~ Happy Reading ~
" Mama gak tau alasan kamu itu ngebet banget buat tetep stay di Jakarta, karena Mama yakin UI bukan prioritas kamu. Baik-baik di sana! Jangan nakal-nakal, udah, ya, Mama tutup dulu telponnya. "
Panggilan dari Evve terputus, Wilona segera meletakkan ponselnya dan menyusul Jina yang sibuk di dapur. Hari ini hari kedua setelah ia balik ke Jakarta. Ia bersama kakaknya tetap tinggal di rumah mereka dulu. Mereka berdua berniat membuat brownies untuk mengisi toples atau mungkin Wilona bagikan ke teman-temannya.
" Mama? Ngomongin apa? " tanya Jina sambil ia mengaduk bahan.
" Ya gitu, masih gak terima gue balik ke Jakarta, " jawab Wilona mengambil bahan yang lain guna dicampur ke adonan yang Jina buat. " Ini langsung, kan? "
Jina mengangguk.
" Eh lo setahun ini tinggal di rumah segede ini sendiri, berani? " tanya Wilona.
" Rumah sendiri ngapa takut? Toh temen-temen gue juga ada yang sempet tinggal di sini juga, " jawab Jina. " Itu temen lo cewek dua orang juga sering main. Sapa itu namanya, Jihan sama Jane, ya? "
" Haris? "
Jina menggeleng. " Boro-boro main, ngechat gue aja kagak. Tau tuh anak aneh banget. Btw, temen lo yang itu gak seuniv, dah tau? "
Wilona menggeleng. " Ya udah lah ga seuniv ya gak papa. "
" Jangan sedih, ih. Gak ada status kok digalauin, " gurau Jina.
Adiknya itu lalu menyoret pipi Jina dengan tepung yang tersisa. Tentunya Jina gak terima, perempuan itu membalas perbuatan adiknya itu.
Setelah bergelut, adonan siap untuk dipanggang. Selagi menunggu browniesnya jadi, mereka membereskan dapur dulu. Setelah beres, mereka pergi ke ruang tengah sambil masang timer biar nanti gak kelewat waktunya.
" Lo inget temennya si Nathan yang cowok kagak? " tanya Jina sambil ia meluruskan kakinya. " Kak Sadam. "
" Iya kenapa? " balas Wilona.
" Jadi artis tuh sekarang. Baru aja rilis lagu, " ucap Jina. Cewek itu lalu memutar lagu yang ia maksud tadi.
Mereka mendengarkan lagu yang dirilis oleh kakak kelas Jina. Wilona cuman sekedar tau walau gak akrab banget. Ya karena pernah ketemu pas keluar sama Nathan dulu, terus beberapa kali diajak Nathan ke rumahnya.
Usai brownies matang, mereka membiarkannya dulu hingga tidak terlalu panas. Setelah itu mereka menyimpan ke wadah agar bisa dimakan kapan saja. Seingat Jina, harusnya sih bisa tahan seminggu.
" Temen-temen lo udah dikasih tau kalo udah di Jakarta? tanya Jina sambil memakan brownies yanh tadi dibikin.
" Udah. Katanya mau mampir besok, sekalian nyari perlengkapan ospek, " jawab Wilona sambil ia mengutak-atik ponselnya. " Lo inget temen gue yang namanya Jevan, kagak? "
Jina mengangguk. " Yang kata lo pacarnya Haris itu, kan? "
" Iya. Lo tau, tuh anak keterima kedokteran, " ucap Wilona.
" Demi? Anjir kaget banget gue. Model-model yang gak bisa serius padahal tuh anak, " balas Jina.
" Makannya. Eh, nanya dong, " ucap Wilona sambil ia memposting sesuatu. " Kak Mahes sering ke sini? "
Jina mengangguk. " Kalo pas nugas sering ke sini. Tenang, gue gak ngapa-ngapain! Gak kayak lo dulu. "
" Diingetin lagi! "
Jina ketawa melihat wajah kesal adik perempuannya itu.
Baru saja melihat ponselnya, terlihat Haris mengiriminya direct message.
![](https://img.wattpad.com/cover/267806010-288-k491971.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Bukan Teman Biasa
Teen Fiction[SELESAI] Mereka itu temenan. Temen jalan, temen nongkrong, temen ngambis, temen ngegabut. Tapi yakin cuman temen? Kalo salah satunya ada rasa lebih dari temen gimana? start: 11/07/2021 end: 16/01/2022