Deruman kuda besi meninggalkan pelataran basement gedung perkantoran tempat nya bekerja. Melaju mulus membelah jalanan kota Seoul yang seolah tak ada matinya.
Tangan nya menarik pedal rem ketika melihat lampu lalu lintas berwarna merah, memperhatikan satu persatu orang-orang yang berlalu lalang. Mata tajam itu mengedar hingga menemukan satu buah minimarket di ujung jalan.
Tangan Taehyung bergerak mengambil satu demi satu barang yang ia perlukan untuk memenuhi isi kulkas. Mencoba mengingat-ingat kembali apa-apa saja yang terlupakan sampai sebuah suara menyadarkannya dari lamunan.
"Taehyungie aku ingin bakpao daging."
***
"Ini." Dua buah bakpao daging tersodor di hadapan Jungkook yang masih sibuk membersihkan kaca salah satu kamar di panti. Matanya menatap kaget kehadapan Taehyung yang memamerkan senyum kotak sebagai respon dari keterkejutannya.
"Ayo ambil Kook, kenapa kau hanya diam saja." Berakhir dengan berpindahnya kedua bakpao itu ketangan Jungkook yang langsung refleks memegangnya.
"Hyung apa yang kau lakukan disini? Kepala panti akan marah jika tahu kau..." Ucapan Jungkook terpotong ketika Taehyung memasukkan 1 buah bakpao kedalam mulutnya, membuat si empu terdiam dan terpaksa mengunyah sebelum ia tersedak.
"Kau cerewet sekali Jung, aku menyuruhmu makan tapi kau malah mengacuhkannya dan menanyakan hal yang lain." Taehyung mengabaikan pertanyaan itu dan justru menuntun Jungkook untuk duduk di salah satu kasur di kamar panti dan menyodorkan sekotak susu pisang yang sudah di buka. Jungkook menurut dan kembali memakan makanannya, dia lapar tentu saja, terakhir dia makan adalah 2 hari yang lalu. Ibu panti marah dan menghukumnya karena Jungkook jatuh sakit, padahal itu terjadi karena ia harus bekerja secara terus menerus hingga kekurangan istirahat.
Wanita bercat kuku merah yang dianggap oleh masyarakat dan para donator sebagai malaikat anak-anak terlantar itu tak lebih dari sekedar diktator. Dengan teganya ia memanfaatkan setiap anak yang ia tampung untuk melakukan berbagai macam pekerjaan baik berupa pekerjaan rumah seperti memasak dan menyapu hingga pekerjaan kasar di luaran sana, contohnya mengamen atau memulung barang bekas. Intinya apa saja yang penting anak-anak itu dapat berguna. Ia tak mentolerir apabila anak-anak tersebut melakukan kesalahan tak peduli berapapun usia mereka.
Wajah dermawan yang dimiliki Hyona tak lebih dari sekedar topeng yang digunakan ketika berhadapan dengan para donator dan lembaga santunan agar ia dapat memperoleh bantuan dana sebesar-besarnya. Anak-anak dipanti ini sudah sangat mengenal tabiat tersebut, namun tidak ada satupun yang mampu membuka mulut karena takut. Tentu saja, mereka hanyalah sekumpulan anak kecil tak berdaya dihadapan orang dewasa. Karena itulah satu-satunya keajaiban yang mereka harapkan adalah diadopsi oleh orang tua baik yang dapat mengeluarkan mereka dari panti asuhan ini.
"Jeon Jungkook!!" Teriakan itu menggema disepanjang lorong panti, menyadarkan kedua anak adam yang sedaritadi masih menikmati makanan mereka. Seketika Jungkook langsung mendorong tubuh Taehyung dan menyuruhnya untuk keluar melalui jendela, namun bukannya menurut Taehyung justru tetap berada disana dan menyembunyikan tubuh Jungkook di belakang tubuhnya.
"Yak dimana kau anak nakal?!!" Pandangan buas Lee Hyona menyusuri kamar berukuran 50 m2 yang biasa di tampung oleh 20 orang anak. Mendapati keberadaan Taehyung yang menyembunyikan Jungkook di balik punggung. Remaja berusia 20 tahun itu menatap nyalang sosok Hyona yang balas mentapnya kesal.
"Apa yang kau lakukan disini berandal cilik? Aku sudah pernah mengusir mu dan menyuruhmu untuk tidak kembali. Kau membawa pengaruh buruk bagi anak asuh ku."
Taehyung tertawa mengejek mendengar penuturan itu. Anak asuh heh, Lee Hyona tidak pernah menganggap anak-anak itu demikian. Bahkan ketika akhirnya mereka akan terlepas dari jeratannya, perempuan itu masih akan mengeruk keuntugan. Salah satu keuntungan yang akan diambil oleh seorang Lee Hyona adalah bayaran dari para orang tua asuh. Setiap pasangan suami istri yang menginginkan seorang anak dari Rumah Matahari harus membayar sejumlah uang sebagai balas jasa karena telah merawat anak-anak tersebut. Tentunya dalam jumlah yang tidak sedikit karena Hyona tidak akan mau merugi. Wanita licik itu akan meminta kompensasi dalam jumlah yang besar dengan embel-embel jaminan dan bukti bahwa orang tua tersebut mampu untuk menghidupi anak asuhnya. Banyak calon orang tua asuh yang tidak setuju atau bahkan menolak, namun sekali lagi tipu muslihat seorang Lee Hyona kembali berhasil mengelabui mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal
FanfictionKim Taehyung adalah seorang CEO di sebuah perusahaan terkenal di Seoul. Pria itu di juluki sebagai "The Hottest Rich Man of The Century" sehingga digandrungi oleh banyak wanita. Namun setiap kali disinggung tentang hubungan asmara, Taehyung selalu m...