Ketukan heels dari kaki jenjang seorang wanita memenuhi koridor lantai teratas disebuah gedung perkantoran ternama di korea. Wanita itu berjalan seraya menggangkat dagunya dengan angkuh ditemani oleh beberapa asisten dibelakangnya.
"Aku ingin bertemu dengan Tuan Kim." Dengan tampang malas-malasan sesosok pria yang menjabat sebagai sekretaris di perusahaan itu membuka pintu besar bertuliskan Presdir seraya berucap...
"Kali ini aku membiarkan mu karena aku sedang malas berdebat, tapi tidak untuk yang berikutnya." Perkataan itu dihadiahi lirikan sebal oleh wanita tersebut, namun segera ia enyahkan untuk kemudian kembali melangkah memasuki ruangan.
Lengkungan sebal yang awalnya terhias di bibir berpoles lipstik merah itu seketika terganti menjadi senyuman ketika mendapati presisi pria dalam balutan Brioni Vanguish II tengah duduk dibalik meja kebesaran nya. Mata setajam elang yang awalnya tengah sibuk memeriksa berkas diatas meja teralihkan ketika menyadari sosok lain yang masuk kedalam ruangan.
"Irene-ssi ada urusan apa kau datang kemari?" Wanita bernama Irene itu tersenyum seraya mendekat kearah belakang meja orang yang mengajukan nya pertanyaan.
"Oppa berhentilah memanggilku dengan formal. Bukankah kita sudah mengenal cukup lama? Bahkan kita akan segera bertunangan." Irene mencebik sambil menggoyang lengan atas Taehyung menandakan dirinya tengah kesal dengan sikap si pria yang malah hanya tersenyum simpul kearahnya.
"Siapa yang memberitahumu hal seperti itu?"
"Appa menyuruhmu untuk menikah dengan ku Oppa, tidak kah kau ingat?"
"Lalu apakah kau lupa kalau aku sudah menolak tawaran ayah mu? Apa beliau tidak mengatakkan nya?" Jawaban dari mulut Taehyung berhasil memicu emosi Irene, wanita itu melepaskan genggaman tangan nya kemudian bersedekap dada menatap menuntut kearah Taehyung.
"Apa alasan mu menolak ku Oppa? Apa yang kurang dariku? Tidak kah aku sempurna untukmu? dan lagi perusahaan mu dan perusahaan keluargaku dapat bekerja sama sehingga bisa mendatangkan keuntungan yang besar. Aku dapat membantu jalan mu menjadi lebih baik dimasa depan." Irene menatap tajam kearah Taehyung menunggu respon. Wanita itu sudah hampir akan menyeringai senang karena merasa Taehyung akan membenarkan perkataannya dan menyetujui pernikahan mereka.
Taehyung bangkit dari duduk nya untuk kemudian melangkah mendengkati wanita congkak di depan nya. Aura yang ia keluarkan berhasil melunturkan senyum remeh Irene.
"Kau mau tahu apa alasan aku menolak mu?" Irene hanya mampu terdiam menatap mata elang yang menatapnya nyalang sambil mendekat perlahan kearahnya.
"Aku sudah menikah."
Mata Irene membulat mendengar nya, wajah berpoles makeup itu menatap tak percaya ke arah Taehyung yang kini berdiri tegap sambil mengangkat tangan kanan, menunjukkan jari manis yang terlingkar emas putih.
***
Rokok yang tersemat diantara dua jari pucat itu terlepas begitu saja ketika gebrakan kasar dari pintu ruang atasan nya terdengar. Membuat umpatan hampir saja keluar dengan lancar dari bibir tipis seorang Min Yoongi kalau saja ia tak segera mendapati sosok wanita yang amat-sangat-tidak ia sukai keluar sambil menghentak-hentakkan sepatu Christian Louboutin kelantai dengan keras. Berjalan dengan kekesalan yang luar biasa sambil diikuti oleh asisten-asisten nya yang tadi menunggu di balik ruangan.
Dengan ogah-ogahan bercampur rasa penasaran ia memasuki ruangan Taehyung. Mendapati pria yang telah ia kenal selama lebih dari 15 tahun itu tengah berdiri memandang kaca besar yang menampilkan suasana kota.
"Jadi kali ini apa lagi?" Yoongi bertanya sambil berjalan menuju kulkas mini yang berada di sudut ruangan kemudian mengambil satu kaleng bir. Disaat berdua begini tidak ada embel-embel atasan-bawahan diantara mereka.
"Hyung aku merindukannya." Gumanan itu berhasil menghentikkan gerakan Yoongi yang ingin membuka pengait kaleng. Menatap sendu kearah sosok yang sudah ia anggap sebagai adiknya tersebut. Tentu Yoongi tahu dan paham untuk siapa ucapan rindu itu tertuju.
"Kita semua merindukannya Tae, selalu..."
***
Tapak kaki berbalut brown leather slingback itu melangkah menapaki lantai oak seraya menenteng sepasang flute glass dan sekotak susu pisang. Square smile nya terbentuk ketika mendapati presisi sosok yang dicinta terduduk diam di balkon kamar mereka. Lembayung senja menghantarkan sinar keemasan menerpa paras sang terkasih, membuat seorang Kim Taehyung kembali jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya.
"Selamat datang." Sapaan itu meluncur mulus memenuhi rungu Taehyung. Menciptakan getaran tersendiri yang selalu sukses membuat jantungnya berpacu secara anomali, menghangatkan sekaligus menyesakkan.
"Aku bawa susu pisang kesukaan mu Love." Kedua tangannya terangkat menunjukkan bawaan yang tadi ia sebutkan, menimbulkan kekehan gemas dari sosok bambi yang menatap berbinar kearahnya.
TBC
Halo semua selamat datang di FanFiction VKOOK pertama ku 🤗. Senang sekali akhirnya bisa mendebutkan cerita ini ke wattpad.
Semoga cerita ini dapat memuaskan hati pembaca sekalian dan aku juga mengharapkan kritik dan saran dari kalian untuk perbaikan kedepannya 🙏 (tolong jangan kritik terlalu pedas, hati ku seletoy agar-agar swallow 😅).
Cerita ini sedikit berat dan ringan (huh?) yah intinya aku memasukkan beberapa detil di dalam nya dan aku berharap ada pembaca yang menyadari dan berkomentar tentang itu, itu akan membuat ku sangat bahagia dan bersemangat 🤩.
Jika kalian suka tolong klik lambang bintang nya 🥰, sampai jumpa di chapter selanjut nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal
FanfictionKim Taehyung adalah seorang CEO di sebuah perusahaan terkenal di Seoul. Pria itu di juluki sebagai "The Hottest Rich Man of The Century" sehingga digandrungi oleh banyak wanita. Namun setiap kali disinggung tentang hubungan asmara, Taehyung selalu m...