Part 4 - Abang!

4 0 0
                                    

Sebuah mobil memasuki kawasan rumah yang cukup mewah, tiang penyanggah rumah berdiri kokoh pada halaman rumah yang cukup besar. Taman mini terlihat sangat hijau, menandakan betapa sayangnya sang pemilik rumah merawatnya.

“Ini beneran rumah kita disini?”, Tanya sang anak pada orang tuanya.

“Iya sayang, sebelum kita pindah ke Surabaya, Mama sama Papa tinggal disini”, jelas sang Mama lembut.

“Aku ngga pernah tinggal disini?”, kepalanya menoleh ke Mama meminta penjelasan.

“Setelah kamu lahir, kami memutuskan untuk pindah”.

Gadis itu hanya mengangguk tanpa bertanya lebih.

Notifikasi ponselnya berbunyi, menandakan pesan masuk.

DenishLaff
Gimana? Udah nyampe rumah?

Iyaa, ini baru nyampe.

DenishLaff
Ya udah, jangan lupa makan setelah itu istrahat.
Aku lanjut kerja.

Iyaa, I'll miss you so much.
Baik-baik disana.

DenishLaff
I'll miss you too.

Gadis itu menutup ponselnya setelah membaca pesan dari tunangannya.

“Ayok turun nak”, ajak sang Mama membuka pintu dan keluar dari mobil.

***

Ketika memasuki rumah, tak elak kesan elegan memenuhi penjuru rumah, mulai dari furniture ternama, hingga lampu gantung yang menjulang tinggi dengan cahaya lembutnya.

“Kamar kamu dilantai dua, dipintunya terpampang nama kamu”, Papa memberitahu, gadis itu mengangguk dan berjalan menaiki tangga.

Sewaktu di Surabaya dia memang tinggal di komplek perumahan mewah tapi melihat rumah ini, jelas saja rumah di Surabaya jauh lebih kecil dibanding rumah ini.

Setibanya di pintu yang bertuliskan namanya, Azkia Davina, dia perlahan membuka pintunya. Cantik.

Senyumnya tak lepas dari dia masuk ke kamar ini. Dusty pink mendominasi warna kamarnya.

“Mau mandi atau makan dulu? Ini udah masuk jam makan siang, Kia”, Mama duduk di tepi ranjang melihat anak semata wayangnya yang berbaring dengan nyaman di tempat tidurnya.

“Kia mau tidur aja dulu Ma, Kia capek”, Kia membalik badanya mengambil bantal dan memeluk guling, bersiap untuk menutup matanya.

“Ayok makan dulu, Kia ngga maukan kalau Mama lapor ke Denish, Denish nitip pesan kalau Kia rewel dan ngga patuh, Kia bakal balik ke Surabaya dan langsung nikah”.

Kia cemberut dan menatap sang Mama kesal,”Anak Mama aku atau Denish sih? Perasaan Denish mulu yang diperhatiin”.

Dengan terpaksa Kia berjalan ke kamar mandi,”Kia mandi dulu baru makan”.

Mama tersenyum, meski Kia suka membantah, dia selalu patuh sama orangtuanya, apalagi sudah menyangkut dengan Danish.

***

Ail menuruni tangga berjalan ke dapur untuk menemui Karin. Karin sedang mengisi box dengan kue yang baru keluar dari oven. Seperti pada hari-hari yang lalu, di waktu luangnya, Ail membantu Bunda untuk mengorder kue buatanya. Ail melihat-lihat Alamat rumah yang akan dia tujui. Hingga salah satu alamat menyipitkan matanya.

“Bun, ini alamat baru?”, Ail menolehkan kepalanya pada Bunda yang masih focus.

”Iyaa”.

“Eh? Tapi kok sekomplek sama rumah kita?”, Ail mengernyit bingung,”Bukannya ini rumah yang di ujung sana yah Bun, yang warna hijaukan rumahnya?”.

A Twin StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang