#20 Akhir Pertikaian

50 2 5
                                    

Awan mendung menutupi langit Semarang pada pagi hari. Akhir-akhir ini, hujan memang selalu turun disaat lalu lintas sedang ramai-ramainya. Hal ini menyebabkan kemacetan parah di daerah pusat kota termasuk jalan raya menuju ke sekolah Rizal.

Sofi telah turun dari mobilnya jauh sebelum sampai di gerbang sekolah karena khawatir akan terlambat. Antrian mobil pengantar seperti diam di tempat. Tidak ada pergerakan yang signifikan. Pada saat hujan seperti ini biasanya para pengantar diperbolehkan masuk ke area sekolah untuk menurunkan penumpangnya di lobby sekolah. Tapi beruntung kini sudah tidak ada lagi cantikers yang menggerombol di depan gerbang sekolah untuk menunggu cowok-cowok tampan turun dari mobilnya. Jika mereka masih ada, sudah pasti keadaan akan semakin kacau. Belum lagi teriakan histeris dan hujatan satu sama lain jika ada yang berhasil mendapatkan foto lebih dekat daripada yang lain.

3 bulan semenjak insiden yang terjadi pada Rizal, pihak sekolah memang melarang adanya aktivitas cantikers ini. Termasuk pemilihan yang mereka lakukan untuk menetapkan cowok paling populer di sekolah. Oleh karenanya kini kegiatan mengambil foto atau video yang dilakukan para siswi sekolah ini sudah tidak lagi terlihat.

Selain itu, pihak sekolah juga menghidupkan kembali organisasi keamanan sekolah yang sempat terhenti. Para siswa yang direkrut memiliki tanggung jawab untuk melaporkan segala tindak penindasan yang terjadi di dalam sekolah. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kasus serupa seperti yang pernah menimpa Rizal.

"Sofi!" Suara seorang siswi menghentikan langkah Sofi. Puput berlari kecil menghampiri Sofi dengan senyum nya yang lebar. "Selamat pagi." Sapa Sofi sembari menggeser payung yang ia bawa agar Puput bisa muat didalamnya. "Pagi juga. Udah ngerjain PR biologi?" Tanya Puput kemudian.

"Udah dong. Mau nyontek ya?" Mereka kemudian melanjutkan perjalanan melewati halaman sekolah yang sedikit becek karena hujan gerimis yang tak kunjung henti. Puput hanya tertawa kecil. "Jadi inget Rizal kalo gini." Lanjut Sofi yang tiba-tiba berubah jadi murung. "Kok tahu-tahu bahas Rizal lagi?"

"Pertama kali Rizal ketemu sama Adam tuh karena dia lupa bawa buku tugas Biologi tau." Wajah Rizal yang jenaka pun terlintas di kepala Sofi. Senyum simpul langsung tersungging di bibirnya. "Eh Adam lagi viral di twitter, tau nggak? Foto nya dia dipake meme gara-gara mirip sama muka member boy band K-pop." Puput berusaha mengganti topik pembicaraan. Ia pun mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya lalu menunjukkan meme yang dia maksud kepada Sofi.

"Iya emang dia ganteng banget. Cowok seganteng dia takluknya cuma sama kebaikan Rizal. Kocak ya?" Komentar Sofi yang sarkas membuat Puput mengurungkan niatnya untuk membahas Adam lebih lanjut. "Sof, udah ah sedihnya. Sekarang kita do'a in aja yang terbaik buat Rizal. Toh orang-orang yang nyakitin dia juga udah dapet hukumannya." Sofi menurunkan payung nya setelah mereka sampai di lobby sekolah.

"Dikeluarin doang nggak bikin masalah jadi selesai Put. Harusnya mereka dipenjara biar kapok. Apalagi Rudi, aku heran, cowok brengsek kayak gitu kok bisa ada di sekolah kita. Kalo sampe aku ketemu dia, bakal aku tendang selangkangannya sampe bengkak." Emosi Sofi selalu tidak terkendali ketika mengingat kejadian yang menimpa Rizal. Awalnya, tidak banyak yang tahu akan alasan sebenarnya Rudi dikeluarkan dari sekolah ini. Namun rumor memang cepat tersebar di sekolah ini. Terutama dari para siswa yang menyaksikan sendiri perlakuan Rudi kepada Rizal di ruang ganti.

"TEEEEEEEEET"

Bel sekolah berbunyi dengan suara yang nyaring seperti biasa. Puput langsung menarik tangan Sofi agar berjalan lebih cepat. Para siswa yang bergerombol di lorong kelas pun segera masuk ke dalam kelas mereka masing-masing. Dari jauh Sofi melihat sosok pacarnya sedang berdiri di depan kelasnya. Nikolas tampaknya sudah lama menunggu kedatangan Sofi.

"Aku duluan ya." Puput melepaskan tangan Sofi lalu masuk ke dalam kelas terlebih dahulu. Sofi mengangguk sambil membenarkan ikatan rambutnya. "Hai sayang. Ini aku bawain buat kamu. Hari ini aku full latihan di pelatihan daerah, jadi nggak bisa istirahat bareng." Nikolas menyodorkan satu kotak makanan berwarna merah jambu, warna kesukaan Sofi.

Rival <<END>>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang