Tidak ada yang berbeda setelah hari itu. Semua berjalan dengan tenang. Alex, Reno, Ail dan Ifa semakin dekat. Mereka bagaikan geng elit tak terpisahkan. Asa yang selalu memperhatikan Ail, kini tak terlihat. Entahlah, dunia sedang ingin baik-baik saja tanpa mengusik orang-orang di dalamnya.
Kelas Ail sedang jam kosong. Setengah penghuni kelas mengungsikan diri ke kantin, tak terkecuali Alex dan Reno. Ifa sibuk menyalin catatan pada buku Ail sedangkan Ail sibuk memantau para warga net melalui ig'nya. Tak berapa lama, Alex dan Reno datang dengan sedikit tergesa. Reno yang sedikit oleng, tak sengaja menyenggol meja Ifa yang sedang menulis, memancing umpatan kesal Ifa.
"Bangke!" Ifa memandang ganas Reno.
Reno yang di tatap seperti itu hanya bisa nyengir dan memberikan Teh Gelas Big yang belum sempat di minumnya kepada Ifa. "Biar kepalanya dingin."
Ifa menerimanya meski dengan gerakan ogah-ogahan. "Lagian kenapa juga pake lari-larian segala."
"Ada gossip yang perlu lo berdua tau!" Alex membuka suara.
"Apa?" Tanya Ail dan Ifa bersamaan.
"Kak Asa dan Kak Reli tunangan!" Ifa yang baru saja meminum teh gelasnya seketika menyemburkannya pada Reno. Kaget mendengar berita yang dia dengar. Ail terdiam, memandang Alex dengan kening berkerut.
"Bangke!" cicit Reno menaham geram.
"Biar kepalanya dingin." Ifa membalas ucapan Reno dengan enteng.
Alex ingin sekali menertawakan kejadian yang ada di depannya tapi melihat ekspresi Ail yang tidak bersuara. Dia memilih untuk menahannya.
"Info dari mana?" Ifa beralih pada Alex tapi tetap melemparkan tissue pada Reno.
"Anak-anak lagi pada gosipin di kantin." Reno menjawab.
Mereka semua terdiam, memandang Ail yang tidak juga bergeming. Menatap lurus ke depan.
"Il, lo nggak apa-apa?",
Sentuhan tangan dari Ifa membuyarkan lamunan Ail. "Hng... Nggak apa-apa."
"Beneran nggak apa-apa?" Alex memastikan.
"Iya. Emang aku kenapa?",Ail balas bertanya. Memandang sahabatnya secara bergantian.
Alex dan Reno menghembuskan napas. Membuang muka. Mengangguk dan berlalu ke meja mereka.
Ail memandang bingung kepergian keduanya. "Kenapa? Aku nggak apa-apa kok."
"Iyaa sih nggak apa-apa. Tapi kalau lo galau terus ngunci kamar plus nggak mau makan. Kita yang di babat habis sama Bang Al!" Reno mengeluarkan keluhannya.
"Yah salah lo berdua sih. Nggapain juga ngasih tau kita." Ifa membela.
"Cewek emang nggak mau di salahin. Dah lah." Reno memilih tidak melanjutkan.
Ifa memandang kesal Reno. sebelum kembali menanyai kembali pada Ail.
"Maksud lo yang tempo hari itu. Kabar ini?",
Ail mengangguk. Mengambil napas dalam. Ada sesak yang tak terlihat menggerogoti dadanya.
***
Pulang sekolah Ail memilih langsung tidur tapi yang ada dia hanya membolak-balik badanya di atas kasur. Gelisah kini menghampiri dirinya. Kepalanya ingin pecah ketika mengingat kembali percakapannya bersama Angkasa lewat telpon tempo hari.
~~~
"Hallo... Lagi ngapain? Aku ganggu?"
"Lagi baca novel. Gak ganggu kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Twin Story
Teen FictionHidup tak bisa ku tebak. Ternyata yang selama ini ku anggap tak ada. Berakhir bersama ku -- Aileen, Azkia. Kenapa kenyataanya begitu menyakitkan untuk ku - Bunda, Mama. Maaf, Bun - Ayah, Alvaro. Maaf, Ma - Papa. Cr pict : ig @_womencity