Kenapa?"

"Yehh biarpun tukang ngegas tapi dia bisa mengeluarkan kalimat bucin tau hahaha"

"Nggak ah gelii dengernya"

"Tapi janji ya..."

"Janji apa?"

"Kamu harus selalu bilang apa yang kamu rasain, entah itu sedih,seneng,sakit,bahagia atau apapun itu bahkan ketika kamu ngeliat aku kamu udah gak degdegan bilang ya"

"Naa pliss kamu tu aneh, yang terakhir tadi gabakal pernah okey?!"

"Janji dulu...."

"Iyaa janji, sekarang yang aku rasain dingin" Putri berlalu dari ramna

"Yehh tungguin, nih dobel jaketnya" Ramna memberikan jaketnya


Uhukkk uhukkk

Putri terbatuk beberapa kali

"Pulang ya" pinta ramna

"Akhh aku gabisa liat apa-apa naa" katanya

"Put sadar, kamu kenapa?" Ramna mengguncang tubuh putri

"Naaa aku mimisan" Putri memegangi hidungnya

"Naik kepunggung aku cepetan!"

Dengan sisa kesadaran putri, ia berusaha menaiki punggung ramna tapi sayang pandangnya semakin menghitan dan

Brugkhhh. Putri pingsan

"Put...put...!"

Tanpa berpikir panjang Ramna menelfon ambulance dan sesampainya di Rumah sakit Putri langsung dilarikan ke UGD

-------

Salma dan Raehan berlari kecil menghampiri Ramna yang sudah terduduk lemas didepan pintu UGD

Pandangannya kosong, jejak air mata masih menggenang dimata ramna. Raehan yang melihatnya pun hanya menghembuskan nafas gusar.

"Jangan lagi tuhan.." batinnya
"Ram...putri kuat" katanya sambil menepuk bahu temannya itu

"Udah ngomong sama ibuk?" Ramna hanya mengangguk

Bapak Putri yang kebetulan berada di Solo akhirnya langsung datang setelah mendapat panggilan dari Ramna

"Gimana kondisi putri nang? Tanya bapak

"Kritis...pak" lirihnya

"Ibuk lagi dijalan kesini" katanya

"Maafin saya pak.."

"Bukan salah kamu nang.." Bapak memeluk ramna, ramna terisak

"Saya gagal pak, saya gagal jagain putri" isaknya

"Sudahh cukup kamu jangan nyalahin diri kamu"

Dokter keluar
"Anda walinya?" Tanya dokter

"Betul, saya bapaknya"

"Bisa bicara pak"

"Tunggu istri saya ya pak" pintanya

"Baiklah, tapi mohon dipercepat karna ini penting" Dokter kembali masuk

"Pak...." Ramna terjatuh lemas memegangi lututnya dan terisak

"Ram lu harus tetep kuat" kata raehan

"Gua mau keatap" Ramna berdiri dengan terhuyung menuju atap sendiri
.
.
.
"Kamu pergi aku juga pergi....."

Ramna & Putri : Semesta yang hilang |JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang