Suasana hening pada auditorium mengundang beberapa gumaman dan bisik-bisik di kursi penonton. Seketika suara-suara itu senyap ketika lampu sorot memancar di tengah panggung, menampilkan pemuda dalam balutan hanfu satin biru tengah berlutut dengan kepala menunduk.
Suara genderang yang berbunyi mengangkat paras putih berhias mutiara di salah satu sisi wajahnya. Melintang dari ujung mata hingga keleher, memancarkan kilauan tiara selayaknya sisik keperakan ketika terterpa lampu sorot. Tubuh itu perlahan bangkit dan ikut serta dalam alunan instrumen yang memenuhi seisi ruangan. Tatapan yang biasa memancarkan kepolosan seketika berubah dan menghipnotis setiap pasang mata untuk ikut terhanyut dalam gerakan yang ia lakukan. Sepasang lengan menggenggam pinggang kecil nya untuk kemudian diangkat dan tubuhnya diajak berputar serupa robin yang tengah mengepakkan sayap.
Simfoni itu menuju ke bagian akhir, menciptakan gerakan penutup yang apik sehingga berhasil menghasilkan seruan tepuk tangan dan decakan kagum, termasuk juga oleh sepasang latte brown yang menatap puja pada sosok bersatin biru yang kini membungkukkan tubuh memberi salam sebelum tirai pertunjukkan dijatuhkan.
***
"Tahyungiiiiiieeeeeee...."
Senyuman kecil mengembang dari ranum seorang pria yang kemudian merentangkan kedua tangan untuk menyambut tubuh lain yang langsung melompat ke dalam pelukan. Membawa sosok itu dalam gendongan koala mengabaikan berpuluh-puluh pasang mata yang menyaksikan.
Paras bermata doe itu menyungingkan senyuman kelinci kemudian mengusakkan ujung hidung nya ke dagu si pemuda.
"Berhenti melompat seperti itu, kau bisa jatuh."
"Tapi Hyung selalu berhasil menangkap ku, jadi aku tidak takut untuk jatuh."
Jawaban itu menghasilkan kekehan geli dari Taehyung, cinta nya memang menggemaskan.
"Berhenti bermesraan di muka umum, kalian benar-benar tidak tahu tempat."
Bola mata selayaknya kelinci itu memicing bermaksud menakuti keberadaan lain yang bersedekap dada.
"Bilang saja Jiminie iri karena Yoongi Hyung tidak bisa kau ajak bermesraan. Dia lebih memilih memeluk boneka kumamon dibanding tubuh kurus mu."
"Yak Jeon Jungkook neo...." Sepasang lengan menelusup diantara bahu, berhasil menghentikkan pergerakan Jimin yang sudah mengambil ancang-ancang untuk menerjang buntalan kelinci yang kini menjulurkan lidah sambil mengeratkan pelukan pada tubuh Taehyung.
"Berhenti bertengkar, ini masih di ruang ganti." Uapan kecil diantara rambut belakang Jimin menandakan kurangnya jam tidur seorang Min Yoongi, seperti nya pemuda bersurai mint itu kembali harus tertidur larut untuk menyelesaikan deadline yang menumpuk.
"Ishh ini semua juga karena Hyung yang terlalu sibuk sampai-sampai buntalan kelinci itu tak puas-puas mengejekku. Aku juga ingin dimanja...!" Jimin menyentak tangan Yoongi yang masih melingkar di bahunya kemudian berjalan pergi sambil menghentak-hentakkan kaki. Yoongi hanya dapat menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, kekasihnya merajuk dan ia harus membujuknya.
"Apa perkataan Kookie keterlaluan?" Bisikan kecil itu mengalihkan atensi Taehyung yang tadinya masih memperhatikan drama sahabatnya, menatap kesayangannya yang sepertinya merasa bersalah, Taehyung seolah mampu melihat sepasang telinga kelinci yang melayu di kedua sisi wajah Jungkook. Ia gemas, alhasil Taehyung memajukan wajahnya untuk mencuri satu kecupan kecil di bibir Jungkook yang mencebik lucu.
***
Jari jemari itu membalik lembaran buku pada pangkuan. Obsidian dibalik kacamata menatap tiap bait tulisan yang tersusun rapi pada kertas yang menguning. Sepasang tangan putih menangkup mencuri atensi, membuat nya menengadah untuk menemukan paras cintanya yang tersenyum. Manis sekali, Taehyung selalu sukses jatuh cinta untuk kesekian kali. Hanya dengan menatap mata bambi yang bersinar cerah dengan sembulan gigi kelinci ditengah senyum nya sudah membuat hati Taehyung berbunga-bunga. Rasa cintanya seperti terpupuk setiap waktu. Makin tumbuh dan membesar.
"Sudah malam, waktunya tidur." Taehyung menarik sosok itu dalam pangkuan, menyingkirkan buku yang sedari tadi menjadi atensi, menggantikannya dengan sosok tercinta.
"Aku tidak mau tidur, nanti kau menghilang." Rajukan itu menghasilkan senyum di bilah bibir Jungkook, alasan sama yang selalu diucapkan bertahun-tahun lamanya.
"Aku akan muncul di mimpimu Hyung, aku janji." Mendongakkan wajahnya untuk kemudian mendapati wajah memelas Taehyung.
"Promise?"
"Hum." Gumaman disertai anggukan itu mengembalikan senyum Taehyung yang sempat menghilang. Mengangkat Jungkook ke dalam gendongan dan membawa nya ke kamar utama.
TBC
Aku membuat part ini dengan gembira. Membayangkan Jungkook dalam balutan Hanfu biru cina langsung membuat mata ku berbinar-binar 😍.
Scene tarian terinspirasi oleh video tiktok Han Runbo dan aku langsung di buat jatuh cinta, aku tidak bisa mengedit foto Jungkook yang memakai Hanfu, tapi aku sudah sertakan foto Han Runbo di atas dengan wajah yang ter-crop sehingga kalian bisa ikut membayangkan 😅.
Jangan lupa vote dan comment 🙏 sampai jumpa di chapter selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal
FanfictionKim Taehyung adalah seorang CEO di sebuah perusahaan terkenal di Seoul. Pria itu di juluki sebagai "The Hottest Rich Man of The Century" sehingga digandrungi oleh banyak wanita. Namun setiap kali disinggung tentang hubungan asmara, Taehyung selalu m...