Chapter 2

210 82 56
                                    

Kemarin, Yuni memperkenalkan sahabat karibnya waktu ia masih SMP, namanya Emerlyn. Emerlyn adalah murid pindahan dari luar kota. Ia sempat satu sekolah dengan Yuni sewaktu mereka sekolah diluar kota. Maklumlah waktu itu kami sempat berbeda sekolah.

Walaupun baru kemarin kita berkenalan tapi aku sudah bisa begitu akrab dengannya. Bagaimana tidak? Emerlyn memiliki sifat yang care dengan teman baru.

"Ya ampun.. Masih pagi kok kalian udah keringetan aja, abis ngapain sih?" tanya Emerlyn dengan gayanya yang rempong

"Ini nih gara-gara Putri. Dia kentut sembarangan terus baunya tuh kayak gas beracun, tahu nggak?" Sahut Yuni sambil mengibas tangannya di dekat hidung

"OMG...Putri!!!" jerit Emerlyn sambil mengambil sesuatu dari dalam tasnya

"Ngambil apaan tuh? "

"Nih tissue buat bersiin keringat kalian," ujarnya

"Makasih Mrs. Clean," ejek kami

Kringg... Suara bel masuk pun berbunyi

"Mana sih dia kok belum datang?" Gumam Yuni yang terlihat begitu khawatir

"Nungguin siapa si Yun?" Ujarku sambil menepuk pundaknya

"Hm, ng....ngak. Ngaak kok Put, bukan siapa-siapa!!" Yuni menjawab dengan wajah yang tampaknya panik

Beberapa menit kemudian, seorang pria masuk dengan tergesa gesa, ternyata itu adalah Patra. Entah kenapa aku melihat seketika wajah Yuni yang cemas menjadi sangat ceria melihat kedatangan Patra.
Aku merasa ada yang aneh dengan Yuni. Jangan-jangan......

"Put, pinjam buku PR kamu dong?!" Tanya Patra yang tiba-tiba sontak membuatku kaget.

Aku pun langsung melihat ke arah Yuni. Wajah Yuni yang senang berubah lagi menjadi seperti orang cemburu?!
"Helloo...Put " ujar Patra memecah lamunanku

"Oh.. Itu anu, boleh, nih." jawabku sambil memberikan buku PR ku

.........

Tak terasa bel pulang sudah
berbunyi. Aku dan Yuni pun pulang bersama seperti biasanya
Tapi ada yg aneh dengan sikap Yuni. Dia terlihat cuek tak seperti biasanya

"Yun, kamu tau ngak tadi si Melly...

"Ngak tau!!"

"Ish.. Aku kan belum selesai ngomong," jawabku sedikit kesal

Tiba-tiba aku mendengar suara seseorang yang memanggil namaku, ternyata orang itu adalah Patra. Dengan tergesa-gesa ia langsung menghampiriku.

"Ada apa Pat?" ujarku

"Aku mau nanya PR matematika yang tadi, soalnya aku ngak ngerti," ujar Patra dengan wajah memelas untuk mencoba menahanku.

"Hmm.. Tapi aku udah mau pulang, udah sore juga. " jawabku sambil melihat langit yang nampak mulai gelap

"Hmm... gimana klo kamu ngajarin aku lewat line?" tanya patra dangan wajah yang sangat memelas membuatku tidak bisa menolak

"Hmm.. okoklah. Ini karena aku nggak tega lihat wajah kamu yang kayak gitu." jawabku dengan nada yang sedikit mengejek.

"Ok deh... Awas yah kalo kamu nggak on nanti malam!" Ujarnya sambil menatap sinis

"Ia bawel. Tenang aja" Jawabku

"Ok deh, makasihh yah Putt... Kalo gitu aku balik dulu yahh Bye"
"Eh Yuni, kamu ada disini juga toh, aku pulang duluan ya Yun. Bye " Patra pun berlalu pergi dengan wajah yang sangat senang.

Tanpaku sadari Yuni melihat kearahku dengan tatapan setajam pisau Dapur.
Aku sadar, dengan sikap Yuni seperti ini, aku tau bahwa dia memiliki rasa kepada Patra.

*****

Jangan lupa di vote dan comment yahh.. ^^

UragirimonoWhere stories live. Discover now