Ail, Ifa, Reno dan Alex berjalan menuju kantin, koridor masih sepi. Jam pelajaran kedua mereka sedang kosong maka mereka lebih memilih ke kantin sebelum jam istirahat tiba, kata Alex kalau kita ke kantin sekarang jam istirahat bisa buat hal lain, dan kita ngga harus dempet-dempetan sama siswa lain. Penjelasan masuk akal Alex membawa mereka kesana. Dari arah berlawanan terlihat Asa bersama dua temannya sedang mengobrol sambil sesekali tertawa, sepertinya mereka baru saja selesai jam olahraga, terlihat dari pakaian olahraga yang masih melekat pada tubuh mereka.Asa menyadari kehadiran Ail bersama yang lain, di memilih berlari kecil meninggalkan keduanya dan menghampiri Ail.
“Hai”, sapa Asa melambaikan tangan.
“Hai, kak”, jawab mereka bersama.
“Mau kemana?”
“Mau ngantin, kak”, Reno menjawab, Asa membulatkan mulutnya.
“Kakak mau kemana?”, Ail bertanya, melihat Asa yang tak juga bertanya lebih lanjut.
“Tadinya sih mau gantian, tapi lihat kalian, jadinya kesini”, Jawab Asa seadanya.
“kalo gitu kita duluan dulu kak”, Alex berjalan melewati Asa.
”Ail, bisa kita bicara sebentar?”.
Ail yang ingin berjalan, menghadapkan pandangannya pada sahabatnya, meminta pendapat. Kejadian di taman sekolah memang membuat mereka setidaknya lebih baik, Asa tidak lagi mengejar tapi perhatian kecil masih di tunjukan pada Ail. Melihat tak ada tanggapan, Ifa mengambil ahli dengan menganggukan kepalanya.
“Iya, bisa kok bisa. Ntar nyusul, kita di meja biasa”, Ifa menepuk pelan bahu Ail, dan menggeret Reno dan Alex untuk menjauh.
“Lo kok izinin sih”, Reno mendumel.
“Ya kali gue ngga izinin. Lo berdua juga tau kali kalo Ail masih ada rasa sama kak Asa”
“Ya tetep aja Ifaaaa”, Alex gemash,”klo Reli and the genk tau, bisa-bisa dilabrak lagi tuh Ail”.
“Kan ada lo berdua”, Ifa menatap Alex dan Reno santai, sedangkan yang ditatap malah murka.
Ifa memilih memesan makanan untuk mereka.
***
“Ada apa kak?”, Ail membuka suara, ketika Asa mengajaknya duduk disalah satu kursi yang ada koridor.
“Waktu weekend kemarin lo kemana?”, Asa to the point.
Ail berpikir sejenak,”Aku ngga kemana-mana”
“Yakin ngga kemana-mana? ke Mall, may be?”, Asa bertanya lagi.
“Ngga kemana-mana beneran, malah Ifa, Reno dan Alex main ke rumah aku”, Ail menjelaskan.
Terlihat Asa terpaku didepannya, Ail menatapnya heran,”Emang ada apa, kak?”
“Gue lihat lo ke Mall hari itu, gue beneran lihat lo”, Asa mengucapkan dengan serius.
“Tapi aku ngga lagi pergi”, Ail tak kalah serius.
“Jelas sekali dia persis banget kayak lo”, Asa menatap tepat di manik mata Ail, mencari kebohongan disana tapi dia tidak menemukannya. Satu perbedaan yang didapat Asa, tatapan mereka berbeda.
***
Ail berjalan ke kantin dengan tatapan kosong, sudah dua orang yang mengatakan bahwa mereka melihatnya di suatu tempat tapi tidak mengenal mereka. Ada apa sebenarnya?. Alex menyadari kehadiran Ail dan melambai padanya.
“Kak Asa bicarain apa?”, semprot Ifa yang memang sudah penasaran dengan apa yang di obrolkan mereka.
“Kak Asa lihat gue di Mall”, ujar Ail to the point.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Twin Story
Teen FictionHidup tak bisa ku tebak. Ternyata yang selama ini ku anggap tak ada. Berakhir bersama ku -- Aileen, Azkia. Kenapa kenyataanya begitu menyakitkan untuk ku - Bunda, Mama. Maaf, Bun - Ayah, Alvaro. Maaf, Ma - Papa. Cr pict : ig @_womencity