Part 11 - Meet Twin

1 0 0
                                    


Sudah dua minggu Ail sekolah dan dua minggu itu juga Ail tak semangat menjalani harinya. Sahabatnya paham akan hal itu, tapi tidak dengan Asa yang selalu menatap khawatir Ail. Ingin sekali dia bertanya pada Ail tapi selalu dia urungkan, mengingat perlakuan Reli terakhir kali pada Ail ketika dia bertemu dengannya. Sebenarnya, dia tidak masalah akan hal itu hanya saja kabar yg diberikan orang tuanya mengguncang batinnya. Dia serasa terhimpit dalam batu besar tak bercela.

"Basket yukh, Sa." Bastian-sahabat Asa, mengajaknya ketika melihat Asa duduk termenung menatap lapangan.

"Lain kali aja, tangan gue masih rada sakit." Asa menjawab seadanya seraya menampilkan senyum tipisnya.

Bastian duduk disampingnya masih dengan Bola Basket ditangannya, "Gue nggak tau masalah lo kali ini apa. Gue hanya berharap, lo bisa lewati masa itu dengan baik. Gue selalu ada saat lo butuh."

Asa tersenyum kali ini lebih tulus, saudara tak sedarah terkadang lebih paham apa yg kita rasakan. "Thanks, Bas"

"Nggak usah mewek. Ntar gue digebukin sama fans lo."

Asa terkekeh.

"Gue ke lapangan."Pamitnya. Asa mengangguk mengiyakan. Dan Asa kembali sendiri.

Notifikasi pesan masuk diponsel Asa.

Bang Za

Apa kabar lo? Tumben banget ngga

hubungi gue.

Buruk bang.

Gue takut ganggu kegiatan lo.

Bang Za

Lah? Ada apa nih? Keknya gue ketinggalan

sesuatu. Kan biasanya lo suka gangguin gue  :)

Cepet pulang makanya. Ngga enak cerita lewat chat.

Bang Za

Gue masih lama pulangnya. Orang baru dua minggu disini.

Emang ngga bisa lewat telpon apa?

dan lo harus manjat pohon gitu?

Btw, lo lagi santuy nih?

Bang Za

Gue spesialis manjat pohon loh, Bi.

kalo lo lupa. Gue lagi ada istrahat bentar, entar mau lanjut lagi.

Sori, tapi gue emang lupa.

Yaudah, fokus ajalah, Bang.

Sehat selalu disana.

Bang Za

Gue ngga bilang mau lanjut -_-

Iyaa, gue tau. Tapi gue udah bell nih.

Bang Za

Ehh, iya lupa. Lo lagi disekolah.

Yaudah, semangat!

Bukan bell tapi Asa sedang tak ingin menceritakan masalahnya ke Abangnya itu. Dia sedang jauh dan tak ingin membuatnya khawatir.

Notifikasi pesan kembali masuk.

Bang Za

Gue tau lo ngga ingin kasih tau gue

Tp lo harus inget, lo utang penjelasan sama gue, Bi. Tunggu gue balik.

Apapun itu, tetap jadi langit Biru yang cerah untuk siapapun.

Asa tak berniat membalas, cukup membacanya. Ahhh,kenapa gue menolak waktu nganter dia ke bandara. Untuk saat ini dia merindukan Abangnya, Reza.

A Twin StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang