#2 Gara-gara Buku Disiplin

157 6 0
                                    

Rizal bersekolah di salah satu SMA favorit di Semarang. Cowok berbadan tinggi dan cenderung kurus ini masih duduk di kelas satu SMA. Jadi ya bisa dibilang masih cupu karena belum banyak merasakan asam manis nya kehidupan. Rizal belum paham yang namanya fashion atau dandan, tiap hari pakaiannya ya sekedar seragam SMA rapi dengan lapisan jaket. Itu juga kadang pake jaket souvenir dari motor atau bank perkreditan punya Mama nya. Tapi jangan sedih. Selain Rizal masih ada 3 sahabatnya yang tidak kalah memprihatinkannya dari segi penampilan. Setidaknya Rizal tidak sendirian lah di dunia ini.

"Zal, kamu udah ngerjain PR biologi?" Sebuah sapaan hangat mampir ke telinga Rizal ketika cowok ini baru sampai ke bangku kelasnya. Rizal menatap Sofi, seorang cewek berambut panjang sepinggang yang selalu dikucir tinggi-tinggi. "Udah dong. Bentar." Rizal membuka tas nya. Hal yang sangat lumrah terjadi hampir setiap pagi, pinjam meminjam PR yang harus segera dikumpulkan.

Tangan kurus Rizal berhenti menggeledah isi dalam tas nya, kemudian ia menatap Sofi yang merupakan teman sebangkunya dengan wajah panik. "Ada apa gerangan wahai Rizalku yang malang?" Jawab Sofi sembari menatap balik mata Rizal yang berair. "Ketinggalan Sof! Parah, ini mata pelajaran yang pertama kan?" Rizal masih menatap Sofi dengan memelas. Dengan segera Sofi beranjak dari bangkunya dan menghampiri siswa lain untuk mencari sumber contekan. Tinggalah Rizal yang termenung meratapi nasibnya.

Bel sekolah berbunyi dengan nyaring. Semua siswa secara tertib duduk di kursinya masing-masing, termasuk Rizal yang tidak berhenti menggerak-gerakkan kakinya. Sofi menginjak kaki Rizal agar dia menghentikan kegelisahannya. Seorang wanita separuh baya masuk ke dalam kelas dengan laptop di tangannya. Ia menggunakan blazer dan rok selutut bewarna senada. Rambutnya yang panjang digulung dengan rapi ke belakang. Kacamata yang berbentuk cat-eye semakin mempertajam wajahnya yang runcing.

Di usianya yang baru seumur jagung di SMA ini, Rizal sudah dikenal sebagai siswa yang berprestasi. Pada semester awal ia sudah terpilih untuk mengikuti berbagai olimpiade mata pelajaran mewakili sekolahnya. Salah satunya adalah olimpiade biologi yang dimentori langsung oleh Bu Ana, wanita yang saat ini sedang berdiri di depan kelas.

"Good morning class! Hari ini saya akan melanjutkan pembahasan tentang protozoa." Ucapan Bu Ana membuat jantung Rizal hampir copot. Namun ia akhirnya bisa menghela nafas lega karena gurunya tersebut ternyata lupa akan tugas yang ia berikan minggu lalu. "Selamat ya Zal." Sofi menjabat tangan Rizal dengan senyum yang mengembang di pipinya yang kemerahan.

Tiba-tiba seorang siswa yang duduk di deretan bangku paling depan mengangkat tangannya. Rizal tahu betul itu adalah tangan salah satu sahabatnya. Cowok botak berkacamata yang bernama Yanuar. Kutubuku lain di kelas ini. "Sorry miss, kita ada tugas minggu lalu yang harus dibahas hari ini." Selain bersahabat dengan Rizal, Yanuar juga siswa berprestasi di ruangan ini. Ia memenangkan olimpiade sains di waktu yang sama ketika Rizal mengikuti olimpiade biologi. Jadi bisa dipastikan bahwa Yanuar sangatlah kompetitif dibidang mata pelajaran dibandingkan dengan siswa manapun di kelas ini.

"Okey, thank you. Silahkan buka tugas kalian masing-masing, class. Yang belum membuat silahkan keluar dari kelas saya dan melapor ke bagian kedisiplinan sekolah." Ucapan Bu Ana sangat lugas. Rizal tahu, tidak akan ada gunanya jika ia beralasan kalau tugasnya ketinggalan. Pasalnya Bu Ana memang terkenal killer. Ia tidak akan berkompromi dengan keteledoran yang dilakukan oleh siswa siswi nya. Sekecil apapun itu pasti tetap mendapatkan hukuman dari beliau.

Rizal berdiri dari kursinya dengan lemas. "Sudahlah Zal, semua pasti ada hikmahnya. Fighting!" Bisik Sofi dari samping. Rizal hanya tersenyum kecil lalu berjalan keluar kelas dengan langkah gontai. Bu Ana membiarkan salah satu siswa berprestasinya tersebut keluar dari kelasnya. Namun siswa yang lain justru sibuk bergunjing tentang penyebab keluarnya Rizal dari dalam kelas. Termasuk Sofi yang dengan semangat menyebarkan gosip bahwa Rizal terjerumus dalam pergaulan bebas sehingga tidak fokus lagi pada sekolah dan pendidikan.

Rival <<END>>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang