~ Happy Reading, All ~
Wilona baru saja sampai ke tempat biasa ia belajar di luar rumah. Hari Sabtu ini, ia dan kelima manusia-manusia itu sepakat mau belajar bareng mengingat setelah ini ujian tengah semester akan dilaksanakan. Setelah membayar uang ke ojek online, ia lalu masuk ke dalam study cafe biasanya. Dari pesan yang ia dapatkan, di sana sudah ada Wildan dan Jane.
" Baru dateng kalian? " tanya Wilona sambil ia duduk di sebelah Jane.
" Ada kali sepuluh menit yang lalu, " jawab Wildan.
" Hai kawanku. " Jevan baru saja datang dan tentu saja ia bersama dengan Jihan di belakangnya.
Menunggu sekitar sepuluh menit, Haris datang. Tapi cowok itu tidak datang sendiri. Melainkan ia membawa serta Raine.
Lima orang yang ada di sana sama-sama saling liat-liatan pas Raine gabung. Apalagi yang beda kelas kayak Wildan sama Jihan. Tapi mereka semua tetap menerima Raine untuk gabung.
" Pantes Wilona dateng sendiri, oh ternyata..., " sindir Jevan yang lalu lengannya disenggol sama Jihan. " Hai Raine... Sorry kalo misal entar kita agak gimana. "
Raine cuman membalasnya dengan senyuman canggung. Ia duduk tepat di sebelah Haris karena hanya disitulah tempat yang tersisa.
Posisinya Jane, Wildan, Wilona. Terus seberangnya Jihan, Jevan, Haris, sama Raine.
Selama mereka belajar, Wilona beberapa kali melihat ke arah Haris dan Raine. Memang sih tidak menunjukkan hal yang gimana-gimana, tapi tetap saja ia sedikit gak sreg. Gampangnya Wilona cemburu lah.
Pas banget mereka Wilona lagi bantuin Jihan, ponselnya berbunyi. Ada nama Juan di sana. Wilona meminta izin untuk mengangkat telpon itu dahulu.
" Iya Juan, apa? " tanya Wilona dari sambungan telpon.
" Wiwil!!! Temen gue ke ngerjain tugas dong... Besok banget nih dikumpulinnya, " jawab Juan.
" Yah gue lagi kerja kelompong sekarang. Atau lo ke tempat gue? Habis ini gue sharelock, " balas Wilona.
" Okey, buruan! Entar gue otw, " jawab Juan terdengar antusias .
" Gue tutup ya... " Wilona lalu menutup sambungan telponnya. Setelah itu ia kembali ke mejanya dan melanjutkan pekerjaannya yang sempat terpotong tadi.
Sekarang gantian Haris yang beberapa kali ngeliatin WIlona. Sampe-sampe Raine nyadar terus cewek itu nyenggol pelan pinggang Haris.
" Ngapa lo liat-liat? Suka sama dia? " tanya Raine dengan nada cukup pelan.
Haris melihat ke Wilona lagi. Ia pun mengangguk.
" Kalo suka, bilang. Jan cuman diliatin. Diambil orang entar nangis, " balas Raine.
Haris cuman ketawa mendengar penuturan Raine. Setelah itu ia kembali fokus ke pekerjaannya.
Mereka semua kembali fokus mengerjakan latihan soal yang diberikan. Berdiskusi satu sama lain. Tapi bukan yang tipe serius banget. Ya adalah beberapa kali bercanda biar gak serius-serius amat.
Sampai Wilona mendapatkan pesan dari Juan kalau dirinya sudah sampai. Setelah disuruh Wilona masuk, Juan masuk ke dalam.
" Juan!!! "
Serempak Haris, Jevan, Jihan, Jane, Wildan, dan Raine menoleh ke arah Wilona memanggil Juan. Saat itu terlihat perubahan wajah Haris yang kurang enak.
" Walah nambah satu lagi, " celetuk Jevan.
" Ih gue cuman ngerjain tugas, gak ganggu kalian. Sok silahkan dilanjut! Biar saya duduk di sini, " ucap Juan sembari duduk di salah satu kursi tak jauh dari meja mereka bertujuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Bukan Teman Biasa
Подростковая литература[SELESAI] Mereka itu temenan. Temen jalan, temen nongkrong, temen ngambis, temen ngegabut. Tapi yakin cuman temen? Kalo salah satunya ada rasa lebih dari temen gimana? start: 11/07/2021 end: 16/01/2022