Sampai di rumah aku pun langsung lari masuk ke kamarku, menghiraukan panggilan mama yang khawatir melihatku menangis saat memasuki rumah.
Hampir seharian penuh aku hanya termenung di sudut kasurku, memikirkan betapa jahatnya Yuni kepada sahabatnya sendiri. Aku tidak membencinya, tapi aku tetap sakit hati dengan hal yang dia lakukan.
Aku menatap layar handphoneku, berharap Yuni menghubungiku untuk meminta maaf, tapi tidak ada pesan apapun yang masuk darinya. Patra pun sama, dia sama sekali tidak menghubungiku untuk minta maaf terkait perselingkuhannya dengan Yuni.
Aku berpikir untuk pindah sekolah, karena tak ingin bertemu dengan mereka lagi. Tapi, aku tak mau mama dan papa kesulitan hanya karena masalah sepele seperti ini. Aku tetap memutuskan untuk masuk sekolah meskipun akan bertemu dengan mereka yang ku anggap baik ternyata merekalah yang memberikan luka dalam hatiku.
*****
Hari-hari pun berlalu, luka dalam hatiku tiap hari kian membaik, aku mulai melupakan kenangan lama dengan Patra. Aku dan Yuni pun sekarang sudah tidak sedekat dulu, aku lebih sering menghabiskan waktu dengan Emerlyn sedangkan Yuni lebih memilih untuk bersama Patra setiap harinya.
Seluruh isi sekolah membicarakan mereka, tapi mereka menghiraukan cacian orang yang menghampiri. Mereka terlalu di mabuk oleh cinta yang sebenarnya didasari oleh penghianatan.
*****
Tak terasa 6 bulan sudah berlalu, aku sepenuhnya sudah move on dari Patra. Aku sekarang lebih mencintai diriku sendiri dan betah dengan status single yang aku miliki. Aku masuk sekolah dengan semangat, tertawa, bermain dan menghabiskan waktuku yang berharga dengan orang yang tulus menyayangiku. Aku tak mau terjebak dengan masa lalu percintaanku yang suram. Hidup tidak sepenuhnya tentang cinta, ada hal baik lainnya diluar sana.
*****
Saat bel pulang sekolah berbunyi, aku langsung bergegas untuk pulang karena ingin shopping dengan mamaku. Dari kejauhan, aku melihat wajah yang familiar berdiri didekat gerbang sekolah. Yaa.. itu Patra, dia ternyata menungguku. Tanpa basa basi dia menarikku dan mengajakku bercerita untuk pertama kalinya semenjak kejadian 6 bulan yang lalu.
"Apa kabar Put," Sapa Patra basa basi dengan wajah tak berdosa
"Baik kok, Puji Tuhan Baik. Kenapa nih, tumben ajak aku ngomong?" Tanyaku singkat
"Boleh ngobrol berdua ngak? Di taman tempat biasa?" Tanyanya lagi
"Boleh aja sih, tapi hari ini aku sibuk, mau jalan sama mamaku." Jawabku untuk menghindar
"Sebentar aja Put, aku mohon." Ujarnya lagi dengan nada yang memohon
"Hmm.. Okelah. Asal sebentar aja ya." Jawabku terpaksa
"Oke Putt, ayuk." Ajaknya mendekati motor miliknya.*****
Sesampainya ditaman, kami duduk dikursi yang dulu bisanya kami duduki bersama. Dia mulai menarik nafas panjang sebelum memulai obrolan yang nampaknya sangat serius.
"Jadi gini Put, sebelumnya aku mau minta maaf terkait masalah yang terjadi beberapa bulan lalu. Aku sangat menyesal sudah menyia-nyiakan kamu Put. Aku sama Yuni.."
"Wait .. Sebelum kamu lanjut, aku udah tau inti pembicaraanmu. Pertama aku udah maafin kamu dan Pacarmu dari dulu. Jadi kamu ngak usah minta maaf lagi, itu kan masalahnya juga udah lewat lama. Kedua, aku ngak mau tau masalahmu apa dengan Yuni, aku ngak mau mengurusi hubungan orang lain." Jawabku tegas
"Pacar? Aku udah putus sama Yuni Put. Dia selingkuh dengan teman cowonya dari seminggu yang lalu." Jawabnya yang sontak membuatku kaget. Aku berpikir, kok bisa Yuni sekarang jadi seperti itu.Patra pun melanjutkan pembicaraannya tanpa aku potong, aku hanya mengangguk dan memperhatikan apa yang Patra ceritakan. Berharap dia tidak akan mengajakku balikkan.
30 menit berlalu dan tebakkanku ternyata benar, dari cerita yang panjang lebar dia story telling kan kepadaku, dia masuk ke inti pembicaraan.
"Put, mau ngak kamu balikkan dengan aku? Aku nyesel ninggalin kamu demi Yuni yang ternyata kurang ngajar seperti itu." Ujarnya dengan nada emosi
"Siall." Umpatku dalam hati
"Sebelumnya aku ikut sedih dengan yang kamu alami ya Pat. Tapi maaf aku ngak bisa balikkan sama kamu. Aku udah seneng dengan keadaanku sekarang. Orang tuaku juga ngak suka sama kamu dan Yuni semenjak aku cerita kepada mereka terkait masalah yang sempat membuatku frustasi beberapa bulan lalu. Aku berdoa semoga kamu bisa bertemu cewe lain yang lebih baik dibandingkan Yuni ya. Tapi maaf, itu bukan aku. " Jawabku menjelaskan
"Aku pamit ya, hati-hati kamu pulangnya." Sambungku yang langsung berdiri meninggalkan Patra yang masih termenung di kursi taman.
*****
Sesampainya dirumah, aku duduk di kursi belajarku. Berpikir, ternyata Tuhan adil ya. Tuhan ngak akan ngasih masalah diluar kemampuan kita. Kita ngak perlu susah payah balas dendam. Karena pada dasarnya "Everything You Do, Comes Back To You"
Salah satu kunci move on menurutku dari masalah yang aku alami ini, adalah iklas. Saat kita iklas dan mulai untuk membenahi diri menjadi yang lebih baik, Tuhan tidak akan pernah diam. Tuhan akan menolong kita.
*****
Uragirimono
End~