Taehyung menatap sesosok pria ber jas putih yang kini tengah memangku seorang anak perempuan. Laki-laki paruh baya itu menggerak-gerakkan boneka di tangan nya ke arah hidung si anak kemudian mereka tertawa bersama. Saking asik nya mereka bercanda si anak sampai tak merasa jika seorang perawat tengah menyuntikkan sesuatu ke dalam abocath di punggung tangan nya. Setelah menurunkan roller clamp dan mengatur ritme tetesan infus, perawat itu memberi tahu sang dokter dan langsung menurunkan si anak dari pangkuan.
"Sekarang waktunya Gyuri untuk tidur siang." Setelah mengusap pucuk kepala gadis kecil itu dan pamit kepada orang tua nya. Pria itu berjalan menuju pintu dan mendapati Taehyung yang mengangkat dua cup kopi di tangan ketika tatapan mereka bertemu.
***
Kim Suk Kyu memandang ekspresso di tangan nya untuk kemudian ia sesap. Wajah tua nya memandang sang anak yang hanya menatap lurus ke arah taman rumah sakit.
"Kau sudah makan siang?" Taehyung mengangguk sebagai respon.
"Appa juga sudah?" Suk kyu mengangguk, melakukan hal yang sama sebagai jawaban.
Kemudian keadaan kembali hening. Suk Kyu mengerti dengan kecanggungan ini, ia tak tau seperti apa harus menampakkan sikap dihadapan putranya, rasa berdosa di hatinya terlampau besar untuk ia bersikap biasa.
"Aku tahu apa yang kau pikirkan, tapi berhenti menyalahkan diri mu." Taehyung berbicara saat menyadari raut muram sang Ayah.
"Aku tidak pernah bisa untuk tak merasa bersalah, aku selalu gagal menyelamatkan orang-orang yang kau cintai."
Taehyung menghadap menatap wajah Ayah nya, dulu ia sangat membeci pria ini. Lelaki ini membiarkan Ibu nya meregang nyawa di meja operasi. Ayah nya dikenal sebagai dokter yang hebat dan telah menyelamatkan banyak nyawa, tapi justru tak bisa menyelamatkan jiwa orang yang mereka sayangi.
Dulu ia amat kecewa, ia dan kakak nya sangat marah hingga pergi meninggalkan pria ini sendirian. Ia lupa jika bukan hanya dirinya dan Namjoon yang mencintai sosok Ibu nya. Ayah nya juga merasakan sakit, namun mereka terlalu larut oleh kesedihan dan memutuskan untuk membenci Ayah mereka sebagai pelampiasan.
"Kau sudah berusaha Appa, Kookie akan memarahi ku jika melihat mu terus menerus bersedih."
Tuan Suk Kyu tersenyum mendengar nama menantu nya disebut, mata tua pria itu memandang Taehyung yang tersenyum teduh kearahnya.
"Apa menantu ku baik-baik saja?"
"Hum dia baik." Taehyung mengangguk kemudian menggapai tangan ayah nya, mengelus nya perlahan.
"Dia pasti semakin cantik."
"Jungkook ku tidak pernah jelek, ia selalu menawan."
Tuan Suk Kyu terkekeh dan menatap jauh ke atas langit, membayangkan wajah manis menantunya yang ia rindukan.
***
Jungkook menatap kosong kedua kakinya yang berbalut selimut, tangan putih nya menyingkirkan serat biru itu kemudian menyentuh kedua tungkai nya, mencoba merasakan rangsangan yang terasa samar. Ketukan pintu yang diikuti oleh suara putaran engsel mengalihkan atensi, mendapati seorang perawat yang sudah membawakan sebuah kursi roda di kedua tangan.
"Saat nya terapi Jungkook-ssi." Jungkook mengangguk dan perawat itu langsung menghampiri untuk membantunya duduk di kursi roda.
Ruangan fisioterapi tampak luas dan sepi, dengan salah satu sisi yang tertutup sempurna oleh kaca. Beberapa treadmil tersusun rapi di ujung ruangan dan terdapat pula lintasan walker di sisi yang lain.
Seorang terapis sudah menunggu di dalam ruangan bersama dengan Kim Suk Kyu, ayah dari pria yang ia cintai sekaligus dokter pribadinya.
"Ini dokter Park Bogum, ia seorang terapis muda yang baru saja lulus dari spesialis sekaligus murid ku." Jungkook mengangguk dan tersenyum menyapa Bogum yang balas melambaikan tangan kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal
FanfictionKim Taehyung adalah seorang CEO di sebuah perusahaan terkenal di Seoul. Pria itu di juluki sebagai "The Hottest Rich Man of The Century" sehingga digandrungi oleh banyak wanita. Namun setiap kali disinggung tentang hubungan asmara, Taehyung selalu m...