Chapter 15

14 2 0
                                    

Sudah 1 minggu kecurigaanku masih belum hilang juga. Sebenarnya aku sudah mendapatkan banyak bukti tentang kecurigaanku ini tapi aku terlalu takut bertanya kepada Patra tentang apa yang terjadi. Aku takut jika kecurigaanku ini benar maka aku akan kehilangan Patra dari sisiku.

Sikap Patra membuatku semakin gelisah. Selama satu minggu ini aku yang selalu duluan mengirim pesan padanya dan semua perhatiaannya padaku seperti paksaan semata untuk membuatku senang.

Chat yang ku awali pun hanya ditanggapi sebentar olehnya lalu setelah itu dia mulai mencari alasan agar chat kita berakhir dengan cepat. Alasan yang dia gunakan juga sangat klise, dia selalu mengatakan alasan yang sama setiap ingin mengakhiri chatingan kami. Tapi,setelah aku pantau terus ternyata dia masih saja online berjam-jam.

Kedekatan Yuni dan Patra pun menambah kecurigaanku. Mereka kelihatan memiliki hubungan selain teman.

"Apakah ini yang namanya sakit hati?" aku termenung dipojokkan kasur sambil memikirkan hubungan antara Patra dan Yuni. Tanpa aku sadari air mataku mulai menetes. Apakah rasanya sesakit ini sampai aku tak bisa menahannya lagi?

"Apapun yang akan terjadi, aku harus memberanikan diriku!" tekadku semakin kuat untuk bertanya terkait hubungan mereka.

***

Pagi ini aku melihat mataku yang sembab karena menangis semalaman, aku tak menyangka sakit hati bisa sesakit ini.

Aku sudah banyak berpikir apa yang akan terjadi,sekarang aku sudah siap menerimanya jikalau pun aku harus putus dengan Patra.

Aku sudah mengirim pesan kepadanya untuk bertemu di taman dan tumben sekali dia langsung membalasnya dengan cepat. Apa mungkin karena Yuni nggak online jadi dia memiliki waktu untukku.

Sambil menyisir rambutku dan sedikit merias diri,aku sudah siap untuk pergi bertemu dengannya.

Ketika aku semakin dekat menuju taman,tiba-tiba langkahku menjadi berat dengan pikiran yang membebani langkahku.

Apa yang harus aku tanyakan dulu ya kepadanya? Aku harus minta penjelasan darimana? apa jangan-jangan semua ini nggak benar dan aku salah menuduh? alamak tekadku mulai luntur lagi. Aku menghentakkan kakiku dan mulai ragu-ragu untuk menemuinya.

"Uy sayang... ngapain melamun disitu? sini...!" Karena aku melamun  aku tak menyadari bahwa Patra sedang berdiri tak jauh dariku, tiba-tiba dia menghampiri dan mengelus kepalaku.

"Udah lama ya kita nggak berduaan lagi," ujarnya sambil memegang tanganku yang membuat bibir ini nggak sanggup untuk bertanya apa yang kupikirkan dari semalam.

"Ehm... iya" jawabku dengan pelan lalu aku mencoba melepas genggamannya.

Aku melihat mata Patra yang seolah heran mengapa aku melepaskan genggamannya tapi aku mencoba untuk tidak peduli.

"Sebenarnya aku ajak ketemuan bukan untuk bermesraan tapi aku ingin menanyakkan sesuatu." entah kenapa aku tak berani melihat langsung ke wajahnya

"Ehm... mau tanya apa sayang?" 

Argghhh... Aku jadi panik dan bingung mau bertanya darimana duluan.

Tenang... Tenang... Aku harus tetap tenang.

 "Coba kamu jujur deh Pat, kamu sama Yuni ada hubungan apa sih? aku nggak akan marah kok yang aku minta cuman kamu jawab jujur aja" tanpa basa basi aku langsung to the point dan ketika itu juga aku langsung menatap mata Patra yang sontak membuat bola matanya langsung terbelalak menunjukkan berarti ada sesuatu yang dia sembunyikan selama ini.

"Ehm..." gumamnya sambil menggaruk kepala dan tak berani menatapku
"Aku sebenarnya pacaran sama Yuni, maaf ya Put..." 

"Oh gitu... udah berapa lama?" tanyaku yang tetap tenang ingin rasanya aku marah tapi aku sudah katakan padanya kalau aku nggak akan marah

"Udah seminggu Put,"

"Oh gitu jadi selama ini kecurigaanku bener ya... haha... semoga langgeng ya!" jawabku yang masih berusaha tenang.

Aku langsung pergi meninggalkannya di taman dan berlari sebisa mungkin menjauh darinya.

Sakit...

Sakit sekali...

Jangan lupa di votemment *-*
#Uragirimono

UragirimonoWhere stories live. Discover now