Suasana kantin sekolah Rizal pada saat jam pulang masihlah ramai. Biasanya para siswa mengisi waktu luang mereka di kantin ini sebelum mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Sofi adalah satu dari puluhan siswa yang lebih suka menunggu sambil makan di kantin daripada harus ke perpustakaan atau sekedar duduk-duduk di taman sekolah. Sore ini adalah jadwal rutinnya untuk mengikuti kelas melukis. Ia adalah satu-satunya siswa di kelasnya yang tertarik pada bidang ini. Hal ini karena persaingan prestasi akademik di kelasnya yang sangat tinggi sehingga kegiatan diluar kurikulum pelajaran seperti melukis kurang diminati.
Sofi duduk sendiri di tengah kantin dengan sebuah tas besar berisikan peralatan melukis yang ia letakkan di atas meja. Beberapa siswa lain duduk di sekitarnya dengan berbagai topik pembicaraan yang mampir ke telinga Sofi. Mulut nya tidak berhenti mengunyah beberapa makanan yang ia pesan sekaligus sembari mendengarkan isu-isu terhangat dari orang-orang di sekelilingnya.
Tak jauh di belakang nya, berkumpul lah beberapa siswi yang menamakan diri mereka the cantikers. Geng ini diketuai oleh Tika, siswi tahun terakhir yang merupakan perintis dari polling siswa tertampan di sekolah ini. Selain itu ia juga merupakan pacar dari salah satu anggota geng most-wanted, yaitu Dhika sang ketua pecinta alam. Dari topik yang mereka bicarakan, sepertinya para cantikers banyak yang protes akan turunnya posisi Adam menjadi peringkat 4 hanya karena dia memutuskan keluar dari geng most-wanted.
Namun Tika dengan lantang membahas faktor lain yang menyebabkan Adam tergeser oleh Adit. "Kalian nggak tahu kalo Adam itu nggak normal? Sejak kapan kita memenangkan cowok yang nggak suka cewek dalam pemilihan ini?" Ujarnya dengan suara yang sengaja dikeraskan. Sofi mulai memperlambat gerakannya, ia ingin mendengar lebih banyak mengenai gosip yang tidak lama akan berkembang ke seluruh penjuru sekolah ini.
"Hah? Darimana kamu tahu? Bukan karena dia dingin sama kita-kita terus berarti dia nggak suka sama cewek ya!" Sanggah salah seorang cantikers yang sepertinya sangat mengidolakan ketampanan Adam. "Kalian tahu Rizal kan? Orang yang nyebarin rahasianya Adam? Dia itu sengaja ngerusak reputasinya Adam supaya kita semua pada ilfil sama Adam." Lanjut Tika kini dengan intonasi yang menggebu-gebu. "Terus apa hubungannya sama orientasi seksual Adam?" Tanya siswi lain yang duduk di meja seberang Sofi. Tampaknya perbincangan ini sudah menjadi konsumsi seluruh orang di dalam kantin ini.
"Hei mbak, Rizal itu suka sama Adam. Kelihatan jelas kan tadi pagi mereka mesra banget berangkat sekolah bareng. Jadi Rizal saking cemburunya nih ya, sampe dia nggak mau cantikers ngerebut perhatian Adam. Caranya ya dengan bikin kita percaya sama cerita masa lalu Adam." Senyuman Tika terkesan penuh kemenangan. Sofi yang mulai geram akhirnya ikut berbicara, "Kakak Tika, itu kan berarti Rizal yang suka sama Adam. Kenapa Adam yang dituduh homo?"
Tatapan Tika serta merta menuju ke arah Sofi, siswi yang ia kenal sebagai pacar dari Nikolas, sang bintang basket sekolah. "Ya jelas, Adam keluar dari geng most-wanted kan karena menerima cinta Rizal. Mana tega dia ngelihat pujaan hatinya itu di bully. Ya nggak?" Sepertinya intervensi Sofi membuat Tika risih. "Kalo gitu kesimpulannya, Nikolas juga suka sama Rizal dong. Buktinya dia juga keluar dari geng most-wanted, kan?" Informasi tersebut terbilang sangat baru sehingga membuat seluruh siswa di kantin terkejut. "Lho, nggak ada yang tahu? Bukan cuma Adam yang keluar, tapi Nikolas juga. Alasannya ya karena perlakuan geng most-wanted ke Rizal udah diluar batas wajar." Lanjut Sofi yang sesaat lupa dengan makanan lezat di mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rival <<END>>
Fiksi RemajaRival bercerita tentang seorang siswa teladan bernama Rizal yang harus terlibat konflik dengan seorang siswa baru bernama Adam. Konflik tersebut disebabkan oleh campur tangan sekelompok siswa populer dalam pertemanan mereka. Apakah Adam yang terkena...