26.

20 2 0
                                    

Hari pemakaman

Langit hari ini benar-benar murung seakan ia tahu apa yang dirasakan oleh semua orang hari ini.

Semua hadir di Acara Pemakaman Putri, kecuali Ramna.

Ia duduk di Pinggir jendela dengan tatapan kosongnya

"Naaa" panggil ibuk

"Na kamu bisa denger ibuk?"

"Na jangan gini dong sayang, ibuk takut"

Ramna masih terdiam

"Naaa"

"Buk...."

"Iya sayang?"

"Pemakamannya gimana?"

Syukurlah walaupun ramna hanya duduk dengan tatapan kosongnya namun pikirannya masih jernih.

"Lancar na, semua orang sedih ditanggal putri...banyak yang sayang sama dia na"

"Termasuk aku buk"

"Ibuk tau? Cuma dia yang bisa bikin hidup ramna berwarna buk, cuma dia yang bikin ramna bahagia, dan bahkan cuma dia yang bisa bikin ramna bertahan sampe titik ini buk"

"Ibuk tau sayang" Ibuk memeluk ramna yang mulai terisak

"Buk, aku belum bisa lepasin putri buk"

"Berat ya? Kamu pasti sayang banget sama dia kan? Tapi kamu harus bisa na, putri pasti sedih kalo kamu gini terus" Ibuk mengusap punggung ramna

"Buk, semua salah ramna buk"

"Nggak na, kamu gak salah kamu ini ngomong apa sih"

Saat itu juga Ramna mangis, benar-benar menangis hingga suaranya menghilang. Sesakit itu jika semestanya pergi.

"Tuhan, aku tau engkau pasti tertawa. Aku tau aku bodoh"

"Put, maaf"
.
.
.
"Ramna gimana kabarnya buk?" Tanya Raehan yang baru saja sampai

"Masih nangis han, bisa kamu bujuk dia buat makan?"

"Raehan coba ya buk"

Kretttt
Raehan masuk perlahan ke dalam kamar ramna, ia melihat sang pemilik kamar meringkuk di atas kasurnya

"Ram..."

"Makan dulu nih"

"Lo butuh tenaga buat nangis lagi"

"Ibuk putri nyariin lo asal lo tau"

Ramna terduduk setelah mendengar bahwa ibuk putri mencarinya

"Sori han, gua belum siap ke makamnya" lirihnya

"Gua paham, nih makan dulu"

"Ibuk gimana?"

"Ibuk nangis ram, dia sampe pingsan dan dia nyariin lo"

"Gua belum bisa ikhlasin putri han, gua putus asa banget sekarang"

Raehan menepuk bahu ramna, demi tuhan menyakitkan sekali melihat ramna seperti ini.

"Sekarang lo makan, kita ke Rumah putri abis ini" pinta raehan

"Gak han gua belum siap, kasih waktu gua beberapa hari lagi"

"Okey gua paham, sekarang lo makan"

"Han, gimana kalo gua nyerah? Gua gak bisa han" Ramna mulai terisak kembali

"Lo bodoh! Lu pikir putri bakal suka?!" Kata raehan dengan nada sedikit meninggi

"Han tapi gua hancur han hancur"

Ramna & Putri : Semesta yang hilang |JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang