Hari ini aku berencana pergi bersama Patra. Kami janjian bertemu di salah satu cafe yang sering kami kunjungi. Patra tidak bisa menjemputku karena ada urusan mendadak.
Beberapa jam berlalu, bayangan Patra tak kunjung kelihatan. Banyak pengunjung yang pergi dan datang tapi aku tetap berada di tempat duduk yang sudah aku tempati hampir 2 jam ini.
Aku sempat bahagia melihat seorang yang mendekatiku,ku pikir itu Patra ternyata bukan.
"Lah kok kamu disini Rey?" tanyaku kebingungan
"Aku disuruh Patra kesini, katanya nemenin kamu sebentar. Dia bakalan telat." jelasnya yang masih ngos-ngosan.
"Mau minum?" aku menawarinya es teh manis yang kupesan tadi. Tanpa basa basi dia langsung meneguknya sampai habis.
"Kalo gitu kita mau kemana?" lanjutku
"Si Patra nyuruh aku bawa kamu ke mall sih," jawabnya sambil menyeka es teh disekitar bibirnya
"Yaudah ayo, keburu malam." ajakkuKami pun berjalan menuju mall yang dimaksud Rey tadi. Rey adalah sahabat Patra sejak SMP, saking dekatnya mereka sering dipanggil kembar siam. Rey memiliki sikap yang friendly, dia juga memiliki senyum yang lucu. Tapi kalo menurutku sih Patra tetap yang terbaik~ hehehe.
Ketika sampai di mall tersebut, Aku terpana melihat wahana bermain yang nampaknya mengasikkan. Tanpa ragu aku mengajak Rey masuk kesana.
Kami bermain banyak permainan yang mengasikkan. De Javu~ sayangnya bukan Patra yang berada bersamaku sekarang.
Aku menatap lekat-lekat Rey yang sedang asik memainkan permainan basket.
"Kenapa Put? Kok bengong?" tanyanya mengagetkanku
"Ngak kok ngak apa-apa." jelasku yang langsung berlalu pergiAku langsung mencari tempat duduk disekitar tempat bermain itu. Aku memperhatikan Rey yang masih sibuk dengan permainan basket, entah apa yang dia harapkan dari permainan itu.
Tak lama Rey menghampiriku. Dengan wajah yang lusu dan kaos yang dibasahi keringat, ia memberikanku sebuah gelang yang cantik. Entah dari mana dia mendapatkannya.
"Buat aku?" tanyaku keheranan
"Iya,"
"Dapat dari mana? Perasaan enggak ada yang jualan gelang disekitar sini." tanyaku lagi sambil melihat sekeliling
"Aku dapat dari permainan basket tadi, yang berhasil melewati skor yang ditentukan dapat hadiah itu." jelasnya sambil menunjuk gelang yang aku pegang
"Ahh ternyata bakatmu ada gunanya juga ya," ledekku
"Iyalah, captain basket masa sama mainan gitu aja nyerah " ujarnya sambil menepuk dada
"Iya iya captain yang terbaik. Btw makasih ya," ujarku dengan senyum
"Santai aja Put," jawabnya singkatSeketika senyumku berubah menjadi ekspresi kaget, aku tak percaya Patra datang bersama Yuni. Dari mana dia bisa bertemu Yuni, padahal ketika aku meneleponnya kemarin dia menolak untuk datang. Ada apa ini?
"Positive Thinking Put," aku membatin
Aku kembali tersenyum menyambut kedatangan mereka. Aku tak berniat menanyakan kenapa mereka bersama. Aku memutuskan untuk percaya kepada Patra.
"Nah mereka kan udah datang, kalo gitu aku balik dulu ya," kata Rey yang memecah keheningan
"Yaudah, thanks ya bro udah nemenin Putri." ujar Patra sambil menepuk pundak Rey
"Santai aja, aku duluan ya Put,Yun." ucapnya sambil berlalu pergiKami pun melanjutkan perjalan bertiga. Aku seperti pemeran pembantu, yang mengikuti pemeran utama dari belakang. Siapa sih sebenarnya pacarnya Patra? Kenapa aku merasa dilupakan.
Dalam benakku dua pendapat bertentangan, antara mau percaya atau tidak. Seperti dalam ujian, aku harus memilih jawaban yang terbaik.
Aku ingin percaya tapi aku juga ingin curiga.
"Yun, kamu enggak mungkin macam-macam kan?" gumamku kecewa.
Jangan lupa votemment *-*